disadur dari berbagai sumnber oleh Mila A savitri, Head of Interior Design Program @BinusBandung.

 

Kreatif belakangan ini menjadi sebuah kata sakti yang seolah-olah menjadi jargon untuk memberikan sentuhan ajaib yang dapat meningkatkan nilai jual sesuatu. Misalnya bisnis kreatif, desain kreatif, kampus kreatif, kreatif dan inovatif dan sebagainya.

Sebenarnya apa makna dari kreatif itu? Pengertian kreatifitas yang dikutip dari situs kbbi.web.id, kreatif /kre·a·tif/ /kréatif/ memiliki arti sesuatu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan; menciptakan daya cipta atau bersifat (mengandung) daya cipta. Pekerjaan yang menuntuk imajinasi dan kecerdasan. Sedangkan menurut para ahli, kreatif memiliki definisi sebagai berikut. “Kreatif adalah skill untuk menemukan hubungan baru, melihat subjek dari sudut pandang yang berbeda, dan mengkombinasikan beberapa konsep yang sudah mindstream di masyarakat dirubah menjadi suatu konsep yang berbeda” (James R. Evans, 1994). “Kreatif adalah skill untuk menyelesaikan sebuah kasus yang memberi kesempatan kepada setiap personal untuk berkreasi untuk memunculkan ide-ide baru/adaptif yang memiliki fungsi dan kegunaan secara menyeluruh untuk berkembang” (Widyatun,1999).

 

Ciri-ciri manusia kreatif antara lain :

  1. Menyukai tantangan
  2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
  3. Berfikir dari berbagai sudut pandang
  4. Optimis
  5. Fleksibel

 

Kampus sebagai tempat menimba ilmu para mahasiswa, diharapkan menjadi inkubator yang dapat menstimulasi seseorang yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak bisa menjadi bisa. Fungsi dasarnya sebagai fasilitas yang mewadahi proses belajar mengajar diharapkan tidak saja menjadi sekedar tempat untuk mentransfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa. Tetapi fungsinya seharusnya lebih dari itu. Kaitannya dengan kampus kreatif, maka sebuah kampus seharusnya dapat mewadahi proses yang lebih dari sekedar mencari ilmu dan keterampilan, tetapi juga dapat merangsang kreativitas mahasiswa untuk berkreasi, menciptakan inovasi dan mengejar tantangan masa kini dan masa depan untuk generasinya.

Untuk dapat mencapai tujuan menjadi kampus kreatif, sebuah fasiltias pendidikan dapat menyediakan program maupun fasilitas pendukung yang tidak biasa, bahkan out of the box. Selain menyediakan fungsi dasar dengan ruang-ruang kelas dan supporting system, kampus kreatif dapat melakukan pendekatan kreatif juga untuk menciptakan ruang-ruang yang memiliki added value dalam meningkatkan kreativitas penggunanya.

Misalnya :

  1. Adanya ruang-ruang multifungsi yang dapat mensupport aktivitas diskusi, brainstorming, mengerjakan tugas, mencari inspirasi dan sebagainya tetapi bersifat rekreatif dan menstimulasi.
  2. Adanya fasilitas untuk memamerkan karya baik pada saat proses maupun produk akhir mahasiswa seperti galeri, ruang karya, wall of fame, atau exhibition corner yang dapat digunakan bergantian bagi karya terpilih atau kompetisi internal kampus.
  3. Tersedianya lab/ ruang contoh-contoh material atau karya yang dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang memerlukan.

 

  1. Memanfaatkan berbagai elemen di dalam maupun

Lalu apakah kampus yang berkelanjutan (sustainable) itu?

Menurut sebuah penelitian dan publikasi yang mendasari “Sapporo Sustainability Declaration” di tahun 2008 di Hokkaio University, kampus berkelanjutan” berarti “universitas yang berkontribusi untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan melalui pendidikan, penelitian, berkolaborasi dengan masyarakat dan pengembangan kampus. Kampus Berkelanjutan bukanlah sesuatu yang hanya berarti “kampus dengan dampak lingkungan yang rendah.” Ini bertujuan untuk secara praktis dan multilateral mendukung kesejahteraan masyarakat dengan “memperluas pendidikan dan penelitian yang berakar pada tantangan sosial sebagai kebijakan seluruh universitas” dan “menerapkan pengembangan kampus yang selaras dengan daerah sekitarnya.

 

Menurut Chris Adam, Koordinator Sustainable Dawson, “Kampus berkelanjutan adalah kampus yang telah mencapai pengurangan jejak ekologisnya jauh melampaui standar dan telah melakukannya dengan etos kelembagaan yang mengadvokasi keadilan, perdamaian, rasa hormat, dan tindakan untuk melindungi integritas sistem alam dan menunjukkan keinginan terbuka untuk berbagi informasi ini di luar temboknya sendiri, di mana pun dibutuhkan ”. Konsep “kampus berkelanjutan” adalah sebuah aspirasi, sebuah visi yang memelihara praktik kami. Setiap lembaga pendidikan, unik dalam sejarah dan budayanya, dapat menciptakan jalur keberlanjutannya sendiri. Apakah tujuan kampus untuk menjadi wadah berkembangnya agen-agen perubahan atau mahasiswa turut didukung dengan suasana kampus kreatif dan berkelanjutan? Penelitian dan pengembangan tentang hal itu masih terus berlanjut. Apalagi dengan menyongsong Society 5.0 yang diharapkan bisa lebih mengoptimalkan teknologi untuk semakin memanusiakan manusia, kembali pada fitrahnya sebagai makhluk hidup, yang perlu bersosialisasi dan mengopitimalkan posisi dirinya sebagai pembawa manfaat dan pemberdaaan bagi sekitarnya. 9 elemen kampus yang berkelanjutan antara lain adalah : energi, material, makanan, kebijakan, investasi, kesejahteraan, kurikulum, interpretasi serta estetika. Menurut menurut Harayama (2017) bahwa “Society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas Society 4.0, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang makmur yang berpusat pada manusia “(hal. 10). Serpa (2018) mengatakan bahwa Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi hubungan individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua orang melalui masyarakat super pintar” (Serpa & Ferreira, 2018, paragraf 1) Jadi, bagaimana, apakah kampusmu sudah menjadi kampus kreatif dan berkelanjutan?