Leony Angela – 2301873730

marketing research

 

Marketing research atau riset pemasaran adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis data/informasi tentang pemasaran yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefiniskan peluang dan masalah-masalah dalam pasar agar aktivitas pemasaran lebih efektif.

Peran penting marketing research untuk penjualan adalah untuk menyediakan bagi pihak manajemen dengan berbagai informasi yang benar-benar relevan, akurat, handal, valid, dan paling uptodate.

Tujuan Marketing Research

Ada beberapa tujuan utama dari marketing research yang akan memberikan arah dan panduan bagi bisnis Anda. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Mengidentifikasi Peluang Pasar

Salah satu tujuan utama marketing research adalah untuk mengidentifikasi peluang yang ada di pasar. Dengan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menemukan celah yang belum terpenuhi atau produk yang bisa dikembangkan. Misalnya, ketika sebuah perusahaan menemukan segmen pasar yang belum dilayani dengan baik, mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan produk atau layanan baru yang memenuhi kebutuhan tersebut.

2. Mengurangi Risiko

Keputusan bisnis selalu melibatkan risiko, tetapi marketing research dapat membantu menguranginya. Dengan mengumpulkan informasi yang relevan dan akurat, perusahaan dapat membuat keputusan berdasarkan data, bukan asumsi. Misalnya, sebelum meluncurkan produk baru, perusahaan dapat melakukan riset pasar untuk mengukur potensi permintaan, menilai persaingan, dan memahami preferensi konsumen.

3. Memahami Perilaku Konsumen

Setiap konsumen memiliki pola pikir dan perilaku yang berbeda. Melalui marketing research, perusahaan dapat memahami bagaimana konsumen berpikir, apa yang memotivasi mereka untuk membeli produk tertentu, dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Informasi ini sangat penting untuk menciptakan kampanye pemasaran yang lebih personal dan efektif.

4. Menilai Efektivitas Strategi Pemasaran

Marketing research juga digunakan untuk menilai seberapa efektif strategi pemasaran yang telah diterapkan. Dengan mengevaluasi hasil dari kampanye pemasaran, perusahaan dapat menentukan apakah strategi tersebut berhasil mencapai tujuan yang diinginkan atau perlu disesuaikan. Misalnya, riset konsumen setelah kampanye iklan dapat memberikan wawasan tentang apakah pesan yang disampaikan sudah sesuai dengan audiens atau tidak.

5. Memantau Persaingan

Dalam dunia bisnis, memahami apa yang dilakukan oleh pesaing sangat penting. Marketing research dapat membantu perusahaan mengidentifikasi siapa pesaing utama mereka, produk apa yang mereka tawarkan, dan strategi apa yang mereka gunakan. Dengan informasi ini, perusahaan dapat membuat langkah strategis untuk bersaing secara efektif dan bahkan menyalip pesaing.

6. Memprediksi Tren Masa Depan

Melalui analisis data historis dan pengamatan tren pasar, marketing research juga bisa membantu perusahaan memprediksi perubahan dan perkembangan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan memprediksi tren ini, perusahaan dapat lebih siap menghadapi perubahan dan mengambil langkah proaktif untuk tetap relevan di pasar.

Jenis-Jenis Marketing Research

Ada berbagai jenis marketing research yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis yang paling umum:

1. Penelitian Eksploratif (Exploratory Research)

Penelitian eksploratif digunakan ketika perusahaan belum memiliki pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah atau pasar yang ingin mereka jelajahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi masalah utama dan merumuskan hipotesis yang akan diteliti lebih lanjut.

Contoh: Sebuah perusahaan teknologi baru ingin memasuki pasar baru tetapi belum tahu apa saja kebutuhan utama konsumen di pasar tersebut. Melalui riset eksploratif, perusahaan dapat menggali wawasan awal tentang perilaku konsumen dan peluang pasar.

2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik pasar atau perilaku konsumen secara detail. Penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif seperti demografi, preferensi konsumen, dan kebiasaan belanja. Hasilnya membantu perusahaan memahami bagaimana konsumen berperilaku dalam situasi tertentu.

Contoh: Sebuah perusahaan makanan ingin mengetahui profil konsumen mereka, termasuk usia, jenis kelamin, dan preferensi rasa. Penelitian deskriptif dapat memberikan gambaran rinci tentang konsumen target mereka.

3. Penelitian Kausal (Causal Research)

Penelitian kausal digunakan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang berbeda. Penelitian ini biasanya dilakukan melalui eksperimen, di mana satu variabel diubah untuk melihat bagaimana hal itu mempengaruhi variabel lain.

Contoh: Sebuah perusahaan kosmetik mungkin ingin tahu apakah perubahan dalam kemasan produk akan meningkatkan penjualan. Mereka dapat melakukan penelitian kausal dengan mengubah kemasan dan mengamati dampaknya terhadap penjualan.

4. Penelitian Kualitatif (Qualitative Research)

Penelitian kualitatif fokus pada data yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti wawasan tentang motivasi, opini, dan emosi konsumen. Penelitian ini biasanya dilakukan melalui wawancara mendalam, kelompok diskusi, atau observasi langsung.

Contoh: Sebuah perusahaan fashion ingin memahami mengapa konsumen mereka lebih memilih merek tertentu daripada yang lain. Dengan wawancara mendalam, perusahaan dapat menggali alasan emosional dan preferensi gaya yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

5. Penelitian Kuantitatif (Quantitative Research)

Penelitian kuantitatif melibatkan pengumpulan data yang dapat diukur secara numerik, seperti jumlah penjualan, tingkat kepuasan konsumen, atau jumlah pengunjung situs web. Penelitian ini berguna untuk membuat kesimpulan statistik dan menentukan tren yang relevan.

Contoh: Sebuah perusahaan e-commerce ingin mengetahui berapa banyak konsumen yang puas dengan layanan mereka. Dengan menyebarkan survei kepada pelanggan, mereka dapat mengukur tingkat kepuasan dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

6. Penelitian Pasar Primer (Primary Research)

Penelitian pasar primer melibatkan pengumpulan data secara langsung dari sumber pertama, seperti konsumen atau pesaing. Data ini biasanya dikumpulkan melalui survei, wawancara, atau eksperimen.

Contoh: Sebuah startup ingin mengetahui apakah produk baru mereka akan disukai oleh konsumen. Mereka dapat melakukan penelitian pasar primer dengan melakukan survei kepada calon konsumen dan meminta pendapat mereka tentang produk tersebut.

7. Penelitian Pasar Sekunder (Secondary Research)

Penelitian pasar sekunder melibatkan pengumpulan data dari sumber yang sudah ada, seperti laporan industri, artikel penelitian, atau data publik. Penelitian ini biasanya lebih cepat dan murah dibandingkan penelitian primer, tetapi mungkin tidak selalu memberikan informasi spesifik yang dibutuhkan perusahaan.

Contoh: Sebuah perusahaan ingin memahami tren pasar global. Mereka bisa menggunakan laporan dari lembaga riset atau artikel industri yang relevan untuk mendapatkan wawasan.