Kata paseduluran atau lebih lengkapnya digawe paseduluran merupakan kata yang biasa dijumpai dipasar-pasar tradisional. “Ya wes.. tak tambahi gawe paseduluran” (ya sudah saya tambah untuk persaudaraan), atau “Tak paringi rego murah lho.. digawe paseduluran” (saya beri harga murah untuk persaudaraan). Paseduluran sendiri bisa diartikan sebagai persaudaraan, yaitu keinginan membangun persaudaraan dengan terjadinya sebuah transaksi. Kebiasaan ini banyak dilakukan oleh para pedagang dikalangan masyarakat jawa.

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang memiliki jiwa persaudaraan tinggi, dengan siapapun mereka ingin membangun hubungan baik seperti saudara. Terjalinnya hubungan baik diyakini akan membantu setiap usaha yang dilakukan. Faktanya memang demikian, ketika terjadi hubungan baik antara pengusaha dan pelanggan maka akan memunculkan loyalitas. Budaya kekeluargaan pada masyarakat Indonesia membangun konsep pemikiran saling membantu. Konsep ini juga akan terbawa ketika mereka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Konsep kekeluargaan yang kuat mempengaruhi perilaku berbelanja masyarakat. Kedekatan hubungan dengan produsen bisa mengalahkan pertimbangan harga produk. Sering ada ungkapan: “ Lebih baik beli di toko A harganya sedikit lebih mahal tidak apa-apa, kita sudah kenal baik  jadi gampang komunikasinya”, atau “ Gak enak beli ditempat lain, disana sudah seperti saudara sendiri, harga selisish sedikit tidak apa-apa..”. Ungakapan-ungkapan itu menunjukkan bagaimana hubungan kekeluaragaan (paseduluran) bisa menjadi cara membangun  loyalitas pelanggan. Secara sederhana bisa dikatakan, menjual barang janganlah bersukap “jaim” terhadap pelanggan. Salam Sukses-KL