Membahas pandangan kritis-rasional berkaitan dengan peristiwa nyata/fakta sosial dan dinamika kebangsaan yang sedang hangat di dalam masyarakat dan ramai diwacanakan di media sosial. Analisis kritis akan diberikan untuk membedah masalah dan memberikan alternatif solusi.
Siapkah Para Calon Kepala Daerah Hadapi Money Politic?
Oleh: Frederikus Fios * Tahun 2024 adalah tahun politik untuk bangsa Indonesia. Kita telah menyelesaikan tahapan Pilpres dan Pileg serentak di Indonesia pada 14 Februari 2024. Hasilnya pun sudah kita ketahui bersama. Prabowo-Gibran berhasil terpilih sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024-2029. Prabowo-Gibran menang 58 persen atas dua paslon lainnya yakni Anis-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Kita patut mengucapkan proficiat untuk Presiden dan Wakil Predisen terpilih Prabowo-Gibran. Sementara dalam pemilihan legislatif, ada partai yang lolos, ada pula yang tidak lolos. Ada figur lama yang terpilih sebagai anggota DPR dan DPD, ada pula banyak pendatang baru yang mengisi kursi DPR dan DPD periode lima tahunan itu. Selamat juga untuk para partai yang lolos dan juga anggota DPR, DPRD dan DPD yang terpilih. Pemilihan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif telah usai. Namun masih ada yang belum selesai. Proses demokrasi di Indonesia masih menyisakan satu tahap pemilihan lagi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah memastikan bahwa pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) akan digelar pada 27 November 2024 nanti. Kita akan memilih gubernur dan wakil gubernur serta bupati-wakil bupati kita. Saat ini sedang terjadi proses lobi, negosiasi dan komunikasi politik yang intensif antara paslon dengan para partai pendukung. Ini diprediksi penuh dengan nuansa politik uang. Bahkan sikut menyikut dan ganjal mengganjal pun ramai sekali. Penuh kejutan. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Sudah menjadi rahasia umum bahwa para paslon ini tentu harus siap dana yang banyak untuk membayar mahar politik atau membeli kursi partai pengusungnya. Angkanya juga tidak sedikit. Besarannya bervariasi tapi yang jelas butuh miliaran rupiah dana yang perlu disetor oleh paslon ke para partai politik untuk dapat memperoleh dukungan. Kalau tidak menyetor uang maka jangan harap Surat Keputusan (SK) pencalonan akan bisa didapatkan dengan mudah. Salah seorang calon wakil kepala dearah yang akan maju dalam kontestasi Pilkada November mendatang mengatakan "Dalam proses ini kita sangat membutuhkan dukungan finansial. Kita perlu siap uang cukup untuk menyetor ke partai. Kalau tidak ada uang, maka kita akan sulit mendapatkan dukungan parpol". Itulah fenomena Pilkada di Indonesia ini. Siapa yang mau maju kepala daerah dan wakil kepala daerah harus siap banyak uang. Jika tidak memiliki banyak uang, maka mustahil bisa mendapatkan dukungan partai politik alias kendaraan politik. Selain politik uang yang sarat dalam fenomena Pilkada, para calon itu pun harus memiliki track record yang baik dan juga mendapatkan dukungan dari masyarakat yang ditandai dengan bukti survei yang menunjukkan trend possitive. Memang tidak mudah untuk maju menjadi kepala daerah di zaman yang dipenuhi dengan money politic saat ini. Kalau praktik politik uang masih banyak digunakan, maka kita sulit mengharapkan pelaksanaan politik yang jujur, etis dan fair. Apalagi banyak masyarakat kita yang nota bene masih miskin mengharapkan uang dari para calon kepala daerah. Siapa yang ber-uang, dia yang akan didukung partai dan dia pula yang akan dipilih rakyat. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sering kali kandidat yang justru memiliki karakter dan kepribadian yang baik namun tidak memiliki uang, justru sulit untuk mendapatkan dukungan partai ataupun dukungan masyarakat. Akhirnya pemimpin yang tercalonkan oleh parpol adalah mereka yang memiliki banyak uang. Sedangkan yang tidak memiliki banyak uang, tidak akan lolos menjadi calon. Bahkan ada pemimpin yang berpengalaman atau bahkan dikenal baik dan bagus, belum tentu bisa dicalonkan oleh partai kalau tidak memiliki banyak uang. Itulah realita politik Pilkada di Indonesia jelang perhelatan Pilkada serentak pada November tahun 2024 ini. Kita berharap masyarakat semakin cerdas untuk memilih pemimpin sesuai dengan hati nuraninya dan bukan karena sesuai dengan isi kantongnya. Kita pun berharap partai politik mengusung kandidat yang baik dan benar bukan karena uang setorannya. Tapi apakah itu mungkin? Tanyakan pada rumput yang bergoyang, dan angin yang berhembus! * Dosen Filsafat dan Character Building Binus University, Jakarta read more
• July 29, 2024
Akankah Asia Juara Piala Dunia Qatar 2022?
