7 Elemen Desain Komunikasi Visual

Desain Komunikasi Visual adalah salah satu jurusan dengan peminat terbanyak belakangan. Salah satu tujuan cabang keilmuan ini adalah menyampaikan informasi dan komunikasi yang kreatif dengan memanfaatkan beragam elemen desain komunikasi visual. Tujuannya membuat seseorang terpengaruh sesuai dengan target atau rencana yang ditentukan.

Nah, bagi kamu yang tertarik dengan dunia desain, sebelum beranjak lebih jauh mari berkenalan lebih jauh dengan elemen desain komunikasi visual. Setidaknya ada tujuh elemen yang harus diketahui dan diterapkan dalam sebuah desain, yakni titik, garis, bentuk, warna, tektur, ukuran, dan ruang. Berikut penjelasan lengkapnya.

Baca Juga: Menerapkan Prinsip Gambar Sketsa dan Ilustrasi

Titik (Point)

Titik menjadi salah satu elemen desain komunikasi visual yang paling sederhana dan tidak mempunyai dimensi. Secara umum, titik berbentuk bundar, tanpa sudut, tanpa arah, serta mampat. Selain itu, titik ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan susunan, jumlah, serta kepadatan tertentu.

Titik adalah awal dari semua jenis bentuk. Titik menjadi awal dari garis yang nanti akan berkembang menjadi bangun.

Garis (Line)

Apa yang dimaksud dengan garis? Garis adalah bentuk yang dibuat dari titik yang bergerak memanjang serta memiliki arah. Sifat dari garis adalah satu dimensi, yakni panjang dan terdiri dari dua jenis yakni semu dan nyata. Dilihat dari bentuknya, garis memiliki beberapa bentuk, yakni lengkung, lurus, serta majemuk. Adapun untuk arah garisnya ada tiga yakni vertikal, horizontal, dan diagonal.

Bentuk (Shape)

Shape terbuat dari garis-garis yang disatukan. Shape, atau yang juga disebut bangun, memiliki dua dimensi, yakni panjang dan lebar. Perlu diketahui, semua bentuk bangun awal mulanya berasal dari bangun dasar seperti lingkaran, persegi, dan segitiga. Setelahnya, barulah terbentuk bangun yang lebih komplek seperti hexagonal yang berasal dari bentuk segitiga.

Warna (Color)

Ini adalah elemen desain komunikasi visual yang memiliki peranan sangat penting, utamanya dalam pembuatan visual branding atau logo. Warna berasal dari dua sumber, yakni pigmen (sifatnya subtractive) dan cahaya (sifatnya additive).

Dalam palet warna, kita akan menemukan jika warna dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, primer atau warna utama, sekunder yang berasal dari percampuran dua warna primer, serta tersier yang terbuat dari campuran tiga warna primer.

Dalam dunia desain, warna adalah elemen yang memiliki kemampuan untuk menarik perhatian serta mampu meningkatkan mood dari siapapun yang melihatnya. Tah hanya itu, warna juga mampu menggambarkan citra dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan warna ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

Tekstur (Texture)

Tekstur disebut juga dengan pola atau corak yang terdapat pada permukaan suatu benda yang bisa dilihat dan diraba. Tekstur sendiri secara umum bisa timbul bisa pula tidak. Salah satu contoh dari tekstur bisa dilihat pada permukaan batu dan kain. Kain secara umum memiliki tekstur yang lembut, sedangkan batu ada yang rata dan lembut, tetapi ada pula yang kasar.

Ukuran (Size)

Elemen desain komunikasi visual selanjutnya adalah ukuran. Sebelum melakukan suatu rancangan, pastikan mengetahui ukuran detail dari suatu benda terlebih dulu. Hindari merancang sesuatu jika kamu belum tahu ukuran pasti yang akan diterapkan. Selain itu, sejak awal pertimbangkan apakah kamu akan memposisikannya secara landscape atau portrait.

Perancangan yang asal dan tidak detail akan berdampak signifikan terhadap hasil. Oleh karena itu, jika ada kesalahan meskipun kecil, harus lekas diperbaiki. Karena jika tidak, bisa saja kamu diharuskan untuk merubah atau bahkan membuat ulang seluruh layoutnya.

Selain itu, ukuran juga dimanfaatkan untuk menciptakan kontras dan penekanan dalam sebuah desain.

Ruang (Space)

Perlu diketahui, desain yang terlalu ramai mampu membuat mata cepat lelah ketika melihatnya. Alhasil seseorang akan malas untuk melihat desain tersebut. Karena itulah, dibutuhkan ruang atau space. Adanya ruang putih atau white space berfungsi membuat mata tidak mudah lelah serta memudahkan seseorang untuk membacanya. Selain itu, desain juga bisa nampak lebih elegan.

Ruang yang dimaksudkan di sini bukanlah sekadar ruang kosong atau ruang yang berwarna putih yang ada dalam sebuah desain, tetapi ruang yang dimaksud adalah pemberian jarak antar elemen desain.

Itulah beberapa elemen desain komunikasi visual yang harus dan wajib untuk diketahui. Sebaiknya semua elemen tersebut diaplikasikan dalam desain sehingga desain yang kamu hasilkan bisa diterima dengan baik oleh mata yang melihat. Selain itu sebagai catatan, komposisi semua elemen desain komunikasi visual di atas baiknya juga harus seimbang. Tidak boleh ada satu dan yang lainnya yang kurang atau berlebihan.

Terakhir, perlu digarisbawahi jika suatu desain itu sifatnya relatif. Jadi, jika menurut kita bagus, bukan berarti bagus di mata orang lain. Namun, desain yang bagus adalah desain yang mampu menyampaikan pesan dengan baik secara langsung dan nyaman jika ditilik dari segi visual.

Nah, menarik bukan? Kini kamu sudah mengerti apa saja elemen-elemen desain komunikasi visual. Yuk, buat desainmu sekarang dengan menerapkan elemen-elemen di atas dengan tepat!