Semiotika: Pengertian, Tokoh, dan Penerapan dalam Desain Komunikasi Visual
Apa Itu Semiotika?
Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda. Secara umum, semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) serta cara tanda-tanda tersebut menyampaikan makna. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Tanda tidak terbatas pada benda, tetapi mencakup segala fenomena yang memiliki makna (Zoest, 1993:18).
Kecenderungan untuk memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa membuat semiotika juga diterapkan pada analisis sosial dan budaya. Menurut Piliang (1998:262), bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka seluruhnya juga dapat dipandang sebagai tanda.
Tokoh-Tokoh Utama dalam Semiotika
Menurut Berger, semiotika memiliki dua tokoh utama, yakni Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Pierce. Keduanya menjadi dasar berkembangnya teori semiotika modern yang kini banyak digunakan dalam linguistik, seni, hingga desain komunikasi visual.
Ferdinand de Saussure dan Teori Semiologi
Ferdinand de Saussure (1857–1913) memperkenalkan semiologi, yang didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau berfungsi sebagai tanda, di belakangnya pasti ada sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu muncul (Hidayat, 1998:26).
Menurut Saussure, tanda merupakan kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
- Signifier (penanda): Bidang bentuk atau ekspresi, seperti bunyi, huruf, kata, atau gambar.
- Signified (petanda): Bidang makna atau konsep yang muncul di benak seseorang.
Kedua unsur ini bekerja bersama untuk menciptakan makna. Ketika hubungan antara tanda dan objek yang diacu terjadi, dalam benak penerima akan timbul pemahaman atau pengertian tertentu (Eco, 1979:59).
Charles Sander Pierce dan Segitiga Semiotik
Charles Sander Pierce (1839–1914) memandang semiotika sebagai penalaran logika manusia melalui tanda. Menurut Pierce, manusia hanya bisa bernalar melalui tanda. Ia menyebut tanda sebagai representamen, yaitu sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (Eco, 1979:15).
Tanda menurut Pierce selalu mengacu pada sesuatu yang lain (denotatum) dan baru dapat berfungsi bila diinterpretasikan oleh penerima tanda melalui interpretant (pemahaman makna yang muncul). Pemahaman tersebut muncul dari pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat, yang disebut ground.
Ketiga unsur ini, yaitu representamen, object, dan interpretant, membentuk segitiga semiotik yang menjadi dasar teori tanda Pierce.
Klasifikasi Tanda dalam Teori Semiotika Pierce
Menurut teori Pierce (Noth, 1995:45), tanda-tanda dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama:
1. Ikon
Ikon adalah tanda yang memiliki kemiripan fisik dengan objek yang diwakilinya. Contohnya seperti foto, peta, atau gambar ilustrasi. Dalam desain komunikasi visual, ikon digunakan untuk menyampaikan pesan secara langsung dan mudah dikenali.
2. Indeks
Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan objeknya. Misalnya, asap merupakan indeks dari adanya api, atau jejak kaki sebagai indeks bahwa seseorang telah berjalan di sana.
3. Simbol
Simbol merupakan tanda yang hubungannya dengan objek didasarkan pada kesepakatan sosial atau budaya. Contohnya, warna merah yang melambangkan bahaya atau cinta, serta lambang hati sebagai simbol kasih sayang.
Dalam desain komunikasi visual, pemahaman terhadap ikon, indeks, dan simbol sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan tepat oleh audiens.
Penerapan Semiotika dalam Desain Komunikasi Visual
Semiotika adalah dasar penting dalam memahami makna di balik elemen visual seperti warna, bentuk, tipografi, dan komposisi. Seorang desainer komunikasi visual harus mampu membaca dan menciptakan tanda-tanda visual yang dapat diterjemahkan dengan benar oleh audiens.
Dalam konteks desain, semiotika digunakan untuk:
- Membangun pesan visual yang efektif dan komunikatif.
- Menentukan simbol atau elemen visual yang sesuai dengan konteks budaya.
- Menganalisis hubungan antara teks, gambar, dan makna.
- Menghasilkan karya desain yang memiliki kedalaman pesan dan makna estetis.
Pemahaman semiotika juga membantu desainer menghindari kesalahan persepsi visual dan menciptakan komunikasi yang lebih universal dan inklusif.
Baca juga: Semiotika Iklan
Yuk, Kembangkan Kreativitas Visualmu di DKV BINUS @Malang!
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan makna di balik berbagai fenomena, termasuk visual. Melalui teori Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Pierce, kita memahami bagaimana tanda bekerja membentuk makna dalam komunikasi.
Bagi kamu yang tertarik mendalami dunia makna visual, simbol, dan komunikasi melalui desain, jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di BINUS @Malang adalah pilihan yang tepat. Di sini kamu akan belajar teori semiotika, prinsip desain, hingga praktik kreatif yang mempersiapkanmu menjadi desainer profesional di era modern.
Referensi:
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Comments :