Di saat perkembangan teknologi yang semakin maju, pola pikir manusia mengenai lingkungan dan diri sendiri pun semakin berkembang. Krisis lingkungan global, pertumbuhan ekonomi yang drastic namun timpang, meledaknya populasi dunia, meningkatnya jumlah limbah dan sampah yang mencemari lingkungan, berkurangnya sumberdaya alam, menyebabkan manusia mau tidak mau memikirkan ulang dampak dari berbagai aktifitas manusia. Manusia mulai memikirkan dampak negative dari perkembangan teknologi dan peradaban yang banyak mengeksploitasi lingkungan tanpa memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Pada akhirnya, alam tidak lagi mampu menyeimbangkan diri, sehingga menyebabkan anomali  pada cuaca, suhu dan punahnya berbagai macam keanekaragaman hayati yang dimiliki Bumi.

Oleh karena itu, para peneliti mulai menggaungkan konsep teknologi ramah lingkungan dengan harapan dapat meminimalisir dampak kerusakan lingkungan yang terjadi. Pada bidang Arsitektur dan Desain, tercipta konsep Green Design sebagai tanggapan terhadap isu lingkungan tersebut. Green Design memiliki konsep perancangan dari suatu produk atau hasil teknologi yang berfokus pada minimalisasi dampak keberadaannya terhadap alam, dimulai dari proses pembuatan hingga hasil produk yang tercipta.

Tujuan dari konsep Green Design adalah sebagai berikut:

  1. Mengurangi dampak negative dari limbah produk yang tidak dapat di daur ulang mulai dari proses produksi hingga hasil akhirnya, sehingga produk atau bangunan dapat meminimalisir sampah yang dihasilkan dan memiliki konsep keberlanjutan.
  2. Memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber energi terbaharui pada produk yang dihasilkan, sehingga dapat mengurangi emisi yang menyebabkan pemanasan global.
  3. Meminimalisir penggunaan bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan.

 

Di beberapa negara, terminology Green Design telah berkembang dan memiliki beberapa sub-konsep, yaitu: eco-design, environmental design, dan sustainable design. Pada konsep sustainable design memiliki 3 pilar utama, yaitu: People, Planet, Profit. Penerapan filosofi ini cukup luas, mulai dari skala mikro (obyek kecil yang digunakan sehari-hari) hingga skala makro (bangunan, kota). Filosofi ini juga diterapkan pada: arsitektur, perencanaan dan perancangan kota, arsitektur lansekap, desain grafis, desain produk, dunia industri hingga fashion.

Menurut Feylicia (Wijaya, 2019), prinsip dasar green design meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  1. Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan
  2. Efisiensi energi: menggunakan/ membuat produk yang membutuhkan energi yang minimal
  3. Kualitas dan daya tahan: produk memiliki usia pakai yang Panjang.
  4. Reuse & Recycle: Rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir
  5. Renewability: Bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumberdaya terbarukan, serta dapat diolah menjadi kompos.
  6. Sehat: Produk tidak berbajaya bagi lingkungan serta penggunanya.

 

REFERENSI: