Games menjadi salah satu perhatian dunia saat ini dengan pertumbuhan-nya yang luar biasa cepat, dari market global yang bernilai ratusan juga US$ pada awal tahun 1970an, menjadi lebih dari 90 Milyar US$ pada tahun 2015 dan masih tumbuh 9% tiap tahunnya. Cepatnya pertumbuhan games secara global ini tidak lepas dari sifat dasar manusia yang ingin bermain atau juga dikenal dengan konsep homo ludens.

Tidak hanya sebagai pembawaan biologis manusia, Jane Mc Gonigal, seorang peneliti games dalam bukunya “Reality is Broken” menyatakan bahwa game dapat menjadikan dunia lebih baik. Dalam contohnya di buku tersebut, Mc Gonigal memberikan contoh bahwa sebuah negara kuno yang bermain games bisa menghadapi paceklik tanam jauh lebih lama dibanding yang tidak.

Perkembangan games secara global tentu saja juga berimbas kepada pertumbuhan pasar di Indonesia. Dari hanya sekitar US$80 pada tahun 2011, menjadi lebih dari US$321 juta pada tahun 2015, dengan pertumbuhan tahunan lebih dari 40% – jauh lebih tinggi dari subsektor manapun. Bahkan secara global, tingkat pertumbuhan Indonesia hanya kalah dibandingkan dengan India.

Kekuatan pertumbuhan games yang luar biasa ini tentu saja didukung oleh perkembangan teknologi yang pesat, mulai dari teknologi perangkat genggam sampai jaringan telekomunikasi dan informasi. Dukungan ini yang tidak lain memastikan bahwa games akan menjadi salah satu sokogoro pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.

Game adalah permainan, game merupakan bagian dari bermain dan bermain juga bagian dari game keduanya saling berhubung. Game adalah kegiatan kompleks yang di dalamnya terdapat peraturan. Sebuah adalah sebuah sistem di mana game terlibat dalam konflik buatan, disini game berinteraksi dengan sistem dan konflik dalam game merupakan rekayasa atau buatan, dalam game terdapat peraturan yang bertujuan untuk membatasi       perilaku game dan menentukan game. Game bertujuan untuk menghibur, biasanya game banyak disukai oleh anak anak hingga orang dewasa.

Game sebenarnya penting untuk perkembangan otak, untuk meningkatkan konsentrasi dan melatih untuk memecahkan masalah dengan tepat dan cepat karena dalam game terdapat berbagai konflik atau masalah yang menuntut peneliti untuk menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Sekarang ini perkembangan game juga tidak kalah dengan teknologi, game pun tidak hanya bisa di mainkan di console saja, tapi juga bisa di mainkan di komputer, ataupun di handphone yang sering kita dengar dengan smartphone atau ponsel pintar.

            Ada 6 komponen yang terbagi di dalam otak, yaitu frontal lobe, parietal lobe, occipital lobe, temporal lobe, cerebellum, dan brain stem. Frontal lobe menyambungkan dan mengintegrasikan semua komponen             perilaku ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu fungsinya yaitu problem    solving, motor planning. Parietal lobe ini yang mengatur sebagian besar kemampuan dan bahasa. Salah satu fungsinya yaitu mengetahui ukuran, bentuk, warna, persepsi visual. Occipital Lobe ini yang menjadi kunci visualisasi manusia. Fungsi utamanya yaitu penglihatan. Temporal lobe iniyang menerima dan memproses verbal lisan. Fungsinya yaitu memori ingatan, pendengaran. Cerebellum ini untuk mengerti hal-hal umum dan    fungsi otak itu sendiri. Fungsinya yaitu keseimbangan, mengatur langkah     jalan. Brain Stem ini yang memainkan peran penting tentang gairah,            perasaan. Fungsinya bernafas, detak jantungm kemampuan untuk tidur. (Brain Injury Alliance, p.1 diakses melalui https://biau.org/about-brain-injuries/cognitive-skills-of-the-brain/)

Perbandingan game online dan offline, keunggulan game offline yaitu dapat dimainkan dimanapun user ingin bermain tanpa harus memikirkan signal atau jaringan yang ada, sedangkan online harus menggunakan paket data dan signal yang dapat membuat user terganggu saat bermain bila ada gangguan. (Tom Hainey, (2011), Computer and Education, p.1 diakses http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131511001308).

            Matching Images : Memorize Guess merupakan sebuah game yang melatih daya ingat, lalu ada game Blendoku yang memainkan tentang warna, menyusun sesuai dengan urutan warna. Berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Regus, survei opini lebih dari 16.000 orang pekerja profesional di seluruh dunia,             ditemukan bahwa lebih dari setengah pekerja di Indonesia (64%) mengatakan        bahwa tingkatan stres mereka bertambah. Sejumlah faktor dalam negeri          seperti, kemacetan lalu lintas dan kenaikan harga menjadi salah satu penyebabnya. Penyebab utama dari stres adalah pekerjaan (73%), manajemen (39%), dan keuangan pribadi (36%). Oleh karena itu game dibuat untuk membantu menurunkan kadar stress untuk para pekerja pria maupun wanita umur produktif 24 sampai 35 tahun (komunitas berani jadi miliarder, (2015).                 Survei membuktikan banyak pekerja di kota-kota besar stress memuncak, diakses melalui https://republikbjm.wordpress.com/2015/04/20/survei-membuktikan-banyak-pekerja-di-kota-kota-besar-stress-memuncak/) (Liputan6, (2012). Usia paling stress wanita, 25-34 tahun, diakses melalui http://health.liputan6.com/read/450423/usia-paling-stres-wanita-25-34-tahun), namun mulai dari usia 3 tahun game merupakan suatu jalan yang baik untuk belajar dan mendapatkan ilmu baru, dapat melatih physical skills, cognitive skills, emotional skills, dalam physical skills sendiri terdapat pelatihan kordinasi antara mata dan tangan, gerakan mata, berpikir menggunakan strategi, dalam cognitive skills terdapat pelatihan mengerti    tentang dunia sekitar mereka, pengenalan bentuk, ingatan, problem solving, dan dalam emotional skills terdapat pelatihan sabar, menentukan      goal. (Michelle Manno, (2013). The Benefits of Puzzles in Early Childhood Development, diakses melalui https://teach.com/blog/the-benefits-of-          puzzles-in-early-childhood-development/).