Ketika Oxford University merilis sebuah analisis matematika terkait road scheme negara pemenang dalam setiap pertandingan di ajang Piala Dunia Qatar 2022, banyak yang percaya. Namun tidak sedikit pula yang ragu atau skeptis terhadap prediksi model matematik World Cup versi Universitas yang saat ini menduduki rangking 1 dunia itu. Prediksi ini benar di laga pertama antara tuan rumah Qatar melawan Equador yang dimenangi oleh Equador dengan skor 2-0. Lalu di laga lain prediksi Oxford University terbukti benar ketika Belanda menang atas Senegal 2-0. Namun ketika laga tim lain saat Argentina berhadapan dengan Arab Saudi, dan dimenangkan oleh Arab Saudi maka prediksi itu pun runtuh. Hal ini semakin terkonfirmasi saat momentum laga dramatis dan menegangkan antara negara Sakura Jepang versus tim Panser Jerman yang dimenangkan pula oleh Jepang dengan skor tipis 2-1. Ramalan Oxford University sampai di titik ini terbukti tidak valid dan tidak tepat 100 persen. Hal ini membuktikan bahwa guliran bola di lapangan sulit diprediksi secara matematis. Karena logika rasional di atas kertas bisa runtuh dengan fakta realisme empiris di lapangan hijau. Fenomena menarik yang patut diapresiasi yakni kemenangan tidak terduga tim Arab Saudi atas Argentina dan Jepang atas Jerman. Walau masih di pertandingan perdana babak penyisihan, namun kemenangan Arab dan Jepang setidak-tidaknya menunjukkan suatu kebenaran hakiki dan otentik bahwa perkembangan sepak bola di Benua Asia tidak dapat dianggap remeh oleh tim dari Benua Amerika dan Eropa Kontinen. Kemenangan Arab Saudi dan Jepang setidak-tidaknya menunjukkan juga bahwa dalam suatu kesempatan atau momentum khusus, dunia sepak bola itu pun dapat memunculkan suatu situasi anomali. Anomali ini menarik untuk ditelisik lebih lanjut. Negara-negara Benua Eropa dan Benua Amerika setidak-tidaknya selalu mendominasi ajang sepak bola sejagad. Apalagi Argentina dan Jerman yang notabene merupakan negara yang secara historis pernah mencatatkan diri sebagai pemenang piala dunia. Argentina juara piala dunia sebanyak 2 kali, yakni pada edisi World Cup 1978 dan 1986. Skuad La Albiceleste yang kala itu dibesuti oleh pelatih César Luis Menotti mengangkat trofi juara world cup setelah melumpuhkan Belanda 3-1 di final Piala Dunia 1978. Laga dramatis itu berlangsung 25 Juni 1978 di Stadion Monumental, Buenos Aires, Argentina. Diego Armando Maradona dan rekan setimnya membunuh tim Jerman Barat dalam partai final dengan skor akhir 3-2 di Stadion Azteca, Mexico City, 29 Juni 1986. Kita pun tentu ingat gol 'tangan Tuhan' yang diciptakan Diego Maradona saat itu ke gawang tim Inggris masih penuh kontroversi sampai dengan saat sekarang. Argentina difavoritkan untuk menjadi salah satu kandidat juara World Cup Qatar 2022. Namun kesimpulan ini masih harus ditinjau ulang setelah kalah dari Arab Saudi. Sementara tim panser Jerman merupakan salah satu negara dengan frekuensi langganan juara dunia sepak bola terbanyak. Der Panser pernah juara 4 kali dalam debutnya yakni memegang trofi piala dunia di tahun 1954, 1974, 1990, dan terakhir 2014. Khusus di tahun 2010 juara piala dunia dipegang oleh negeri Matador Spanyol. Akankah Jerman kembali mengangkat trofi di Bumi Qatar 2022? Rasanya sulit diprediksi usai dikalahkan Jepang 2-1 dalam pertandingan Group E yang berlangsung di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022) malam. Kemenangan Arab Saudi dan Jepang atas raksasa Argentina dan Jerman membangkitkan optimisme dan secercah harapan bahwa sepak bola Benua Asia patut diperhitungkan dalam World Cup Qatar 2022 ini. Sepak bola Asia saatnya berjaya. Setidak-tidaknya negara-negara dari Benua Eropa dan Amerika pun tidak bisa lagi memandang remeh tim sepak bola Benua Asia. Asumsi ini tentu masih mentah dan tentunya merupakan suatu hipotesis saja karena masih banyak pertandingan lain yang menuntut konsistensi dan high performance dari tim Arab Saudi dan Jepang. Wakil Asia yang lain, Korea Selatan juga diharapkan bisa menang di lagi berikutnya melawan Uruguay. Energi dan kekuatan Asia secara filosofis laiknya orang Timur terletak pada dimensi kolegialitas atau komunitasnya. Beda dengan bangsa Barat yang cendrung individualistik. Kekuatan Asia yang mengandalkan kekuatan kelompok (team work) bisa menjadi character dan nilai yang dieksplorasi oleh tim-tim bola Asia dalam laga-laga di putaran World Cup Qatar 2022 untuk meraih prestasi dan kemenangan. Kemenangan Arab dan Jepang tentu meningkatkan moral dan kepercayaan diri para pemain Arab Saudi dan Jepang. Kita berharap para pemain Jepang dan Arab Saudi tetap tampil konsisten dan maksimal di pertandingan berikutnya dan meraih kemenangan demi kemenangan di babak berikut hingga seizin alam Asia sebagai tuan rumah pergelaran World Cup 2022, negara Asia bisa muncul sebagai juaranya. Siapa tahu ini bisa jadi kenyataan. Semoga dewi fortuna memihak Asia! Bahan bacaan: https://www.oxfordmail.co.uk/news/23134204.oxford-mathematics-researcher-predicts-will-win-world-cup/ https://www.bola.com/piala-dunia/read/5134187/hasil-piala-dunia-2022-jerman-vs-jepang-der-panzer-ditebas-samurai-biru-asia-kembali-berjaya https://www.tokopedia.com/blog/daftar-juara-piala-dunia/ https://tirto.id/argentina-juara-piala-dunia-berapa-kali-kapan-terakhir-menang-gxNW read more
