Hans Gunawan – 2301924050

 

Sistem Informasi Pemasaran (SIP) merupakan suatu terdiri dari orang-orang, peralatan, dan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan dibutuhkan kepada para pembuat keputusan pemasaran. Agar manajer pemasaran dapat menjalankan tanggung jawab analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendaliannya, ia memerlukan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan pemasaran. Peranan SIP adalah untuk memperkirakan kebutuhan informasi manajer, menghasilkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu kepada para manajer pemasaran. Informasi yang dibutuhkan dihasilkan melalui catatan internal perusahaan, aktivitas intelejensi pemasaran, riset pemasaran, dan analisis pendukung keputusan pemasaran

  • Siklus Pesanan Sampai Pembayaran

Inti dari sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan-sampai-pembayaran. Wiraniaga, penyalur, dan pelanggan mengirim pesanan ke perusahaan. Departemen pesanan penjualan mempersiapkan faktur penjualan dan mengirimkan tembusannya ke berbagai departemen. Item barang yang persediaannya habis dipesan kembali. Item-item barang yang dikirim disertai dengan dokumen pengiriman dan rekening yang juga dibuat rangkap dan dikirimkan ke berbagai departemen.

Para pelanggan lebih menyukai perusahaan yang dapat mengirim barangnya tepat waktu. Perusahaan-perusahaan yang cepat tanggap sekarang menerapkan program peningkatan kualitas terpadu (total quality-improvement programs) untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi aliran kerja antar departemen, dan banyak di antaranya yang memperoleh manfaat substansial dalam efisiensi.

  • Sistem Pelaporan Penjualan

Manajer pemasaran membutuhkan laporan terbaru mengenai penjualan berjalan mereka. Perusahaan-perusahaan barang konsumen terkemas (consumer packaged-goods) dapat menerima laopran penjualan eceran setiap dua bulan.

  • Merancang Sistem Laporan yang Berorientasi Pada Pemakai

Sistem informasi pemasaran harus mencerminkan titik temu antara apa yang para manajer anggap mereka perlukan, apa yang benar-benar mereka perlukan, dan apa yang secara ekonomis dapat disediakan. Dalam menciptakan sistem informasi penjualan yang canggih, perusahaan harus menghindari hambatan-hambatan tertentu yaitu:

  • Menghasilkan terlalu banyak informasi yang kurang perlu.

Menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang terlalu cepat. Perlu diingat bahwa ketika mengembangkan suatu sistem, agar memperhatikan sumber data agar ketika di integrasikan, tidak terjadi duplikasi data sehingga informasi yang dihasilkan menjadi informasi yang berguna dan reliabel atau terpercaya.

  • Sistem Intelijen Pemasaran

Sistem intelijen pemasaran adalah serangkaian prosedur dan sumber daya yang digunakan para manajer untuk memperoleh informasi sehari-hari mengenai perkembangan berkaitan dengan lingkungan pemasaran. Manajer pemasaran mengamati lingkungan tersebut dengan 4 cara:

  1. Pengamatan tidak terarah (undirected viewing), yaitu pengungkapan informais secara umum dimana manajer tidak mempunyai maksud khusus sebelumnya.
  2. Pengamatan bersyarat (conditioned viewing), yaitu pengungkapan terarah terhadap bidang atau jenis informasi yang relatif telah diidentifikasi secara jelas, tetapi tidak melibatkan penyelidikan aktif.
  3. Penyelidikan informal (informal search), yaitu suatu usaha yang relatif terbatas dan tidak terstruktur untuk memperoleh informasi spesifik atau informasi untuk maksud spesifik.
  4. Penyelidikan formal (formal search), yaitu suatu usaha disengaja – biasanya mengikuti suatu rencana, prosedur, atau metodologi yang sudah ditetapkan sebelumnya – untuk memperoleh informasi spesifik.

 

  • Sistem Riset Pemasaran

Riset pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan secara sistematis atas data dan temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.

  • Penyedia Riset Pemasaran

Perusahaan riset pemasaran terbagi dalam 3 kelompok:

  1. Perusahaan riset jasa tersindikasi (syndicated-service research firms). Perusahaan ini mengumpulkan informasi konsumen dan perdagangan periodik, kemudian menjualnya kepada klien dengan fee tertentu. Contoh: A.C. Nielsen, Survey Research Group.
  2. Perusahaan riset pemasaran yang dipesan (custom marketing research firms). Perusahaan ini disewa untuk melakukan proyek riset khusus. Mereka berpartisipasi dalam perancangan studi tersebut dan laporannya menjadi milik klien.
  3. Perusahaan riset pemasaran dengan keahlian khusus (specialty-line marketing research firms). Perusahaan ini menyediakan jasa riset dalam bidang tertentu kepada pihak lain.