Megatransfer Persib Bandung: Sudut Pandang Marketing Management
Merapatnya Michael Essien ke Klub Sepak Bola Persib Bandung yang bermain di Liga 1 musim depan sempat menghebohkan dunia, pasalnya pemain berkebangsaan Ghana ini merupakan salah satu punggawa Chelsea FC ketika menjuarai Liga Champions musim 2011-2012 juga pernah membela klub sekelas Real Madrid dan AC Milan. Tentu saja bukan hal yang mudah dan murah untuk bisa memboyong pemain sekelas Michael Essien, kabarnya nilai kontrak Essien mencapai nominal Rp 8,5 Miliar (goal.com). Fantastis, mungkin kata tersebut yang mampu menggambarkan Fenomena kedatangan Essien. Bahkan nilai kontrak ini sudah jauh melampaui rekor transfer pemain Sepak Bola Indonesia yang selama ini dimiliki pemain-pemain nasional sekelas Bambang Pamungkas, Firman Utina ataupun Christian Gonzales. Dengan usia Essien yang sudah mencapai 34 tahun menjadi pertanyaan besar, apakah Persib Bandung memang membutuhkan tenaga Michael Essien untuk menjuarai Liga 1? Mungkin iya, mungkin tidak terlalu.
Lalu bagaimana jika dilihat dari sudut pandang Marketing, Apakah megatransfer yang dilakukan oleh Persib Bandung merupakan keputusan yang buruk? Justru pembelian Essien merupakan investasi yang menjadi sebuah breakthrough bagi industri Pesepakbolaan Indonesia. Kita ketahui bahwa sebelum kedatangan Essien, Persib Bandung merupakan salah satu klub sepak bola Indonesia yang kebanjiran Sponsor, bahkan ada gurauan yang mengatakan Jersey Persib Bandung seperti Jersey Balap Sepeda karena banyaknya sponsor yang tertempel. Dengan bergabungnya Essien meningkatkan publikasi Persib Bandung baik di media Nasional dan bahkan di media Internasional, hal ini akan menaikkan daya tawar Persib Bandung kepada pihak Sponsor untuk menaikkan nilai kontrak atau bahkan untuk mendapatkan kerjasama sponsorship baru dengan nilai kontrak yang lebih tinggi.
Nama besar Michael Essien yang cukup tersohor bagi pecinta sepak bola Nasional juga dapat berdampak positif bagi Persib Bandung untuk mengeruk keuntungan melalui penjualan Jersey dengan nama dan nomor punggung Essien. O’Reilly, et all. (2015) membedakan konsumen jersey berdasarkan statusnya sebagai fans ataupun non-fans sebuah klub Olahraga. Fans klub olahraga membeli jersey karena memiliki keterikatan terhadap klub olahraga tersebut. Namun non-fans klub olahraga membeli jersey lebih karena tertarik oleh hal spesifik yang dimiliki oleh Klub Sepak Bola tersebut, misalnya karena memiliki pemain bintang/idola. Kita ketahui bahwa Persib bandung memiliki basis supporter/fans yang sangat besar di Indonesia, dengan kelompok supporter Bobotoh yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bergabungnya Michael Essien sang Mega Bintang sepak bola Eropa ke Persib Bandung bukanlah suatu hal yang bisa terjadi setiap tahun. Maka fenomena ini dapat dimanfaatkan Persib Bandung untuk mengeruk keuntungan dari kelompok non-fans yang tertarik untuk mengkoleksi Jersey dengan Nama dan Nomor punggung milik Michael Essien. Hal ini merupakan peluang bagi Persib Bandung untuk melebarkan pasarnya, yang selama ini membeli jersey hanyalah sebatas penggemar menjadi lebih luas yaitu pecinta sepak bola yang ingin memiliki jersey spesial pemain sepak bola yang pernah mengangkat Tropi Liga Champions Eropa dan kini membela klub sepak bola nasional. Jadi, apakah strategi Persib Bandung untuk merekrut mantan superstar Chelsea FC yang sudah menginjak usia 34 Tahun adalah sebuah keputusan yang buruk?
Salam Sport Marketing,
Yoseph Benny Kusuma, S.M.,M.SM.
Comments :