Benarkah Seseorang Harus Sukses Dalam Kehidupan Ini?
Oleh: Meliana Octavia
Sukses. Sebuah kata sarat makna yang sering kali dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam karier dan pendidikannya. Kata sukses itu sendiri sebenarnya memiliki makna yang berbeda tergantung dari penafsiran tiap orang. Namun marilah kita mencoba merenungkan pengertian sukses secara umum, yang sering dipakai oleh banyak orang. Sukses adalah ketika seorang pelajar berhasil memperoleh peringkat tertinggi di kelasnya. Sukses adalah ketika seorang calon kepala daerah berhasil terpilih mewakili daerahnya. Sukses adalah ketika seseorang berhasil naik jabatan di tempat kerjanya. Orang-orang disekitarnya akan memberikan ucapan selamat atas prestasi yang diraihnya tersebut. Dan keluarganya dengan bangga akan menceritakan kesuksesan tersebut kepada banyak orang.
Lalu, setelah semua perolehan tersebut, apakah seseorang sudah puas? Tidakkah ia akan mengejar kesuksesan-kesuksesan lainnya yang belum ia peroleh? Sehingga sukses ini tidak akan ada akhirnya. Di atas langit masih ada langit. Kita akan terus mencari dan mencari. Mengejar dan mengejar. Namun pada akhirnya untuk apakah semuanya itu, bagi waktu hidup manusia yang begitu singkat ini? Apalah arti suatu kesuksesan apabila diperoleh dengan perbuatan curang? Apalah arti nilai mata kuliah dan IPK yang tinggi jika diperoleh dengan ketidakjujuran? Apalah arti kenaikan income perusahaan jika diperoleh dari penggelapan pajak dan pemerasan? Apalah arti sebuah kesuksesan jika kita masih terus menerus merasa tidak puas?
Sesungguhnya tujuan hidup manusia tidaklah untuk menjadi sukses. Sukses itu tidak akan ada batasnya dan tidak ada ukurannya yang pasti. Namun tujuan hidup manusia adalah untuk berbuah. Manusia harus berbuah dalam iman, dalam kasih, dan dalam kebenaran. Manusia harus menghasilkan buah-buah yang baik dalam kehidupannya. Bukan tentang apa yang diperoleh, tetapi bagaimana proses manusia dalam menjalani semuanya itu. Manusia yang berbuah adalah manusia yang membawa kasih, membawa sukacita dan damai sejahtera bagi sesamanya, mencerminkan kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri dalam tingkah laku, tutur kata, hati nurani, dan perbuatannya. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Maka alih-alih terus-menerus memikirkan cara untuk menjadi sukses, marilah kita berpikir dan berusaha agar kita berbuah dalam kehidupan ini. Dan agar buah-buah kita itu adalah buah-buah yang baik. Lebih baik dapat nilai jelek dari pada dapat nilai bagus tapi mencontek. Lebih baik tidak disukai banyak orang karena mempertahankan suatu kebenaran yang tidak populer, dari pada disukai banyak orang karena mendukung suatu keputusan yang salah dan tidak benar. Lebih baik tidak naik pangkat dari pada memiliki jabatan yang tinggi namun menjatuhkan banyak pihak. Bukan seberapa besar income yang kita peroleh tiap bulannya, namun seberapa besar pekerjaan yang kita lakukan membawa damai sejahtera dalam kehidupan kita. Lebih baik tidak naik kelas dan mengulang mata kuliah apabila kita memang tidak qualified di bidang itu dari pada menghalalkan cara-cara yang tidak benar untuk lulus. Karena nilai hanyalah sebatas angka yang tertera pada kertas dan suatu saat akan musnah dan tak teringat lagi, yang semakin mengaburkan makna dari kesuksesan yang dicari-cari. Namun sebuah kejujuran di tengah segala keterbatasan akan tercatat selamanya dalam buku kehidupan manusia. Maka marilah kita fokuskan diri kita untuk menghasilkan buah-buah yang baik dalam kehidupan ini.
Comments :