Komunikasi Kelompok: Pengertian, Bentuk, Tujuan, dan Efeknya

Ada banyak jenis komunikasi disekitar kita. Salah satunya adalah komunikasi yang terjadi antara 3 orang atau lebih yang disebut dengan komunikasi kelompok. Sebagai makhluk sosial, menghindari komunikasi kelompok tentu saja tidak mudah. Oleh sebab itu mari cari tahu semua hal tentang komunikasi kelompok mulai dari pengertian hingga efek yang ditimbulkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengertian Komunikasi Kelompok

Dalam konteks hubungan sosial, kita akan menemukan jika setiap individu tidak akan terlepas dari sebuah kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Kelompok ini akan menjadi sarana bagi mereka untuk bisa mencapai tujuan seperti bersahabat, bergaul hingga mengembangkan diri. Lantas apa yang dimaksud dengan komunikasi kelompok?

Komunikasi kelompok merupakan proses pengiriman serta penerimaan pesan yang dilakukan antar anggota kelompok. Atau bisa juga disebut sebagai pemindahan informasi dari satu orang kepada orang lainnya dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan atau maksud yang dikehendaki seperti pemecahan masalah, pemeliharaan diri atau sekedar berbagi informasi.

Pendapat lain dikemukakan oleh B. Curtis, James J. Floyd, dan Jerril L. Mereka mengungkapkan jika komunikasi kelompok hanya terjadi ketika ada lebih dari 3 orang yang bertatap muka dengan arahan dari satu pemimpin untuk mencapai suatu sasaran atau target.

Bentuk Komunikasi Kelompok

Disebut komunikasi kelompok karena anggota dari komunikasi ini lebih dari 3 orang dan dalam situasi yang saling melihat atau saling bertatapan atau saling tatap muka. Namun dalam komunikasi kelompok juga masih dibedakan menjadi 2 berdasarkan dari jumlah anggotanya.

  1. Kelompok kecil

Komunikasi ini sering terjadi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari seperti diskusi panel, seminar, perkuliahan, dan sebagainya. Biasanya komunikasi ini dilakukan dengan metode dialogis, memiliki umpan balik secara verbal dan memiliki sesi untuk diskusi tanya jawab.

  1. Kelompok besar

 Jika pada komunikasi kelompok kecil lebih dialogis, maka komunikasi ini lebih linier, afeksi atau satu arah. Komunikasi ini memiliki jumlah komunikan yang besar dan datang dari berbagai latar yang berbeda baik itu dari latar pendidikan, usia, hingga jenis kelamin. Pesan yang disampaikan sifatnya juga mudah menyebar. Contoh dari bentuk komunikasi ini adalah kampanye, kuliah akbar, atau seminar publik.

Klasifikasi Komunikasi Kelompok

Para ahli telah mengklasifikasikan kelompok dalam beberapa bagian yakni:

  1. Primer dan sekunder

Kelompok primer memiliki ikatan emosional yang sangat erat dalam hubungan antar kelompok. Adapun cara berkomunikasinya bisa dilakukan dengan berbagai cara baik verbal atau non verbal bahkan menggunakan lambang. Meski begitu sifat komunikasi ini lebih pribadi. Contohnya adalah keluarga, tetangga dekat atau teman sepermainan.

Kelompok sekunder memiliki hubungan dengan keterikatan emosional yang kurang namun terikat secara personal. Karakteristik dari komunikasi ini seringkali lebih dangkal namun tidak sampai ke ranah privat. Biasanya ditemui dalam organisasi atau perkumpulan tertentu.

  1. Ingroup atau outgroup

Klasifikasi ini berdasarkan dari pendapat William Sumner (1906). Dia membagi menjadi dua kelompok yakni ingroup dan outgroup. Pembeda diantaranya keduanya adalah batasan yang menentukan siapa yang termasuk orang luar dan siapa yang masuk orang dalam. Adapun pembatas ini bisa dari wilayah, suku, pekerjaan, pandangan atau ideologis, bahasa, atau bisa juga kekerabatan.

  1. Keanggotaan dan rujukan

Pendapat ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb (1930) dan diperluas oleh Kelley dan Merton. Kelompok keanggotaan memiliki anggota yang secara administratif dan fisik masuk menjadi anggota suatu kelompok. Sedangkan kelompok rujukan lebih kepada penilaian sebagai alat ukur standar untuk membentuk sikap atau menilai diri.

  1. Deskriptif dan preskriptif

Kelompok deskriptif dibentuk dengan pembentukan alamiah sedangkan preskriptif merupakan pembentukan kelompok berdasarkan dari langkah-langkah atau prosedur yang harus dilewati agar mencapai tujuan tertentu.

Ciri-ciri Komunikasi Kelompok

  1. Adanya hubungan timbal balik antara satu individu dengan individu lain yang masih dalam satu kelompok yang sama.
  2. Memiliki kesadaran jika dirinya adalah bagian dari kelompok tersebut.
  3. Serta memiliki perasaan yang sama berkaitan dengan norma, ideologi, dan tujuan.

Tujuan Komunikasi Kelompok

Ada beberapa tujuan komunikasi kelompok, diantaranya adalah:

  1. Menyalurkan ide, gagasan, pikiran, kritik dan saran
  2. Menjalin hubungan sosial antar individu dalam suatu kelompok
  3. Menjadi sarana untuk terapi diri
  4. Menjadi sarana untuk belajar bersama dalam upaya meningkatkan pengetahuan
  5. Menjadi media penghubung antara satu pihak dengan pihak lain
  6. Membuat keputusan bersama dengan dan atau memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam sebuah kelompok
  7. Merencanakan kegiatan kelompok
  8. Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

 Baca Juga : Prinsip dan Praktik Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja

Efek dari Komunikasi Kelompok

  1. Konformitas

Ini adalah efek perubahan perilaku dan atau kepercayaan seseorang untuk mengikuti norma yang berlaku pada suatu kelompok diakibatkan tekanan kelompok. Jadi ketika ada sejumlah orang dalam kelompok tersebut yang melakukan sesuatu, maka besar kemungkinan jika anggota lain juga akan melakukan hal yang sama.

Misalnya jika Anda merencanakan mengubah suatu kebijakan, aturlah rekan dengan visi yang sama untuk menyebar dalam setiap kelompok kecil dan menggabungkan hal yang sama. Dengan begitu, besar kemungkinan anggota lain juga akan mengikuti mereka.

  1. Fasilitas Sosial

Adanya kelompok memudahkan individu dalam meningkatkan kelancaran pekerjaannya. Bahkan ada pendapat yang menyebutkan jika kehadiran orang lain bisa sebagai pembangkit energi untuk individu yang lain. Oleh sebab itu banyak yang beranggapan jika sebuah kelompok mampu meningkatkan kualitas kerja seseorang.

  1. Polarisasi

Efek ini berupa kecenderungan menuju ke posisi ekstrem. Maksudnya, ini adalah gagasan jika suatu kelompok akan mengambil keputusan yang ekstrim dibandingkan dengan pemikiran awal dari semua anggota kelompoknya. Adanya perubahan ini dipengaruhi keterlibatan anggota lain yang memperkuat sikap dan pendapat seseorang.

Misalnya ketika diawal banyak anggota kelompok yang menentang suatu kebijakan, pada akhirnya mereka akan lebih menentang pada kebijakan tersebut.