bottleneck

Pengertian Bottleneck

Bottleneck merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi pada kegiatan operasional suatu usaha. Secara sederhana, kondisi bottleneck atau leher botol diilustrasikan sebagai ketidakmampuan suatu unit usaha dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik. Kondisi ini dapat terjadi karena dua faktor. Faktor pertama, jumlah bahan baku yang perlu diolah oleh unit usaha jauh lebih tinggi daripada sumber daya manusia atau peralatan yang tersedia untuk mengolah bahan baku tersebut. Faktor kedua, unit usaha tidak memiliki proses pengolahan produk yang efektif dan efisien.

Bottleneck dalam Operasional Usaha

Manajer operasional memiliki tanggung jawab untuk membentuk proses yang dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen menggunakan sumber daya yang tersedia. Berdasarkan keputusan proses yang ditentukan, selanjutnya manajer operasional dihadapkan pada tantangan apakah proses tersebut dapat dilakukan tanpa terjadinya bottleneck. Strategi tata letak (layout strategies) merupakan keputusan lain yang perlu ditentukan oleh manajer operasional dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses pengolahan sumber daya menjadi produk pada rangkaian kegiatan operasional usaha. Heizer, Render, dan Munson (2014) memaparkan bahwa tujuan dari strategi tata letak adalah membentuk suatu tata letak yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif.

Apabila dikelompokkan ke dalam kelompok besar, keputusan strategi tata letak oleh manajer operasional dapat dibagi ke dalam tiga strategi: (1) fixed-position layout; (2) process-oriented layout; dan (3) product-oriented layout. Tata letak tetap (fixed-position layout) merupakan strategi tata letak yang umum digunakan pada unit usaha yang menghasilkan produk pada suatu titik tertentu dalam pabrik, dengan faktor produksi keluar dan masuk ke dalam titik tersebut untuk menghasilkan suatu produk. Apabila diilustrasikan, tata letak tetap umum ditemukan pada unit usaha di sektor pertanian, perkebunan, atau peternakan. Titik untuk menanam tanaman atau memelihara hewan telah ditentukan pada suatu lahan dan sulit untuk dipindahkan. Faktor produksi lain seperti petani, peternak, pakan hewan, dan peralatan lain akan diarahkan menuju titik dimana tanaman dan hewan ditentukan untuk melakukan proses produksi pada titik tersebut. Terakhir, produk yang telah dihasilkan seperti buah atau susu akan dikeluarkan dari titik tersebut untuk didistribusikan kepada konsumen.

Tata letak berorientasi proses (process-oriented layout) merupakan strategi tata letak yang dapat ditemukan pada unit usaha yang menghasilkan variasi jenis produk yang beragam namun dalam jumlah rendah. Tata letak ini memungkinkan beberapa jenis produk dihasilkan secara bersamaan tanpa mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan. Beberapa ilustrasi dari aplikasi tata letak berorientasi proses dapat ditemukan pada unit usaha di sektor jasa, salah satunya rumah sakit. Berbagai jenis pasien dapat diarahkan menuju poli yang berbeda sesuai dengan keluhan penyakit pasien. Sumber daya operasional seperti dokter dan peralatan medis pada masing-masing poli telah disesuaikan dengan kategori poli yang bersangkutan sehingga masing-masing pasien mendapatkan peralatan sesuai dengan penyakit yang diderita.

Terakhir, tata letak berorientasi produk (product-oriented layout) merupakan tata letak yang dapat ditemukan pada unit usaha yang hanya menghasilkan sedikit variasi jenis produk namun diproduksi dalam jumlah besar. Tata letak ini diilustrasikan sebagai penataan sumber daya produksi (manusia dan peralatan) dalam suatu aliran tertentu di dalam pabrik, dengan bahan baku yang akan bergerak secara bergiliran dari work center pertama hingga akhir. Masalah bottleneck umum ditemukan pada tata letak berorientasi produk. Tata letak ini memang memungkinkan jumlah produksi yang besar, namun apabila salah satu work center mengalami masalah, produk work in progress akan terhambat pada work center tersebut dan apabila aliran bahan baku tidak dihentikan maka jumlah bahan baku yang tidak diolah akan jauh lebih tinggi dibandingkan kapasitas work center untuk mengolah bahan baku tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, kehandalan dan strategi pemeliharan yang baik sangat dibutuhkan pada tata letak berorientasi produk.

Dampak Bottleneck

Bottleneck dapat memiliki berbagai dampak negatif pada operasional bisnis, termasuk:

  • Penundaan Produksi: Pekerjaan atau bahan baku menumpuk pada titik bottleneck, mengakibatkan penundaan dalam proses produksi secara keseluruhan.
  • Penurunan Efisiensi: Ketika satu bagian dari proses terhambat, bagian lain dari proses mungkin harus menunggu, mengurangi efisiensi operasional.
  • Peningkatan Biaya: Bottleneck dapat menyebabkan peningkatan biaya operasional, baik karena penundaan produksi maupun karena kebutuhan untuk menambah sumber daya untuk mengatasi masalah.

