BINUS DKV MALANG

Digital: Teknologi, Desain, dan Masa Depan Kreativitas

Dunia visual berkembang dengan kecepatan yang tidak pernah kita bayangkan selama era informasi keempat ini. Kita tidak lagi berbicara tentang desain dua dimensi atau desain cetak konvensional; kita juga berbicara tentang desain yang berfungsi dalam sistem data, algoritma, dan kecerdasan buatan. Era pasca-digital, di mana perbedaan antara seni, teknologi, dan sistem informasi semakin tidak jelas, dikenal sebagai The Age of Information 4—The Digital and Beyond. Karya visual yang dibuat oleh manusia dan AI muncul di tengah transformasi ini. Refik Anadol, seniman generatif asal Turki yang telah menjadi pionir dalam seni berbasis data dan kecerdasan buatan, membuat karya “Unsupervised” yang paling terkenal.

Karya seni instalasi “Unsupervised” ditampilkan di Museum of Modern Art (MoMA) di New York antara tahun 2022 dan 2023. “Unsupervised” bukanlah lukisan, video, atau patungkonvensional. Sebaliknya, itu adalah hasil dari pemrosesan data dari ratusan tahun sejarah seni dalam koleksi MoMA, yang kemudian diinterpretasikan ulang oleh kecerdasan buatan.Dengan menggunakan algoritma pengajaran mesin dan Generative Adversarial Network (GAN), Refik Anadol menciptakan gambar yang tampak seperti “mimpi” mesin terhadap seni manusia. Instalasi membuat bentuk, warna, dan pola baru setiap detik menggunakan kecerdasan buatan untuk menginterpretasikan jutaan data titik, palet warna, tema artistik, dan metadata yang ada di koleksi museum.

Teori: Apakah Mesin Bisa Bermimpi?
1. Refik Anadol mengajukan pertanyaan eksistensial dalam Unsupervised:
2. Apakah mesin dapat bermimpi? Apakah data itu puisi? ”

Ini adalah ilustrasi langsung dari apa yang disebut sebagai “di luar digital”. Bukan lagi sekadar pergeseran dari analog ke digital, tetapi digitalitas menjadi alat penting untuk penciptaan, interpretasi, dan bahkan imajinasi visual. Mesin bukan hanya menjalankan instruksi; mereka juga mulai menciptakan dan berkomunikasi dalam batas-batas yang ditentukan oleh data dan kode.

Teknologi di Balik Karya: Refik Anadol menggunakan beberapa teknologi penting, seperti:
1. Generative Adversarial Networks (GAN) adalah sistem dua kecerdasan buatan yang saling “melatih” satu sama lain untuk menghasilkan tampilan visual yang mirip dengan data asli.
2. Penyebaran dan visualisasi data waktu nyata memungkinkan karya berubah terus-menerus berdasarkan input waktu nyata.
3. Akselerasi GPU dan CUDA NVIDIA: untuk mendukung proses grafis intensif dalam milidetik.
Hanya di era informasi keempat, ketika daya komputasi tinggi, big data, dan kreativitas artistik dapat bersatu, karya seperti Unsupervised dapat dibuat.

Perkembangan ini berdampak pada dunia desain grafis dan peran desainer. Desainer saat ini tidak hanya perlu mahir menggunakan Photoshop atau Illustrator; mereka juga perlu memahami konsep data, algoritma visual, dan bahkan coding kreatif dengan tools seperti Processing, TouchDesigner, atau RunwayML.
Beberapa konsekuensi nyata di dunia desain:
1. Perluasan medium visual, termasuk cetak dan web, serta instalasi interaktif dan karya berbasis kecerdasan buatan.
2. Skill Shift: desainer belajar bekerja sama dengan sistem, bukan hanya dengan manusia.
3. Kecepatan eksplorasi: fase ideasi dan prototyping dapat dipercepat dan desain dapat dibuat dalam beberapa detik.

Tantangan moral, di sisi lain, juga muncul. Apakah pekerjaan AI dapat dianggap orisinal? Siapa yang memiliki hak cipta atas karya seni yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan? Bagaimana cara algoritma yang “netral” dapat mempertahankan sensitivitas budaya? Di era digital lanjut, pertanyaan-pertanyaan ini menjadi bagian dari diskusi desain.

Tentang Refik Anadol:

Refik Anadol adalah seorang seniman dan peneliti yang berasal dari Istanbul, Turki, dan sekarang tinggal dan bekerja di Los Angeles. Ia terkenal karena menggabungkan data publik, kecerdasan buatan, dan arsitektur menjadi karya seni futuristik yang mendalam. Ia telah bekerja sama dengan Microsoft, MoMA, Walt Disney Concert Hall, dan NASA.Ruang publik, museum, galeri, dan festival seni teknologi di seluruh dunia banyak mengeksplorasi karyanya. Refik Anadol mengajak kita membayangkan masa depan di mana kreativitas didorong oleh data dan memori digital.

Penutup:

Kreativitas di Era Pasca-Digital Era Informasi 4 membawa paradigma baru bahwa teknologi bukan hanya alat, tetapi juga mitra dalam proses kreatif. Seniman seperti Refik Anadol menunjukkan bahwa seni kontemporer bukan hanya berasal dari kuas dan kanvas; sekarang juga berasal dari baris data dan algoritma yang cerdas.Desainer grafis, seniman visual, dan kreator konten harus terbuka untuk bekerja sama dengan orang dari berbagai teknologi. Tidak hanya menggambar atau mendesain yang diperlukan untuk masa depan, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis, berkomunikasi visual, dan berinteraksi dengan teknologi.

Referensi:

  • Museum of Modern Art (MoMA). (2022). Unsupervised by Refik Anadol. https://www.moma.org/calendar/exhibitions/5524
  • Refik Anadol Studio. (2023). https://refikanadol.com
  • Medium. AI Can Dream: The Rise of Generative Art.
  • NVIDIA Developer Blog. How Refik Anadol Turns Data into Art with GPUs.

Aini Almira Purba