Frederikus Fios • November 24, 2022
Rapat Implementasi CBDC BINUS University 2022 di Alam Sutera Campus
Foto: Adsina Fibra Tim inti Character Building Development Center (CBDC) yang terdiri dari Manager Frederikus Fios, dan 5 personel Subject Content Coordinator (SCC) masing-masing: Antonius Atosokhi Gea, Adsina Fibra, Yustinus Suhardi Ruman, Murty Magda Pane, dan Kartika Yulianti mengikuti rapat kerja implementasi onsite Program Binus University 2022 yang berlangsung seminggu sejak Senin, 24 Januari hingga Sabtu 29 Januari 2022 di Kampus Alam Sutera, Tangerang, Banten. Untuk Bapak Prischardus Chandra (CBDC Representative Malang) dan Ibu Meitty Josefin Balontia (CBDC Representative Bandung) mengikuti secara online. Raker kali ini dilakukan dengan sistem hybrid yakni onsite dan online. Dalam rapat kerja kali ini tim inti membahas lembar program kerja dan aktivitas CBDC yang akan diimplementasikan sepanjang tahun 2022. Aktivitas itu meliputi item-item yang berkaitan dengan aktivitas CBDC, caturdharma dosen, dan juga PI CBDC 2022 yang dikategorikan dalam economy growth, capacity bulding and execution, enabler, dan recognition. Tantangan internal BINUS dan juga eksternal menuntut perencanaan, pemikiran, kolaborasi, komunikasi dan action penting yang perlu diambil untuk mencapai kemajuan area akademik BINUS dan juga tentunya pencapaian program, visi dan misi BINUS University secara holistik. Tim CBDC Jakarta, Bandung, Malang, berkomitmen untuk melaksanakan semua program yang ada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. CBDC juga membangun kerjasama internal dan eksternal dengan beberapa pihak untuk menyukseskan program dan rencana kegiatan yang akan diimplementasikan di tahun 2022 ini. Beberapa rencana kerja yang menjadi target CBDC tahun 2022 ini antara lain: Implementasi New materi CB (Pancasila, Kewarganegaraan dan Agama) berbasis Binus Graduates Attributes dan SPIRIT. Proyek aktivitas mahasiswa kuliah CB (CB Pancasila: video kampanye dengan tema anti korupsi, CB Kewarganegaraan: video kampanye dengan tema anti-bullying, anti-human trafficking, mencintai budaya Indonesia, Learning by teaching, CB Agama: video kampanye dengan tema kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, anti kekerasan seksual dan kampanye toleransi beragama, analisis kebijakan publik terkait masalah sosial masyarakat dan agama. Local Culture Center Digitalisasi CB (website, youtube, IG) Penguatan Faculty Member (FM) fungsional dan profesional Lomba menulis Character Building (Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan) untuk Siswa SMA/SMK Festival Character Building (Jakarta, Bandung, Malang, Semarang) read more
Frederikus Fios • January 25, 2022
Refleksi Akhir Tahun 2021 Character Building BINUS University
Waktu terus bergulir dan tak terasa kita telah berada di ujung waktu, penghujung Desember 2021. Suka atau tidak, sesaat lagi kita harus mengucapkan selamat tinggal untuk tahun 2021 sekaligus mengucapkan selamat datang untuk tahun baru 2022. Perjalanan di tahun 2021 penuh warna dan kenangan manis maupun pahit, suka maupun duka, sukses maupun gagal, sehat maupun sakit silih berganti kita alami secara pribadi maupun kelompok dalam dinamika durasi sang waktu 2021. Kita akui 2021 penuh dengan perjuangan bangsa dan kampus BINUS untuk keluar dari masalah Covid 19 yang masih saja merebak di tengah kita. Kita pun telah melewati tahapan vaksinasi untuk dosen yang dilakukan dengan sangat baik oleh pemerintah maupun kampus Binus tercinta. Di tengah itu perkuliahan/pembelajaran Character Building terus kita lakukan sebagai komitmen kita bersama sebagai dosen untuk membangun karakter generasi muda harapan masa depan bangsa. Kuliah online di tengah covid tentu punya kenangan luar biasa. Pembelajaran Character Building kita lakukan secara hybrid dengan menggabungkan metode onsite di kampus maupun online atau dengan istilah multichannel learning (MCL). Kita jalani dan nikmati semua proses itu sebagai bagian dari ikhtiar upaya kita untuk tidak putus asa dan tidak