Ketahui Jenis Model Bisnis Terbaik untuk Membangun Bisnis Kamu

Jika saat ini kamu sedang berencana untuk memulai suatu usaha, maka sebaiknya memahami model bisnis beserta jenis-jenisnya terlebih dahulu. Sebab, ini merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran sangat penting ketika menjalankan bisnis. Model bisnis ini bisa membantu kamu untuk mengidentifikasi produk, target pasar dan juga biaya yang dibutuhkan.

Tentang Model Bisnis dan Cara Menentukannya Sebelum Memulai Bisnis

Dalam berbisnis terdapat berbagai model bisnis yang harus dipahami oleh para pelaku usaha. Komponen ini difokuskan tentang bagaimana mendapat keuntungan atau profit dari bisnis yang dijalankan tersebut.

Model bisnis juga bisa membantu bisnis kamu agar berbeda dengan bisnis milik kompetitor. Kondisi ini tentu saja akan sangat menguntungkan dari segala sisi, khususnya untuk mendapatkan perhatian yang lebih baik dari calon pelanggan terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.

Supaya kamu bisa menentukan model bisnis yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan, berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

1.      Segmentasi Pelanggan

Segmentasi pelanggan merupakan elemen penting untuk menentukan model bisnis. Sebelum memulai bisnis, tentukan terlebih dahulu untuk siapa bisnis tersebut didirikan dan pelanggan seperti apa yang bisa memberikan keuntungan untuk bisnis kamu tersebut. Dengan mengetahui hal ini, maka baru bisa memilih model bisnis apa yang bisa membantu kamu mengikat kebutuhan pelanggan sekaligus memahami bagaimana cara mereka membeli produk.

2.      Nilai Manfaat Suatu Produk

Agar kamu memiliki alasan mengapa pelanggan harus membeli produk atau jasa yang kamu tawarkan, cari tahu beberapa hal berikut ini.

  • Apa manfaat yang diberikan produk kamu kepada pelanggan?
  • Apa masalah pelanggan yang dapat kamu pecahkan?
  • Produk atau jasa apa yang diberikan pada setiap segmen pelanggan?

3.      Interaksi dan Hubungan Dengan Pelanggan

Poin ini adalah tentang bagaimana cara berinteraksi dengan pelanggan sekaligus bagaimana memenuhi kebutuhan mereka. Cara berinteraksi dengan pelanggan bisa dilakukan secara langsung dengan menyediakan manajer pribadi kepada setiap pelanggan, lewat komunitas, atau melalui pembuatan produk bersama.

4.      Arus Pendapatan

Lakukan riset terlebih dahulu tentang seberapa besar biaya yang harus dibayar pelanggan serta cara apa saja agar produk bisa memberikan keuntungan.

5.      Key Resources

Key resources merupakan aset yang diperlukan untuk pembuatan produk dan peluncurannya di pasar bisa meraup keuntungan. Elemen ini bisa berupa material, finansial, intelektual, dan sumber daya manusia (SDM).

6.      Key Types of Activity

Aktivitas yang masuk dalam key types of activity ini meliputi kegiatan produksi, memanfaatkan teknologi, memecahkan masalah, dan masih banyak lagi.

7.      Key Partners

Key partners adalah pihak yang bisa kamu ajak melakukan kerja sama untuk mengurangi risiko persaingan, menyokong alokasi sumber daya dan meningkatkan kinerja, di mana yang termasuk di dalamnya adalah pemasok bahan, penyalur, atau layanan tambahan.

8.      Biaya Pengeluaran

Cara menentukan model bisnis yang terakhir adalah dengan mengetahui perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan agar bisnis dapat berjalan lancar.

Jenis Model Bisnis yang Bisa Kamu Pilih

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ada banyak jenis model bisnis yang dapat dipilih. Apa saja jenis model bisnis tersebut? Berikut ulasan selengkapnya untuk kamu simak.

1.      Model Bisnis B2C

Model bisnis B2C (Business to Consumer) merupakan model bisnis yang paling umum digunakan di kalangan usaha online. Bisnis model ini akan menawarkan produk atau jasanya yang meliputi kebutuhan sehari-hari atau hiburan kepada pelanggan akhir (end user).

2.      Model Bisnis B2B

Model bisnis B2B (Business to Business) merupakan kegiatan menjual produk ataupun jasa ke badan usaha lain. Oleh sebab itu, konsumen untuk model bisnis ini belum tentu merupakan  pelanggan akhir. Mereka bisa saja menjadi reseller yang kemudian menjual kembali produk atau jasa yang mereka dapatkan. Keunggulan model bisnis ini adalah konsumen sangat loyal dan tingkat penjualannya bisa sangat tinggi jika dibanding model bisnis lain.

3.      Model Bisnis C2C

Model bisnis C2C (Consumer to Consumer) merupakan aktivitas jual beli yang dilakukan oleh antarkonsumen. Jenis model bisnis ini kurang pas jika dijadikan sebagai sumber penghasilan utama, sebab penjual jadi kesulitan dalam mengontrol kualitas produk dagangannya. Selain itu, harga produk atau jasa menjadi sulit untuk dikendalikan hingga bisa berpotensi turun drastis.

4.      Model Bisnis Freemium

Model bisnis freemium merupakan model bisnis di mana pihak perusahaan menawarkan layanan pelengkap yang disertai dengan biaya tambahan kepada pelanggan. Umumnya layanan ini disediakan perusahaan kepada pelanggan secara gratis, tetapi dengan semakin canggihnya teknologi dan berbagai fitur menarik yang ditawarkan, pelanggan harus membayar sejumlah biaya di setiap bulannya agar bisa menikmati layanan freemium ini.

5.      Model Bisnis Subscription

Model bisnis ini berarti pelanggan atau konsumen bisa mendapat produk atau layanan tertentu dari perusahaan kamu dalam kurun waktu tertentu. Metode operasional dari model bisnis ini bisa membantu kamu dalam menentukan arah perusahaan yang tentunya juga harus melalui riset terlebih dahulu.

6.      Model Bisnis Dropshipper

Di era digital yang semakin menguasai segalanya, membuat model bisnis dropship semakin banyak dipilih. Jenis model bisnis ini sangat bergantung pada kemampuan jaringan internet untuk aktivitas online. Kamu hanya perlu mempromosikan barang atau jasa dari produsen yang jika ada barang yang bisa terjual, nantinya akan mendapatkan komisi dengan jumlah yang telah disepakati.

Model bisnis tidak hanya diperlukan bagi seseorang yang hendak memulai usaha saja, bahkan sekelas perusahaan mapan saja juga masih membutuhkan strategi pembuatan model ini. Jika hal ini tidak dilakukan, maka bisnis kamu akan sangat berisiko kehilangan tren dan menjadi tidak siap dalam menghadapi tantangan baru di masa depan.

Baca Juga: Prinsip dan Praktik Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja