Oleh: Galuh Ayu Savitri, S.I.Kom., M.I.Kom.

photography

Pengertian Fotografi

Fotografi berasal dari kata Yunani “photos” yang berarti cahaya dan “grapho” yang berarti menulis. Jadi, secara harfiah, fotografi dapat diartikan sebagai “menulis dengan cahaya.” Dalam praktiknya, fotografi adalah seni dan ilmu menangkap gambar dengan menggunakan cahaya dan media perekam, baik itu film maupun sensor digital. Melalui fotografi, kita bisa menyampaikan narasi visual yang kaya, memungkinkan orang lain untuk merasakan dan memahami pengalaman kita.

Maraknya media sosial menjadi salah satu bentuk kebangkitan kembali dunia fotografi. Mengapa demikian? Dengan adanya media sosial yang bervariasi bisa mengakomodasi foto sebagai media berita, dokumentasi, bisnis, hingga bahan perbincangan interaksi online. Kehadiran media sosial lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan informasi, juga digunakan sebagai sarana hiburan atau pengisi waktu luang (Nugroho, 2017). Salah satu fenomena yang dapat kita amati adalah pada penggunaan Instagram, yang mana platform media sosial ini mengutamakan penggunaan foto sebagai basisnya, sehingga setiap pengguna akan berlomba-lomba untuk memuat hasil jepretan mereka di sosial media ini. Belum lagi dilihat dari banyaknya penggunaan profile picture di setiap platform media sosial, atau postingan foto eksklusif yang juga ikut mendongkrak industri telepon genggam untuk berlomba-lomba memasangkan kamera canggih terkini untuk unit-unitnya.

Pada jaman dahulu, fotografi merupakan kegiatan yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-ornag yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Namun saat ini dengan adanya perkembangan teknologi, fotografi sudah bukan menjadi hal yang sulit dilakukan oleh semua kalangan. Proses komunikasi dan berinteraksi juga semakin dimudahkan dengan adanya teknologi, salah satunya melalui fotografi. Siapa yang menyangka bahwa foto-foto yang diatur sedemikian rupa, foto yang dipilih dan diunggah pada media sosial merupakan salah satu cara seseorang berkomunikasi, misalnya orang-orang yang seringkali mengunggah foto-foto travelling secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki jiwa petualang, cinta dengan alam dan berbagai pesan lain yang ingin disampaikan.

Fotografi Sebagai Komunikasi Visual

Fotografi dapat dianggap sebagai bahasa visual yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan informasi dan emosi tanpa memerlukan kata-kata. Sebuah foto dapat membangkitkan perasaan, mengisahkan sebuah cerita, dan menggugah pemikiran. Misalnya, potret seseorang yang tersenyum dapat menyampaikan kebahagiaan, sementara foto seorang pengungsi dapat menggambarkan kesedihan dan penderitaan.

1. Ekspresi Emosional

Setiap foto memiliki kemampuan untuk mengekspresikan emosi. Warna, komposisi, dan momen yang dipilih fotografer dapat menambahkan lapisan makna pada gambar. Foto hitam-putih sering kali menambahkan suasana nostalgia atau kesedihan, sedangkan foto berwarna cerah dapat menyampaikan keceriaan dan semangat.

2. Narasi Visual

Fotografi tidak hanya tentang menangkap momen; ia juga dapat digunakan untuk menceritakan cerita. Sebuah rangkaian foto yang disusun dengan baik dapat membawa penonton melalui sebuah narasi. Misalnya, dokumentasi perjalanan ke sebuah tempat eksotis dapat menggambarkan keindahan alam, budaya setempat, dan interaksi dengan masyarakat. Dalam konteks ini, fotografer berperan sebagai pendongeng yang menyampaikan cerita melalui gambar.

Media Komunikasi yang Efektif

Di era digital saat ini, fotografi menjadi salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Media sosial, situs web, dan blog memungkinkan kita untuk berbagi foto dengan mudah dan cepat. Foto yang menarik dapat menarik perhatian, memicu interaksi, dan menyebarkan informasi dengan cepat.

1. Pengaruh di Media Sosial

Platform seperti Instagram dan Facebook telah menjadikan fotografi sebagai bentuk komunikasi utama. Konten visual seringkali lebih menarik perhatian dibandingkan dengan teks. Sebuah gambar dapat viral hanya dalam beberapa menit, menyebarkan pesan, ide, atau cerita kepada jutaan orang.

2. Pendidikan dan Kesadaran

Fotografi juga digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu sosial dan lingkungan. Foto-foto dokumenter yang menggambarkan kemiskinan, kerusakan lingkungan, atau ketidakadilan dapat membangkitkan rasa empati dan mendorong tindakan dari penontonnya. Melalui gambar, fotografer dapat menyoroti masalah yang mungkin diabaikan oleh masyarakat luas.

Teknik dan Komposisi dalam Fotografi

Untuk menciptakan komunikasi yang efektif melalui fotografi, pemahaman tentang teknik dan komposisi sangat penting. Penggunaan cahaya, sudut pengambilan gambar, dan elemen komposisi dapat mempengaruhi pesan yang ingin disampaikan.

1. Pencahayaan

Cahaya adalah elemen paling penting dalam fotografi. Penggunaan cahaya alami atau buatan dapat menciptakan suasana tertentu. Misalnya, pencahayaan lembut saat matahari terbenam bisa memberikan nuansa romantis, sementara cahaya keras di tengah hari dapat menyoroti detail dan tekstur.

2. Komposisi

Komposisi adalah cara elemen visual diatur dalam gambar. Prinsip-prinsip seperti rule of thirds, leading lines, dan framing dapat digunakan untuk menarik perhatian penonton dan mengarahkan pandangan mereka pada fokus utama foto. Sebuah komposisi yang baik dapat memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Menggali Makna di Balik Foto

Setiap foto memiliki makna dan konteks. Penting bagi penonton untuk menggali makna di balik gambar yang mereka lihat. Terkadang, sebuah foto dapat memiliki beberapa interpretasi tergantung pada pengalaman dan latar belakang penonton. Hal ini menjadikan fotografi sebagai seni yang sangat subjektif.

1. Konteks Budaya

Budaya memainkan peran besar dalam cara kita memahami dan menginterpretasikan foto. Sebuah gambar yang mungkin dianggap positif dalam satu budaya, bisa jadi dipandang negatif di budaya lain. Oleh karena itu, fotografer perlu memahami konteks budaya saat menciptakan karya mereka.

2. Keterlibatan Emosional

Reaksi emosional terhadap foto juga sangat bervariasi. Beberapa orang mungkin merasa terhubung dengan foto tertentu karena pengalaman pribadi, sementara yang lain mungkin merespons secara berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa fotografi tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jendela untuk memahami pengalaman manusia.

Mengapa fotografi bisa disebut dengan seni berkomunikasi? Fotografi memiliki kelebihan, salah satunya adalah mampu merekan peristiwa, momen-momen yang aktual, dapat dipercaya dan mengandung nilai, sehingga fotografi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi berbasis visual. Fotografi memiliki kemampuan untuk menceritakan suatu peristiwa dengan real dan apa adanya, sehingga dari sinilah fotografi juga bisa digunakan sebagai media berekspresi. Hal tersebut diperkuat oleh Nugroho (2017) yang menyatakan bahwa penyajian visual berperan besar pada pembentukan opini publik, oleh karena itu para fotografer jurnalistik maupun fotografer seni pernah meyakini bahwa fotografi dapat berperan dan bertanggung jawab dalam pembentukan masyarakat yang ideal.