berhenti mendidik karakter anak bangsa ke arah lebih baik dan memenuhi harapan. Kita terus lakukan itu tanpa kenal lelah. CBDC berduka dan sedih di tahun 2021 ini. Kita kenangkan dua sahabat kita yang lebih dahulu meninggalkan kita ke surga: Bapak Yeremias Jena dan Bapak Iqbal Hasanuddin. Kita hening sejenak mengingat keutamaan hidup sosok kedua bapak ini di lubuk hati kita yang terdalam. Kita doakan semoga mereka berbahagia di surga bersama Allah. Kita pun tak lupa mendoakan keluarga: istri dan anak-anak mereka, kiranya Tuhan membimbing langkah dan perjuangan mereka meraih cita serta harapan mereka dalam ziarah melanjutkan kehidupan ini. Kita bersyukur karena beberapa teman yang terkena Covid 19 akhirnya bisa sembuh kembali. Beberapa teman yang sakit berat maupun ringan sembuh juga. Beberapa rekan sukses meraih gelar doktor tahun 2021 ini. Proficiat untuk para doktor baru. Ada juga yang baru bergabung di CBDC Binus area Jakarta, Bandung dan Malang di tahun 2021 ini. Kita mengucapkan selamat datang dan selamat berbakti bersama CBDC BINUS. Beberapa rekan kita sedang merintis jalan dan penuh totalitas semangat terus berjuang melanjutkan studi. Ada juga yang mendapatkan promosi jenjang karir atau prospek baru. Kita juga mendukung beberapa rekan kita yang merintis usaha dan bisnis baru. Kita dukung segala langkah dan perjuangan kita bersama meraih cita dan harapan kehidupan yang lebih baik. Untuk semua bapak ibu dosen (FM maupun AFM) saya mengucapkan terima kasih berlimpah untuk kerja keras, kerja cerdas dan kerja tulus kita semua sepanjang tahun 2021 ini. Terima kasih sudah mengajar dengan baik dan penuh dedikasi di kampus Binus melalui kuliah perkuliahan CB. Untuk Faculty Member (FM), saya mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya atas komitmen kalian semua dalam Pengajaran/Pendidikan, penelitian/publikasi, melakukan PKM/P2M, Pengembangan Diri/Self Development, dan Others Activities yang sudah dijalankan. Terima kasih untuk semua dedikasi dan niat baik tulus bapak ibu dosen dalam mengabdikan diri untuk kejayaan BINUS University. Terima kasih juga untuk semua mahasiswa kelas CB (Pancasila, Kewarganegaraan dan Agama) di tahun 2021 ini: semester genap, semester pendek maupun maupun semester ganjil yang sedang berjalan ini. Terima kasih untuk semua perjumpaan di kelas entah onsite (di kampus) maupun online di dalam zoom meeting. Kalian tentu punya kisah dan cerita tersendiri. Terima kasih sudah saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung melalui jaringan online dengan dosen-dosen CB. Kita saling memaafkan jika ada salah sikap, tutur dan kata. Juga untuk orang tua mahasiswa CB yang berada di seluruh pulau di Indonesia dan kepulauan Nusantara ini, CBDC berterima kasih untuk kesempatan perjumpaan dengan dosen dalam kuliah Character Building. Semoga kita selalu sehat dan sukses dalam karya dan aktivitas keseharian kita dalam lindungan dan berkat Tuhan. Satu hal membanggakan CBDC raih di ujung tahun 2021 ini. Atas karya tulisan bapak/ibu semua website kesayangan kita ini, website CBDC berhasil meraih juara ke-3 se-Universitas melalui penghargaan yang diberikan oleh Knowledge Management and Innovation (KMI) BINUS. Ini membanggakan unit CBDC. Suatu pencapaian luar biasa dan terbaik kita di bidang Enabler dalam tahun 2021 yang mendapat penghargaan dari Universitas di samping pencapaian lain yang ditunjukkan dalam skor raihan Performance Indikator (PI) Universitas yang berhasil kita capai targetnya dengan cukup baik antara lain: Capacity Building and Execution, Enabler, Economy Growth, Recognition. "Kita tentu tidak berpuas diri dengan semua raihan ini, karena kita akan terus berjuang dan tidak akan pernah berhenti berjuang untuk menjadi lebih baik lagi di tahun berikutnya. Apalagi tantangan kekinian dunia pendidikan tidak mudah untuk kita hadapi saat ini dan ke depan". CBDC patut mengucapkan terima kasih berlimpah untuk Pihak Yayasan BINUS dan jajarannya, Bapak Rektor Universitas BIna Nusantara Prof Harjanto Prabowo, Wakil Rektor Akademik Bapak Engkos Achmad Kuncoro, dan unit lain sebagai rekan kerja CBDC dalam kiprahnya di tahun 2021: RTTO, BCLnD, LSC, LRC, TFI, ARC, Biro Nilai, KMI, HC, BOL dan semua unit lain yang bermitra dengan CBDC selama 2021 ini. CBDC juga mengucapkan terima kasih untuk kerjasama dengan universitas dan institusi luar Binus yang telah berkolaborasi dalam penelitian dan juga kegiatan pelatihan dosen bersama Character Buiding Development Center. Untuk semua jerih lelah, sakit hati, air mata, duka, kegagalan, kegalauan, rasa marah, rasa benci, rasa kesal, biarlah semua itu berlalu pergi bersama tahun 2021 yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan kita. Untuk semua rasa bahagia, gembira, bangga, positif thinking, optimistis, kesuksesan, persaudaraan, kesehatan, persahabatan, kekeluargaan kiranya mendekat dengan hidup kita dan kita alami di tahun baru 2022. Terima kasih tahun 2021, selamat datang tahun 2022. Semoga Tuhan memberkati kita semua. read more
