STAKEHOLDER PARIWISATA
Penggerak sektor Pariwisata, tidak terlepas dari peranan pengelola dan pihak-pihak yang sudah menggerakan kesuksesan Pariwisata. Cara pengelolaan yang baik dan tepat akan menjadi potensi yang dapat meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk mengembangnya pengembangan pariwisata yang terencana secara menyeluruh sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dalam segi ekonomi, sosial dan cultural.Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik disuatu negara.Untuk mencapai keunggulan kompetitif Pariwisata diperlukan stakeholder yang untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang arah perubahan dan implikasinya untuk bisnis atau tujuan pengelolaan (Dwyer et al. 2009) and (Gupta, Rajeshwari, and Gupta 2009) yaitu:
“Tourism stakeholders can strategically act as „future makers‟ rather than „future takers‟.,Achieving competitive advantage in times of rapid change requires tourism stakeholders to have a clear understanding of the direction of change and its implications for business or destination management. Since tourism is essentially integrated with other sectors in the economy, tourism trends cannot be considered in isolation from key drivers that will shape the world of the future”
Dalam mengembangkan Pariwisata Peran pemerintah secara garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, krgiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke daerah lain maupun ke luar negeri. pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan san peruntukan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan pariwisata. tidak hanya itu, pemerintah bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan pariwisata. kebijakan makro yang ditempuh pemerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain di dalam memainkan peran masing-masing. Kebutuhan dasar pelaku wisata tersebut, maka dapat dipetakan mengenai peranan pemangku kepentingan dan pemain kunci dalam pariwisata di destinasi. Pemain kunci tersebut yaitu pengusaha, masyarakat/komunitas, pemerintah, media dan akademia. Kementerian Pariwisata biasa menyebut pemain kunci tersebut dengan istilah penta-helix karena saling membutuhkan dan harus saling berkolaborasi serta kompak dalam mendukung pengembangan kepariwisataan di destinasi. Pemangku kepentingan dalam kepariwisataan yaitu semua unsur dalam penta-helix ditambah dengan pelaku wisata.(Luturlean and SE 2019) Berikut adalah peran kunci dari para pemangku kepentingan dan pemain kunci tersebut:
- Pelaku wisata:yaitu pengunjung atau wisatawan destinasi terdiri dari wisatawan (tourist) dan pelancong yang berperan sebagai konsumen.
- Pengusaha atau sector swasta: yaitu penyedia jasa yang dibutuhkan oleh pelaku wisata, baik yang terkait langsung dengan pariwisata maupun jasa.
- Masyarakat/komunitas: yang berada di destinasi pariwisata yang bertindak sebagai tuan rumah dan garda terdepan dalam melaksanakan sapta pesona.
- Pemerintah: yaitu pihak pemerintah dimana destinasi itu berada dalam batas administrasinya, bisa pemerintah daerah maupun pusat.
- Media: yaitu pihak-pihak yang berperan sebagai perantara atau saluran bagi kelancaran komunikasi antar pemangku kepentingan.
- Akademia: yaitu institusi atau perseorangan yang berperan dalam melakukan penelitian dan penyediaan sumber daya manusia, baik terkait langsung dengan kepariwisataan maupun yang tidak terkait secara langsung.
Berikut merupakan tabel mengenai keterkaitan antar peran pemangku kepentingan destinasi pariwisata dan pemain kunci dalam kepariwisataan.
REFERENCE
Dwyer, Larry et al. 2009. “Destination and Enterprise Management for a Tourism Future.” Tourism management 30(1): 63–74.
Gupta, Sonia, Chatterjee Rajeshwari, and Atul Gupta. 2009. “LTC (Leave Travel Concession) as a Means to Promote Tourism in Jharkhand.” JOHAR 4(2): 93.
Hidayah, Nurdin. 2019. Pemasaran Destinasi Wisata. Bandung: CV Alfabeta.
Luturlean, Bachruddin Saleh, and M M SE. 2019. Strategi Bisnis Pariwisata. Humaniora.
Comments :