Strategi Tata Letak untuk Meminimalisir Bottleneck

1. Analisis Aliran Kerja

Langkah pertama dalam meminimalisir bottleneck adalah dengan melakukan analisis aliran kerja. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi titik-titik dalam proses produksi yang berpotensi menjadi bottleneck. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk analisis aliran kerja meliputi:

  • Diagram Aliran: Menggambarkan aliran material atau pekerjaan melalui proses produksi, membantu mengidentifikasi titik-titik penumpukan.
  • Pengukuran Waktu: Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahap dalam proses produksi, membantu mengidentifikasi tahap-tahap yang membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
  • Analisis Kapasitas: Membandingkan kapasitas dari setiap tahap dalam proses produksi dengan jumlah pekerjaan atau material yang harus diproses, membantu mengidentifikasi tahap-tahap yang memiliki kapasitas lebih rendah dari yang dibutuhkan.

2. Tata Letak Berbasis Proses

Tata letak berbasis proses adalah strategi di mana peralatan dan area kerja diatur berdasarkan urutan proses produksi. Strategi ini bertujuan untuk meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan material atau pekerjaan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Beberapa keuntungan dari tata letak berbasis proses meliputi:

  • Pengurangan Waktu Pindah: Dengan mengatur peralatan dan area kerja berdasarkan urutan proses produksi, waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan material atau pekerjaan dari satu tahap ke tahap berikutnya dapat dikurangi.
  • Peningkatan Efisiensi: Tata letak berbasis proses dapat meningkatkan efisiensi dengan memastikan bahwa material atau pekerjaan bergerak dengan lancar melalui proses produksi tanpa penundaan yang tidak perlu.
  • Identifikasi dan Penyelesaian Bottleneck: Dengan aliran kerja yang lebih terstruktur, titik-titik bottleneck dapat lebih mudah diidentifikasi dan diselesaikan.

3. Tata Letak Seluler

Tata letak seluler adalah strategi di mana peralatan dan area kerja diatur dalam sel yang masing-masing bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh proses produksi untuk satu jenis produk atau kelompok produk. Strategi ini dapat membantu meminimalisasi bottleneck dengan mengurangi ketergantungan antar tahap produksi dan meningkatkan fleksibilitas. Beberapa keuntungan dari tata letak seluler meliputi:

  • Pengurangan Ketergantungan: Dengan mengatur peralatan dan area kerja dalam sel yang masing-masing bertanggung jawab untuk seluruh proses produksi, ketergantungan antar tahap produksi dapat dikurangi.
  • Peningkatan Fleksibilitas: Tata letak seluler memungkinkan penyesuaian yang lebih cepat terhadap perubahan dalam permintaan atau spesifikasi produk.
  • Pengurangan Waktu Tunggu: Dengan mengurangi ketergantungan antar tahap produksi, waktu tunggu dapat dikurangi, mengurangi risiko terjadinya bottleneck.

4. Tata Letak Berbasis Produk

Tata letak berbasis produk adalah strategi di mana peralatan dan area kerja diatur berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk memproduksi produk tertentu. Strategi ini dapat membantu meminimalisasi bottleneck dengan memastikan bahwa material atau pekerjaan bergerak dengan lancar melalui proses produksi. Beberapa keuntungan dari tata letak berbasis produk meliputi:

  • Peningkatan Efisiensi: Dengan mengatur peralatan dan area kerja berdasarkan urutan operasi yang diperlukan untuk memproduksi produk tertentu, aliran kerja dapat lebih efisien.
  • Pengurangan Waktu Pindah: Tata letak berbasis produk dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan material atau pekerjaan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
  • Identifikasi dan Penyelesaian Bottleneck: Dengan aliran kerja yang lebih terstruktur, titik-titik bottleneck dapat lebih mudah diidentifikasi dan diselesaikan.

5. Penggunaan Teknologi dan Automasi

Teknologi dan automasi dapat membantu meminimalisasi bottleneck dengan meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses produksi. Beberapa teknologi dan solusi automasi yang dapat digunakan meliputi:

  • Sistem Produksi Terkomputerisasi: Sistem produksi terkomputerisasi dapat membantu memantau dan mengelola aliran material dan pekerjaan melalui proses produksi, membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan bottleneck.
  • Robotika dan Automasi: Penggunaan robotika dan automasi dapat meningkatkan kecepatan dan konsistensi proses produksi, mengurangi risiko terjadinya bottleneck.
  • Teknologi IoT: Teknologi Internet of Things (IoT) dapat digunakan untuk memantau dan mengelola peralatan dan proses produksi secara real-time, membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan bottleneck.

Implementasi Strategi Tata Letak

Langkah-langkah Implementasi

  1. Analisis Awal: Lakukan analisis awal untuk mengidentifikasi titik-titik bottleneck dalam proses produksi dan menentukan strategi tata letak yang paling sesuai.
  2. Perencanaan Tata Letak: Merencanakan tata letak baru berdasarkan hasil analisis awal, memastikan bahwa aliran material dan pekerjaan melalui proses produksi berjalan lancar.
  3. Implementasi Perubahan: Implementasikan perubahan tata letak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, melibatkan semua pihak yang terkait untuk memastikan kelancaran proses.
  4. Pemantauan dan Evaluasi: Pantau dan evaluasi hasil dari perubahan tata letak, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul selama proses implementasi.
  5. Penyesuaian dan Penyempurnaan: Lakukan penyesuaian dan penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi, memastikan bahwa tata letak baru dapat meminimalisir bottleneck secara efektif.

REFERENSI

Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2014). Operations Management-Sustainability and supply chain management (11. utg.). Essex: Pearson