Frederikus Fios • December 30, 2021
Tim Piala Thomas Juara dan Nasionalisme Kita
Oleh: Frederikus Fios Lagu Kebangsaan Indonesia Raya akhirnya berkumandang gempita di Arena Kejuaraan Thomas Cup Denmark malam ini, Minggu (17/10). Indonesia kembali memastikan meraih Piala Thomas di ajang kejuaraan 2021 ini setelah tunggal putra kedua, Jonathan Christi alias Jojo berhasil mengalahkan lawannya asal Tiongkok, Li Shi Feng dalam pertarungan yang berlangsung sangat menegangkan selama 3 set (21-14, 18-21 dan 21-14). Menyaksikan pertarungan live melalui Televisi membuat kita harap-harap cemas. Saya sempat berteriak ketika melihat Jojo banyak melakukan kesalahan sendiri di set kedua. Di set Pertama Jojo menang mudah atas lawannya yang bermain cukup tenang. Di set kedua terlihat Jojo banyak melakukan kesalahan sendiri, sehingga kemenangan diraih pemain Tiongkok. Jojo bangkit di set ketiga lalu mengakhiri game dengan menang atas pemain peringat 65 dunia asal Tiongkok itu. Kita berbangga karena sudah 19 tahun Piala Thomas gagal kita raih. Dan di tahun 2021 kali ini, pada event Piala Thomas Denmark, Indonesia berhasil meraihnya. Selamat untuk tim piala Thomas Indonesia, para pemain, pelatih dan semua pendukung serta tentu seluruh masyarakat Indonesia. Di tengah usaha bangsa ini keluar dari persoalan Covid 19 yang masih melanda negeri ini, raihan juara ini menjadi oase bagi kebangkitan dunia bulu tangkis tanah air kita. Setelah cukup lama mengalami paceklik juara Thomas Cup, Indonesia hampir putus asa karena berpikir kejayaan kita hanya di masa lalu, dan bukan masa kini dan masa depan. Tiongkok selalu menjadi momok yang menakutkan dan sekaligus mengganjal langkah Indonesia untuk meraih prestasi di ajang Thomas Cup. Dan malam ini, Tim Tiongkok harus akui, rela dan ikhlas melepaskan Piala Thomas dibawa pulang ke tanah air Indonesia ini. Rakyat dan masyarakat Indonesia senang, bersyukur dan berbangga karena raihan ini menunjukkan bahwa kejayaan bulu tangkis kita masih ada. Estafet dan tradisi juara Thomas Cup masih menjadi milik kita. Raihan piala Thomas malam ini pun seolah menyatukan kita sebagai bangsa, menyatukan kita sebagai Indonesia, menyatukan kita sebagai Nusantara. Raihan Piala Thomas malam ini menjadi suatu kekuatan dan simbol yang dapat membangkitkan rasa nasionalisme bangsa dan juga patriotisme kita. Kiranya raihan Piala Thomas malam ini melecut anak-anak muda bangsa ini untuk terus mengembangkan diri, bakat dan cita-cita mereka untuk mengharumkan bangsa ini dengan berbagai cara yang dapat mereka lakukan. Raihan Thomas Cup malam ini juga menunjukkan bahwa kita memiliki potensi pemain hebat yang dapat didapatkan dari berbagai penjuru Nusantara ini. Banyak anak muda berbakat dapat ditemukan mulai dari Sabang sampai Merauke. Tinggal pemerintah dan para pemerhati bulu tangkis berkomitmen tinggi untuk membina dan melatih anak muda kita untuk terus berprestasi. Kita belajar bahwa sebagai bangsa Indonesia, kondisi sulit seperti saat ini walau diterpa Covid 19 tidak boleh jadi hambatan dan rintangan untuk berprestasi. Kerja sama tim, kolaborasi, sportivitas, persatuan, kekompakan, saling memotivasi dan saling percaya tentunya merupakan modal penting yang berkaitan dengan ikhtiar membangun karakter tim yang kuat. Karakter kerja sama tim yang kuat dapat menjadi suatu kekuatan yang dapat menciptakan transformasi, prestasi dan kesuksesan. Selamat untuk tim Thomas Cup Indonesia, jayalah Indonesia selalu! read more
• October 17, 2021
Pesan Kemanusiaan dari Final Lompat Tinggi Olimpiade Tokyo
Oleh: Frederikus Fios Hidup bukan soal tentang siapa yang menang dan menjadi juara, namun soal siapa yang juara dalam berbagi dan peduli pada kemanusiaan. Sungguh, suatu pengalaman berharga kita petik dari Stadium Olympic, Tokyo, Jepang pada Minggu (1/8/2021). Ada yang aneh, tak biasa namun menyentuh rasa kemanusiaan kita semua. Adalah Mutaz Barshim (atlit lompat tinggi asal Qatar) dan Gianmarco Tamberi (atlit asal Italia) saling berbagi medali emas dalam cabang olahraga lompat tinggi putra Olimpiade Tokyo kali ini. Padahal harusnya emas lompat tinggi ini jatuh ke tangan satu orang saja sebagai juara yakni Mutaz Barshim, namun apa yang terjadi? Sungguh dramatis. Kompetisi untuk meraih lompatan tertinggi berlangsung seru sekali dalam laga final di stadion Olimpic Tokyo