Exploring Indonesia’s Green Economy Potential: Jakarta-Paris Collaboration and Research Prospects

The 2024 Indonesia-France Joint Working Group (JWG) at Surabaya State University, held from July 2 to 5, 2024, not only focused on university partnerships but also addressed several current global issues. One of the key topics was the Green Economy.

The discussion on Green Economy featured four distinguished professors from Indonesia and France: Prof. Thierry Wirth (EPHE Paris), Prof. Jean-Marc Roda (CIRAD Regional Director), Prof. Yusman Syaukat (IPB University), and Prof. Andreas Hamuraby Rozak (BRIN).

The session was engaging and insightful. Prof. Thierry highlighted Indonesia’s potential and research development in supporting the Green Economy, particularly regarding forest fire risk management, bioacoustics, biodiversity, and water-related hazards. He emphasized how forest, water, and biodiversity management can contribute to a sustainable green economy.

Prof. Yusman from IPB University discussed the potential for developing a green economy in Indonesia’s agricultural sector. He explained waste management in agriculture to add value, citing projects on waste management for rice production, palm sugar production, and palm oil. Further utilization of agricultural by-products can produce biomass, which can be leveraged for additional benefits.

Prof. Jean-Marc Roda focused on the epistemology of green economy, circular economy, and blue economy. He explained that the blue economy initially encompassed a broader scope, aiming for zero waste, in line with our blue planet’s ethos. This included green and circular economies. However, a misunderstanding arose where some scholars associated the blue economy solely with maritime and marine economic potential. This misconception gained political legitimacy from several international organizations, shaping the current understanding of the blue economy as a major concept.

Finally, Prof. Dr. Andreas Rozak from BRIN presented several BRIN initiatives related to green economy and biodiversity in Indonesia, such as the Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Expedition 2024-2026, RIIM Structural Biology 2024, and RIIM Banana for Food. These initiatives aim to promote better environmental outcomes and green economic utilization in Indonesia.

In conclusion, it is hoped that both countries will continue to collaborate to enhance research and higher education cooperation, ensuring that the Jakarta-Paris axis remains strong and productive.

 

=Bahasa Indonesia=

 

Potensi Green Economy di Indonesia: Kolaborasi dan Peluang Riset Poros Jakarta-Paris

Joint Working Group (JWG) Indonesia-Perancis 2024 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dari tanggal 2 hingga 5 Juli 2024, tidak hanya membahas kerjasama dan kemitraan antaruniversitas, tetapi juga isu-isu global terkini. Salah satunya adalah Green Economy.

Pembahasan mengenai Green Economy ini dipresentasikan oleh empat profesor terkemuka dari Indonesia dan Perancis. Mereka adalah Prof. Thierry Wirth (EPHE Paris), Prof. Jean-Marc Roda (Direktur Regional CIRAD), Prof. Yusman Syaukat (IPB University), dan Prof. Andreas Hamuraby Rozak (BRIN).

Diskusi berlangsung dengan hangat dan menarik. Prof. Thierry, misalnya, menyampaikan potensi dan pengembangan penelitian di Indonesia untuk mendukung Green Economy, khususnya terkait risiko dan pengelolaan kebakaran hutan, bioakustik, keanekaragaman hayati, serta pengelolaan bahaya terkait perairan di Indonesia. Beliau menekankan bahwa pengelolaan hutan, air, dan keanekaragaman hayati yang baik dapat mendukung ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Selanjutnya, Prof. Yusman dari IPB University membahas potensi pengembangan Green Economy dalam sektor pertanian di Indonesia. Beliau menjelaskan bagaimana pengelolaan limbah di bidang pertanian dapat memberikan nilai tambah. Beberapa contoh proyek yang dijalankan adalah pengelolaan limbah untuk produksi beras, gula aren, dan kelapa sawit. Pemanfaatan lebih lanjut dari sisa proses pertanian ini dapat menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut.

Sesi Prof. Jean-Marc Roda banyak membahas tentang epistemologi antara Green Economy, Circular Economy, dan Blue Economy. Beliau menjelaskan bahwa awalnya Blue Economy mencakup lingkup yang lebih luas dengan semangat menghasilkan zero waste, sesuai dengan semangat bumi kita yang berwarna biru. Termasuk di dalamnya adalah Green Economy dan Circular Economy. Namun, terjadi salah kaprah di mana beberapa cendekia menganggap bahwa Blue Economy hanya berkaitan dengan potensi ekonomi kelautan dan maritim. Salah kaprah ini kemudian mendapatkan legitimasi politik dari beberapa organisasi internasional, sehingga konsep Blue Economy menjadi konsep besar yang dipahami seperti sekarang ini.

Terakhir, Prof. Dr. Andreas Rozak dari BRIN menyampaikan beberapa inisiatif BRIN terkait Green Economy dan keanekaragaman hayati di Indonesia. Misalnya, Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Expedition 2024-2026, RIIM Structural Biology 2024, dan RIIM Banana for Food. Ketiga inisiatif ini bertujuan untuk mendorong hasil yang lebih baik terkait lingkungan dan pemanfaatan ekonomi hijau di Indonesia.

 

Sebagai penutup, diharapkan kedua negara dapat terus berkolaborasi untuk meningkatkan kerjasama riset dan pendidikan tinggi, sehingga poros Jakarta-Paris dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara.