MELIRIK WORK FROM HOME SEBAGAI BUDAYA BEKERJA BARU SAAT COVID-19
Di zaman ini, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat. Sepanjang waktu, manusia selalu dihadirkan dengan berbagai macam inovasi teknologi yang semakin membantu manusia mempermudah pekerjaannya. Terlebih lagi, saat ini masyarakat sedang menghadapi wabah virus yang dinamakan Coronavirus Disease atau COVID-19. Dengan hadirnya virus ini, masyarakat pun diharuskan untuk melakukan segala aktifitas mereka dari rumah. Namun, berkat adanya perkembangan teknologi, berdiam diri di rumah akibat wabah ini sudah bukan lagi menjadi halangan untuk tetap beraktifitas. Salah satu aktifitas yang kini dapat dilakukan masyarakat dari rumah adalah bekerja, yang dikenal dengan istilah work from home. Berkembangnya COVID-19 yang seakan tiada ujungnya ini pun memang sempat menghambat aktifitas ekonomi Indonesia, namun dengan adanya sistem work from home sebagian besar aktifitas ekonomi dapat dipulihkan dengan baik.
Jika melirik dari data hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19 mengenai sistem work from home, lebih dari 70 persen responden menyatakan bahwa mereka bekerja dari rumah (work from home / WFH), dan sebagian di antara mereka masih ada jadwal masuk kantor. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dapat dilakukan dari rumah. Apabila ditelusuri lebih lanjut, adanya sistem work from home juga memiliki sisi positif. Selain adanya perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi, mengirim data, dan berkomunikasi dengan kolega kerja, Heminsley (2012) menyatakan bahwa ada beberapa sisi positif lainnya dari work from home, antara lain :
- Menghemat biaya transportasi.
- Kualitas bekerja lebih baik dan lebih produktif, tanpa gangguan dari kolega maupun acara-acara yang terkesan kurang penting di kantor.
- Mengurangi rasa stress akibat keterlambatan yang disebabkan oleh kemacetan di perjalanan.
- Mendapatkan work life balance yang lebih baik karena waktu bekerja dapat diatur sendiri.
Ketika melakukan work from home, dampak positif tersebut akan lebih terasa apabila Anda memiliki persiapan yang matang. Menurut Buckis (2007), seseorang harus memiliki ,self-motivation yang baik; kemampuan untuk bekerja sendiri, mengelola keuangan, dan perencanaan pekerjaan; serta memiliki passion dalam pekerjaannya. Hal ini bertujuan agar aktifitas work from home berjalan dengan lebih baik, sehingga dampak positif akan lebih terasa. Secara garis besar, work from home sebagai salah satu kebijakan di masa pandemi COVID-19 merupakan kebijakan yang tepat. Bahkan, di beberapa aspek kebijakan tersebut memiliki dampak positif bagi pekerja atau karyawan. Bagi Anda yang saat ini harus work from home, Anda juga harus memiliki banyak persiapan yang matang. Sudah siapkah Anda untuk menjalani work from home ini?
Sumber :
Badan Pusat Statistik. (2020). Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
Buckis, C. (2007). Work From Home : Finding freedom in your spare room. Ultimo: Career FAQs Pty Ltd.
Heminsley, J. (2012). Work from Home : How to make money working at home – and get the most out of life. Oxford: How To Books Ltd.
Comments :