kali ini. Baik Barshim (Qatar) maupun Tamberi (Italia) sama-sama mencatatkan lompatan setinggi 2,37 meter di Stadion Olympic, Tokyo. Akhirnya keduanya sama-sama diberi kesempatan oleh panitia lomba untuk memperbaiki lompatan sebanyak 3 kali, namun tidak ada yang berhasil melewati lebih tinggi lagi dari ketinggian itu. Satu kali lagi kesempatan diberikan kepada kedua atlit ini, namun atlit Italia, Tamberi tiba-tiba mengalami cedera kaki yang sangat serius. Sebetulnya ini kesempatan emas bagi atlit Qatar, Mutaz Barshim untuk meraih juara dan mendapatkan emas ini untuk dirinya saja. Namun karena tidak ada pesaing lagi dalam lompatan ini, ia pun tidak mau melakukan lompatan itu sendiri. Barshim bertanya kepada panitia "Apakah medali emas bisa bersama diraih bila saya tidak melakukan percobaan terakhir?" Panitia memeriksa dan menyatakan "bisa dan dengan demikian medali emas akan diperoleh keduanya secara bersama-sama". Tanpa berpikir panjang, Barshim pun langsung menyatakan tidak akan mencoba lagi. Dalam suatu tayangan cuplikan video, tampak Tamberi senang sekali dan meloncat kegirangan sampai berguling di lantai arena lomba. Barshim dan Tamberi sama-sama bahagia, sama-sama senang, sama-sama juara. Dari peristiwa ini kita belajar kehidupan, kita belajar kearifan dan kebijaksanaan menjalani kehidupan yang hakiki. Bahwa nilai-nilai fundamental kehidupan bukan soal kompetisi, pertarungan untuk merebut juara satu dan mendapatkan hadiah atau piala atau emas sekalipun. Namun perlombaan kehidupan yang sejati atau otentik adalah berbagi, peduli pada sesama, empati, solider, bela rasa dan sportifitas. Dalam dunia sekarang ini, ketika banyak orang berlomba untuk meraih prestasi dan juara hanya untuk dirinya saja dan lupa akan nasib orang lain yang mungkin harus dikorbankan, tercederai, terluka, sakit hati, akibat sikap dan tindakan egois kita yang terkadang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa peduli pada perasaan dan situasi orang lain, kita terketuk nurani kemanusiaan kita dengan pengalaman langka Barshim dan Tamberi. Barshim tentu patut kita apresiasi lebih. Karena berjiwa besar. Di tengah usaha kita untuk keluar dari pandemi COVID 19 saat ini, kita belajar juga bahwa kita tidak boleh hanya mau selamat sendiri dalam usaha meluputkan diri dari COVID 19 ini untuk kita dan keluarga kita saja. Namun kita diingatkan untuk berbagi, peduli dan solider dengan orang lain yang mungkin masih sakit, atau bahkan menderita berbagai kesulitan lain entah masalah ekonomi, masalah sosial atau masalah psikologis di tengah pandemi Covid 19 yang masih menghantui kita saat ini. Terinspirasi dari Olympic, Japan, mari kita tingkatkan semangat peduli, respek pada nilai-nilai kemanusiaan, empati, berbagi dan lebih memperhatikan kebaikan/kebahagiaan sesama daripada kebahagiaan individual-egoistis diri kita. Emas yang sesungguhnya adalah juara dalam melakukan perbuatan baik dan bijak pada sesama di saat mereka berada pada posisi atau situasi hidup yang sulit. Kebesaran jiwa kita diukur ketika kita mengambil sikap untuk tidak mengambil untung di tengah kesulitan atau penderitaan sesama kita. Mari lebih peduli sesama dan respek pada nilai kemanusiaan karena itulah makna hidup yang otentik dan keberartian diri kita bagi sesama di sekitar kita. read more
• August 03, 2021
Emas Olimpiade Greysia-Apriyani, Covid 19 dan HUT ke-76 RI
Oleh: Frederikus Fios Sungguh menggembirakan dan mengharukan sekali. Sulit dikatakan dan penuh emosional. Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polli-Apriyani Rahayu akhirnya berhasil mempersembahkan emas bagi Indonesia di cabang olah raga bulu tangkis setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, Chen Qing Chen-Jia Yi Fan dengan 2 set langsung 21-19 dan 21-15 di Musashino Forest Sport Plaza, Jepang, Senin (2/8). Pasangan ganda putri pertama Indonesia yang meraih emas dalam sejarah olimpiade bidang bulu tangkis. Acara ini disaksikan seantero warga Indonesia dari Stasiun TVRI nasional dan Indosiar. Raihan emas Greysia-Apriyani di tengah olimpiade Jepang ini sungguh suatu hal yang menarik untuk diapresiasi. Presiden Jokowi pun sudah menyampaikan selamat kepada Greysia dan Apriyani. Suatu kegembiraan yang luar biasa! Bahwa di tengah perjuangan bangsa ini untuk keluar dari persoalan Covid 19 yang masih merajelala, ada emas yang masih bisa diraih pebulutangkis kesayangan kita, Greysia-Apriyani. Ini suatu hadiah dan prestasi yang membanggakan untuk bangsa Indonesia yang selama ini mengalami paceklik juara di ajang bergengsi olimpiade dalam jangka waktu cukup panjang. Kita cukup jarang meraih juara dalam event sekelas olimpiade. Catatan sejarah perolehan