            Penyebab stress pada manusia diantaranya yaitu ada pekerjaan, uang, hubungan, dan teknologi. Disini teknologi menjadi salah satu faktornya karena ada sebuah studi yang menemukan bahwa pekerja dibingungkan             dengan email atau panggilan telepon yang selalu berdering lebih dari 2 kali dalam 10 menit memiliki respon otak yang sama dengan pengidap ganja.(Sucipto Kuncoro, (2015). Faktor penyebab stress dan cara             mengelolanya, diakses melalui http://www.pasiensehat.com/2015/03/ penyebab-stress-dan-cara-mengelolanya.html?m=0).

            Menurut penelitian, ketika Gadgeteers mengalami hari yang berat di kantor atau kampus lalu bermain video games selama 20 sampai 40 menit. Hal           tersebut dapat menurunkan kadar stress seseorang. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada buku Computers in Human Behavior ini mengatakan bahwa bermain video games tidak hanya selalu menimbulkan efek samping yang berdampak buruk, tapi juga dapat berdampak baik. Sang penulis yaitu Professor Karyn Riddle beserta dua mahasiswanya dari Universitas Wisconsin-Madison membuktikan mereka mengambil sampel dari 82 orang         yang berpartisipasi. Setengah dari partisipan tersebut diberi kesempatan untuk       bermain permainan yang memusingkan. para partisipan diharuskan mengisi sebuah kuisioner. Dari sana terlihat bahwa video games memang    meningkatkan kesenangan seseorang dan menurunkan kadar stress. Namun terdapat perbedaan dari mereka yang bermain game kekerasan atau mungkin yang terlalu memusingkan. Walaupun memang benar mereka yang bermain             permainan genre kekerasan tersebut merasa “senang” namun pada akhirnya mereka akan melihat dunia dengan cara yang berbeda, mereka akan berpikiran terlalu bebas untuk melakukan sesuatu yang pada kenyataannya hal tersebut dibatasi. Pada akhirnya hasil dari test tentang efek video           games ini mengatakan bahwa: Video games dapat mengatur emosional seseorang yang bersifat negatif seperti stress. Namun bila permainan tersebut          terlalu serius pembawaannya, pemain nantinya akan terlalu terbawa jauh ke dalam permainan itu sendiri sehingga menimbulkan suatu masalah.(Zaky Islami, (2015). Bermain game dapat mengurangi stress, diakses melalui http://www.gadgetgaul.com/studi-mengatakan-bermain-game-dapat-mengurangi-stress.html).

            Statistik menggambarkan pangsa pasar yang dimiliki oleh sistem operasi mobile di Indonesia dari 2015 hingga 2018. Pada bulan September 2018, sistem operasi Android mencapai 70,71 persen. Diperkirakan 200 juta orang yang memiliki ponsel di Indonesia pada tahun 2018, dimana sekitar 54 persen menggunakan smartphone. Sistem operasi Android adalah sistem operasi yang paling banyak digunakan di Indonesia pada tahun 2018.

            Pengguna ponsel di Indonesia semakin menggunakan perangkat mereka untuk browsing internet dan diperkirakan 38,4 persen pengguna mengakses internet dari ponsel mereka di 2018. Di antara layanan digital yang paling populer di Indonesia Gmail, Yahoo Mail dan Whatsapp. Ponsel game ini juga populer di negeri ini dan, pada Juni 2018, 48 persen responden di Indonesia menyatakan bahwa mereka bermain game di ponsel mereka setiap hari.

            Untuk jenis atau kategori aplikasi games, menurut Adams (2010,     pp.70-71), game dikategorikan menjadi beberapa genre. Genre merupakan    pengkategorian dari game yang dibagi berdasarkan cara bermain atau tantangan yang diberikan dalam suatu game. Salah satu genre yang diminati   adalah Puzzle Games. Puzzle Games bersifat dapat melatih kemampuan otak          dan mengasah otak. Selain itu, Puzzle Games dapat mengandung tantangan yang bersifat membuat pemain penasaran.

            Contoh game yang termasuk dalam Puzzle Games adalah Tetris, Candy Crush Saga, Brain Wars. Big Fish, sebuah game studio dari Amerika mencatat bahwa game dengan tipe casual arcade dan puzzle merupakan dua genre game mobile yang paling sering dimainkan (ESA, 2014).

 

Gambar 1. Casual dan Puzzle adalah Genre Mobile Game Terpopuler.