Akankah Asia Juara Piala Dunia Qatar 2022?

Ketika Oxford University merilis sebuah analisis matematika terkait road scheme negara pemenang dalam setiap pertandingan di ajang Piala Dunia Qatar 2022, banyak yang percaya. Namun tidak sedikit pula yang ragu atau skeptis terhadap prediksi model matematik  World Cup versi Universitas yang saat ini menduduki rangking 1 dunia itu. Prediksi ini benar di laga pertama antara tuan rumah Qatar melawan Equador yang dimenangi oleh Equador dengan skor 2-0. Lalu di laga lain prediksi Oxford University terbukti benar ketika Belanda menang atas Senegal 2-0.

Namun ketika laga tim lain saat Argentina berhadapan dengan Arab Saudi, dan dimenangkan oleh Arab Saudi maka prediksi itu pun runtuh. Hal ini semakin terkonfirmasi saat momentum laga dramatis dan menegangkan antara negara Sakura Jepang versus tim Panser Jerman yang dimenangkan pula oleh Jepang dengan skor tipis 2-1. Ramalan Oxford University sampai di titik ini terbukti tidak valid dan tidak tepat 100 persen.

Hal ini membuktikan bahwa guliran bola di lapangan sulit diprediksi secara matematis. Karena logika rasional di atas kertas bisa runtuh dengan fakta realisme empiris di lapangan hijau. Fenomena menarik yang patut diapresiasi yakni kemenangan tidak terduga tim Arab Saudi atas Argentina dan Jepang atas Jerman.

Walau masih di pertandingan perdana babak penyisihan, namun kemenangan Arab dan Jepang setidak-tidaknya menunjukkan suatu kebenaran hakiki dan otentik bahwa perkembangan sepak bola di Benua Asia tidak dapat dianggap remeh oleh tim dari Benua Amerika dan Eropa Kontinen.

Kemenangan Arab Saudi dan Jepang setidak-tidaknya menunjukkan juga bahwa dalam suatu kesempatan atau momentum khusus, dunia sepak bola itu pun dapat memunculkan suatu situasi anomali. Anomali ini menarik untuk ditelisik lebih lanjut.

Negara-negara Benua Eropa dan Benua Amerika setidak-tidaknya selalu mendominasi ajang sepak bola sejagad. Apalagi Argentina dan Jerman yang notabene merupakan negara yang secara historis pernah mencatatkan diri sebagai pemenang piala dunia.

Argentina juara piala dunia sebanyak 2 kali, yakni pada edisi World Cup 1978 dan 1986. Skuad La Albiceleste yang kala itu dibesuti oleh pelatih César Luis Menotti mengangkat trofi juara world cup setelah melumpuhkan Belanda 3-1 di final Piala Dunia 1978. Laga dramatis itu berlangsung 25 Juni 1978 di Stadion Monumental, Buenos Aires, Argentina. Diego Armando Maradona dan rekan setimnya membunuh tim Jerman Barat dalam partai final dengan skor akhir 3-2 di Stadion Azteca, Mexico City, 29 Juni 1986. Kita pun tentu ingat gol ‘tangan Tuhan’ yang diciptakan Diego Maradona saat itu ke gawang tim Inggris masih penuh kontroversi sampai dengan saat sekarang. Argentina difavoritkan untuk menjadi salah satu kandidat juara World Cup Qatar 2022. Namun kesimpulan ini masih harus ditinjau ulang setelah kalah dari Arab Saudi.

Sementara tim panser Jerman merupakan salah satu negara dengan frekuensi langganan juara dunia sepak bola terbanyak. Der Panser pernah juara 4 kali dalam debutnya yakni memegang trofi piala dunia di tahun 1954, 1974, 1990, dan terakhir 2014. Khusus di tahun 2010 juara piala dunia dipegang oleh negeri Matador Spanyol. Akankah Jerman kembali mengangkat trofi di Bumi Qatar 2022? Rasanya sulit diprediksi usai dikalahkan Jepang 2-1 dalam pertandingan Group E yang berlangsung di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022) malam. 

Kemenangan Arab Saudi dan Jepang atas raksasa Argentina dan Jerman membangkitkan optimisme dan secercah harapan bahwa sepak bola Benua Asia patut diperhitungkan dalam World Cup Qatar 2022 ini. Sepak bola Asia saatnya berjaya. Setidak-tidaknya negara-negara dari Benua Eropa dan Amerika pun tidak bisa lagi memandang remeh tim sepak bola Benua Asia.

Asumsi ini tentu masih mentah dan tentunya merupakan suatu hipotesis saja karena masih banyak pertandingan lain yang menuntut konsistensi dan high performance dari tim Arab Saudi dan Jepang. Wakil Asia yang lain, Korea Selatan juga diharapkan bisa menang di lagi berikutnya melawan Uruguay. 

Energi dan kekuatan Asia secara filosofis laiknya orang Timur terletak pada dimensi kolegialitas atau komunitasnya. Beda dengan bangsa Barat yang cendrung individualistik. Kekuatan Asia yang mengandalkan kekuatan kelompok (team work) bisa menjadi character dan nilai yang dieksplorasi oleh tim-tim bola Asia dalam laga-laga di putaran World Cup Qatar 2022 untuk meraih prestasi dan kemenangan.

Kemenangan Arab dan Jepang tentu meningkatkan moral dan kepercayaan diri para pemain Arab Saudi dan Jepang. Kita berharap para pemain Jepang dan Arab Saudi tetap tampil konsisten dan maksimal di pertandingan berikutnya dan meraih kemenangan demi kemenangan di babak berikut hingga seizin alam Asia sebagai tuan rumah pergelaran World Cup 2022, negara Asia bisa muncul sebagai juaranya. Siapa tahu ini bisa jadi kenyataan. Semoga dewi fortuna memihak Asia!    

 

Bahan bacaan:

https://www.oxfordmail.co.uk/news/23134204.oxford-mathematics-researcher-predicts-will-win-world-cup/

https://www.bola.com/piala-dunia/read/5134187/hasil-piala-dunia-2022-jerman-vs-jepang-der-panzer-ditebas-samurai-biru-asia-kembali-berjaya

https://www.tokopedia.com/blog/daftar-juara-piala-dunia/

https://tirto.id/argentina-juara-piala-dunia-berapa-kali-kapan-terakhir-menang-gxNW

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Frederikus Fios