atlit bulu tangkis Indonesia di ajang Olimpiade terakhir diperoleh pada tahun 2016 silam yang dipersembahkan oleh Tantowi Ahmad dan Lilyana Natsir dalam ajang olimpiade Rio, tahun 2016 setelah mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon-Goh Liu Ying. Ganda putera kita sudah pernah meraih prestasi melalui Markis Kido-Hendrawan Setiawan (Beijing 2008) dan Rexy Mainaky-Ricky Subagja (Atlanta 1996). Untuk prestasi bulu tangkis putri, kita pernah berbangga karena pernah berprestasi melalui Susi Susanti pada Olimpiade Bercellona tahun 1992 dan pada waktu itu juga Allan Budi Kusuma meraih juara 1 di cabang tunggal putera. Untuk ganda putri, boleh dikatakan kita minim prestasi. Dalam catatan pemegang ganda putri bulu tangkis Olimpiade, pasangan China/Tiongkok paling banyak meraih gelar juara olimpiade. Raihan emas oleh Greysia-Apriyani kali ini merupakan suatu kondisi di mana Indonesia berhasil menunjukkan diri sebagai negara yang mampu menghentikan laju pemain-pemain Tiongkok yang disegani pemain-pemain negara lainnya. Kita bersyukur dan berbangga di tengah merebaknya Covid-19 saat ini raihan emas olimpiade membuat kita gembira dan bahagia. Ini tentu menaikkan kualitas imun tubuh kita juga di tengah kegalauan hati kita bekerja dari rumah saja atau sekolah dari rumah saja. Nasionalisme kita sebagai Indonesia pun tentu mendapatkan momentum untuk bertumbuh. Selain itu juga kita patut berbangga karena sebentar lagi, kita akan merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-76 kemerdekaan Republik Indonesia. Raihan emas kali ini juga bisa dimaknai sebagai suatu kado istimewa untuk bangsa Indonesia yang kita cintai ini. Di saat banga ini ditimpa banyak krisis multidimensi. Kita butuh vitamin untuk menaikkan imun tubuh kebangsaan kita. Dan hari ini pembuktian juara Greysia-Apriyani seperti ini, kita merasa kuat, kita makin bersatu, dan kita bangga sebagai suatu bangsa bernama Indonesia. Bahwa Indonesia tidak bisa dianggap enteng oleh negara lain, bahwa kita mampu berprestasi di tingkat internasional dari cabang olah raga. Selamat untuk para pelatih dan atlit-atlit kita yang bertarung di Jepang. Greysia-Apriyani telah jatuh bangun berjuang sejak babak-babak awal untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia di ajang olimpiade ini. Kita dapat pelajaran bermakna di tengah covid ini untuk terus berjuang, bekerja sama dan bersatu untuk meraih apa yang kita impikan yakni keluar dari tengah covid 19 yang masih menjadi tantangan bersama kita. Juaranya Greysia-Apriyani menunjukkan bahwa walau ada rintangan dan masalah, kita tidak boleh surut semangat dan lemah daya juang untuk terus kerja keras, berjuang dan maju untuk meraih prestasi. Masalah tidak boleh mematikan perjuangan dan kegigihan untuk bertarung meraih tujuan dan cita-cita/ideal yang kita ingin raih atau gapai. Kita belajar nilai-nilai keutamaan seorang petarung: tekun, ulet, pantang mundur, semangat, gigih berjuang dan terus berlatih dalam kondisi-kondisi sesulit apapun itu. Di atas segalanya kita perlu bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada tahun 1945. Kita perlu sadar diri dan bersatu untuk mengisi kemerdekaan ini dengan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. Kita rawat dan isi kemerdekaan ini dengan mempersembahkan emas-emas kecil melalui hal-hal baik, positif dan konstruktif yang dapat kita lakukan sesuai dengan bidang kerja dan usaha kita di lingkungan dan keluarga kita masing-masing. Raihlah emas sesuai dengan cara kita dan bidang kita masing-masing. Selamat dan terima kasih untuk Greysia-Apriyani, Dirgahayu ke-76 Republik Indonesia! read more
Frederikus Fios • August 02, 2021
Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 H/2021 M
Idul Adha di Tengah Covid sebagai Momen Refleksi Diri untuk Membangkitkan Spirit Pengorbanan dan Solidaritas pada Sesama Perayaan Idul Adha tahun 2021 ini berlangsung di tengah Covid. Maknanya makin hakiki ketika ini dimaknai di tengah Covid. Ada pembatasan sosial, pembatasan jarak, orang beragama tidak bertemu secara langsung dengan umat lain tapi tinggal di rumah saja. Tinggal di rumah adalah bentuk pengorbanan yang sejati untuk semakin menjaga kesehatan, menjaga diri, saling mencintai secara lebih utuh bersama anggota keluarga dan berbagi pada sesama yang membutuhkan. Banyak keluarga mungkin menderita kesulitan ekonomi akibat Covid, kiranya solidaritas dan spirit kepedulian pada sesama dapat diekspresikan secara maksimal di masa covid ini sebagai tanda pengorbanan dan korban pada sesama terlebih yang sungguh membutuhkan. read more
Frederikus Fios • July 19, 2021
Covid 19, Character Building dan Masa Depan Generasi Muda Kita
