LABA: BENARKAH HANYA SEBATAS KEUNTUNGAN?
Tujuan utama dari kegiatan operasional entitas bisnis adalah menghasilkan laba. Bahkan, secara lebih rinci tujuan utama dari seluruh keputusan serta kegiatan entitas bisnis adalah untuk memaksimalkan laba. Tanpa dihasilkannya laba, maka suatu entitas bisnis akan mengalami kebangkrutan. Bisa dikatakan bahwa hidup – matinya entitas bisnis tergantung dari besarnya laba yang dihasilkan. Jika kita hendak bertanya lebih jauh, apakah peran laba hanya sebatas keuntungan belaka? Lalu bagaimana sikap moral dalam mencari laba?
Selain sebagai bentuk keuntungan, laba juga memiliki peran sebagai “sinyal” yang dapat digunakan untuk melakukan analisis situasi bisnis. Laba memberikan “sinyal” yang menginformasikan jenis produk yang diminati oleh konsumen. Apabila suatu entitas bisnis mengeluarkan jenis produk yang sangat dibutuhkan oleh konsumen dalam pasar, maka tingkat penjualan dari produk tersebut akan meningkat, sehingga berkontribusi bagi perolehan atau peningkatan jumlah laba dari entitas bisnis tersebut. Hal ini terkadang menyebabkan kompetitor “tergoda” untuk membuat serta memasarkan jenis produk yang sama, dengan harapan mereka juga akan ikut menikmati “keuntungan” dari penjualan produk tersebut. Bisa dikatakan bahwa laba memberikan “sinyal” kepada pelaku bisnis untuk menempatkan sumber daya yang dimiliki pada jenis produk yang dibutuhkan konsumen. Tetapi, laba juga dapat memberikan “sinyal” kapan pelaku bisnis harus keluar dari suatu jenis industri. Ketika laba yang dihasilkan pada suatu jenis produk mengalami penurunan gradual, bahkan signifikan, yang disebabkan oleh turunnya minat konsumen atas produk tersebut, maka hal itu mengindikasikan bahwa pelaku bisnis sudah tidak dapat secara maksimal menikmati “keuntungan” dari penjualan produk yang bersangkutan. Situasi yang seperti demikian terkadang menjadi pertimbangan bagi pelaku bisnis untuk keluar dari industri tersebut. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa laba dapat memberi informasi berupa “sinyal” tentang timing yang tepat bagi pelaku bisnis untuk memasuki atau keluar dari suatu jenis industri.
Meskipun tujuan utama perusahaan adalah maksimalisasi laba, namun cara untuk memperoleh laba tetap harus berpegang pada nilai – nilai moral. Laba harus diperoleh dengan cara yang benar. Pelaku bisnis harus dengan jujur menunjukkan bahwa laba diperoleh dengan praktik bisnis yang tidak merugikan konsumen dan negara. Lebih lanjut lagi, pelaku bisnis tidak boleh memanipulasi besarnya biaya produksi agar dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Bahkan, perolehan laba yang dihasilkan tidak boleh merugikan kaum pekerja, dengan cara merekayasa atau menekan besarnya upah yang harus mereka terima. Nilai kejujuran haruslah menjadi landasan moral pelaku bisnis dalam menghasilkan laba.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca untuk lebih memahami peran laba bagi praktis bisnis serta landasan moral yang harus menjadi dasar bagi usaha perolehan laba tersebut.
Sukses selalu…
Ajeng Mira Herdina, S.E., M.M.
Sumber:
Baye, Michael R., Prince, Jeffrey T, Squalli, Jay. (2013). Managerial economics and business strategy. 08. McGraw – Hill Higher Education. USA.
Prawironegoro, D. (2018). Ekonomi Manajerial. Kajian Ekonomi, Politik, dan Budaya untuk Pengambilan Keputusan Bisnis. Edisi Revisi. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Comments :