Oleh: Yoseph Benny Kusuma, S.M.,M.SM.

Aktivitas pemasaran baik berupa kampanye pemasaran, iklan, ataupun sales promotion tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak terlepas apakah aktivitas pemasaran tersebut dilakukan secara offline atau melalui media online yang akhir-akhir ini sedang ramai mulai digunakan dalam melakukan aktivitas pemasaran; semuanya membutuhkan biaya. Startup baru seringkali harus menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk melakukan aktivitas pemasaran mulai dari tahap awal yaitu introduce atau pengenalan produk baru. Padahal, tidak semua startup baru bisa dan memiliki modal untuk melakukan aktivitas pemasaran. Lalu bagaimana caranya agar startup bisa menginformasikan produknya kepada calon konsumennya tanpa mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk sekedar memasang iklan di billboard atau membayar selebgram untuk mengendorse produknya?

Ada sebuah teknik pemasaran yang sebenarnya sangat familiar bagi pelaku startup, tapi sangat jarang sekali dibahas. Teknik ini hampir tidak membutuhkan biaya sama sekali untuk memulainya; Yaitu Word of Mouth. Kotler & Keller (2007) mengemukakan bahwa Word of Mouth (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Orang yang melakukan Word of Mouth disebut dengan brand advocate. Lalu apa pentingnya memiliki advocate bagi seorang pelaku startup?

Brand Advocate adalah para konsumen atau pihak lain yang merekomendasikan sebuah brand atau produk tanpa diberi bayaran ataupun insentif lainnya. Sebenarnya, setiap perusahaan memiliki setidaknya 1 orang advocate; masalahnya adalah bagaimana bisa mengidentifikasi siapa saja advocate perusahaan atau produkmu. Brand Advocate biasanya adalah konsumen yang merasa sangat puas terhadap pelayanan atau kualitas produk kita, sehingga dia dengan sukarela menyebarkan isu positif terkait produk atau jasa kita kepada orang-orang terdekatnya atau bahkan bisa lebih luas lagi jika dia menggunakan media social dalam mempromosikan brand, produk, jasa atau perusahaanmu tanpa dibayar sepeserpun. Brand Advocate ini tentu saja berbeda dengan influencer atau endorser Instagram yang sering kali kita temui; karena influencer atau endorser dengan sengaja mempromosikan produk kita karena dibayar, sedangkan Brand Advocate sama sekali tidak dibayar. Jadi sudah saatnya bagi startup untuk mulai memberikan pelayanan dan produk yang memuaskan pelanggan, sehingga hasilnya pelanggan tersebut dapat dikonversi menjadi brand advocate yang mempromosikan produk kita secara sukarela.

Salam Marketing,