Bahasan sebelumnya sudah kita bahas welasan dari sudut pandang perputaran modal. Lantas apakah masih ada tinjauan lain yang bisa kita bahas tertaik strategi marketing tradisional Jawa ini? Sebelumnya kita kembali sebentar kepada konsep welasan. Welasan berasal dari kata sewesal (bahasa Jawa) yang artinya sebelas. Ketika seseorang membeli barang sejumlah 10 biji, biasanya pedangang akan memberikan bonus satu biji yang disebut dengan welasan, atau barang ke-sebelas. Pertanyaan yang muncul ide siapakah memberi welasan, pedagang ataukah permintaan pembeli?

Welasan biasanya diberikan secara sukarela oleh pedagang, meskipun ada juga pembeli tertentu yang dengan sengaja memintanya karena merasa sudah membeli banyak. Dalam kejadian-kejadian sekarang sering terlihat pembeli justru tidak mau menerima welasan karena kasihan kepada pedagangnya, atau memang dia tidak membutuhkan barang tersebut terlalu banyak. Terlepas dari semua itu, pedagang memberi welasan sebenarnya merupakan strategi marketing untuk menjalin hubungan baik dengan pelanggan. Minimal akan memberikan kesan tersendiri dihati pelanggan sehingga suatu saat akan kembali ketika membutuhkan barang yang sama.

Menciptakan kesan baik atau pengalaman positif adalah cara menjalin hubungan dengan pelanggan. Membangun hubungan dengan pelanggan merupakan strategi marketing untuk menciptakan loyalitas. Terbentuknya loyalitas membangun keinginan berbelanja kembali. Konsep ini sudah banyak diteliti oleh para pakar marketing didunia internasional, dan memang hasilnya positif sehingga bisa diterapkan oleh para pengusaha. Yang menarik, hal positif ini ternyata sudah dilakukan oleh para entrepreneur tradisional kita jauh sebelum konsep relationship marketing dikenal oleh dunia. Entah kapan konsep welasan ini dimulai, tapi faktanya nenek moyang kita sudah mengajarkan ilmu marketing yang luar biasa turun temurun dari sejak jaman dahulu kala. Salam Sukses-KL