Pandemi Covid 19 masih saja merebak dan bereskalasi meluas menjangkau siapa saja orang Indonesia tanpa peduli entah tua atau muda, pria atau wanita, warga kota atau desa. Tidak ada yang bisa menebak arah penularan virus Covid 19. Bersamaan dengan itu, vaksinasi pun sudah mulai dilakukan terhadap beberapa kelompok usia sebagai bagian untuk meredam dan menekan laju perkembangan Covid 19. Kita berharap vaksinasi yang sedang berlangsung setidak-tidaknya dapat memperkecil penularan Covid 19 yang semakin meluas di seantero Nusantara ini. Kita tidak dapat memprediksi kapan pandemi Covid 19 ini akan usai atau berhenti menjalar pada kita manusia. Nobody knows. Kita hanya berdoa pada Tuhan sambil berjuang untuk tetap menjaga kesehatan dengan langkah-langkah preventif yang dapat kita lakukan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan banyak orang yang membahayakan kesehatan dan keselamatan kita. Di tengah merebaknya Covid 19, satu persoalan lain yang tidak boleh kita abaikan adalah pembentukan karakter (character building) bagi generasi muda bangsa kita. Character Building merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja, sistematis, terarah untuk membentuk keutamaan sikap etis-moral individu (siswa dan mahasiswa) sebagai subjek belajar agar mereka memiliki kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap dan kompetensi tindakan yang sesuai dengan idealisme keutamaan hidup baik sebagai manusia otentik. Character Building itu bukan suatu program belajar jangka pendek atau sekali jadi lalu kita panen hasilnya. Character Building itu proses yang terarah, makan waktu, butuh ketekunan, keuletan, kegigihan dan komitmen bersama semua pihak terlebih insan pendidik (guru dan dosen) sebagai ujung tombak membentuk karakter anak muda Indonesia. Guru dan dosen merupakan pribadi terpelajar yang hendaknya menjadi suriteladan bagi anak muda atau generasi muda bangsa. Guru dan dosen harus sadar diri untuk tidak bosan dan tidak berhenti berjuang menjadi model character bagi peserta didik kita baik di tingkat sekolah dasar, menengah maupun di lingkungan perguruan tinggi. Dosen dan guru adalah avant garde atau ujung tombak dalam usaha pembentukan karakter (character building) anak muda bangsa ini. Oleh karena itu setiap guru dan dosen adalah pendidik karakter itu sendiri. Setiap dosen dan guru apapun bidang ilmu yang diajarkan adalah pendidik karakter. Setiap guru dan dosen tidak boleh menyerah untuk menanamkan nilai-nilai etis moral kepada generasi muda kita khususnya di saat pandemi Covid 19 saat ini. Justru ketika pandemi Covid 19 ini merebak, para dosen dan guru sebagai pengajar/pendidik karakter harus tetap setia, loyal, komit dan sabar serta kuat untuk terus menginspirasi, memotivasi dan menganimasi generasi muda kita agar mereka tidak kehilangan arah atau kehilangan harapan di tengah pandemi Covid 19 ini. Dosen dan para guru pengajar harus menjadi api yang menerangi masa suram pendidikan karakter di era covid ini sambil berharap badai Covid 19 ini segera berlalu pergi dari kehidupan kita. Khusus para guru dan dosen pengajar Character Building (CB) adalah pribadi-pribadi yang paling gelisah pada saat sekarang ini. Ketika proses pembelajaran masih berlangsung secara online, sehingga kontak langsung face to face dengan siswa/mahasiswa tidak dapat dilakukan, maka banyak dosen khawatir penanaman nilai humanisme terabaikan dan dan tidak sampai menyentuh emosi generasi muda kita. Pengajar CB gelisah karena tidak mudah mengajar character building di masa Covid 19 saat ini. Namun demikian kita tidak boleh menyerah pada situasi. Kita harus tetap berkarya bahkan berbuah di tengah krisis akibat merebaknya pandemi Covid 19 ini. Kita harus tetap semangat dan kreatif serta inovatif untuk menggunakan segala instrumen teknologi yang ada untuk menanamkan (internalisasi) nilai etis-moral kepada generasi muda bangsa kita. Kita mendidik anak didik yakni generasi muda kita agar tetap optimistik, positif, semangat, penuh harapan, sabar, percaya diri dan berani untuk menjalankan kehidupan yang tampak memang tidak muda untuk saat ini. Kita besarkan jiwa generasi muda kita agar tetap semangat berjuang dalam kondisi sulit saat ini agar menjadi pemenang atas kondisi krisis akibat covid 19 ini. Sambil berdoa semoga badai covid segera berlalu, kita terus mengikhtiarkan langkah dan strategi belajar yang menarik, kreatif, inovatif serta inpiratif bagi pembentukan karakter (Character Building) generasi muda bangsa kita agar semakin cerdas, kritis, etis, bijak, dan berjiwa besar dalam segala kondisi kehidupan yang tidak menentu saat ini. Semoga! read more
Frederikus Fios • April 12, 2021