Cara Mengatasi Kasus Cyberbullying yang Sering Terjadi di IndonesiaPic by Freepik

Belakangan ini, kasus cyberbullying di Indonesia kian marak. Perlakuan ini kerap diterima oleh pengguna media sosial akibat penggunaan media sosial yang tak bertanggung jawab. Cyberbullying sendiri bisa sangat bervariasi, mulai dari membalas komentar atau pesan pribadi dengan bahasa yang kasar hingga mengirimkan gambar atau video yang sifatnya menjatuhkan atau yang bersifat seksual. Tindakan menyebarkan informasi atau berita palsu yang merugikan atau berkomentar merendahkan penampilan fisik seseorang juga termasuk dalam perilaku cyberbullying.

Lantas apa dampak dan bagaimana cara mengatasinya?

Apa itu Cyberbullying?

Sebelum kita mengetahui cara mengatasinya, kita harus tahu apa itu cyberbullying. Cyberbullying merupakan bentuk perundungan atau penindasan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai sarananya. Tindakan ini biasanya terjadi di media sosial, platform game, forum online, platform online dating, dan platform online chatting. Biasanya tindakan ini dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk mempermalukan korban, membuatnya marah atau sekedar untuk menakut-nakutinya.

Cyberbullying adalah perilaku yang sangat merugikan karena dampaknya tak hanya pada aspek emosional namun bisa mengakibatkan luka psikologis serius pada korban. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengambil tindakan perlindungan terhadap perilaku tersebut. Misalnya dengan melaporkannya pada pihak penyedia platform atau pada pihak yang berwenang.

Dari tahun ke tahun kasus cyberbullying di Indonesia terus meningkat. Alasannya karena adanya anonimitas yang terjadi ketika kita berinteraksi di dunia maya. Tak seperti di dunia nyata, kebanyakan perilaku perundungan di dunia maya menyembunyikan identitas aslinya. Bahkan tak jarang satu orang menggunakan puluhan akun anonim untuk menjatuhkan korban yang tertarget.

Berikut beberapa bentuk perilaku cyberbullying:

  1. Menyebarkan gambar, audio, video dan teks tanpa persetujuan pihak terkait
  2. Memanggil seseorang dengan istilah yang merendahkan, kasar atau negatif
  3. Mengunggah konten yang mampu mempermalukan seseorang
  4. Melakukan penguntitan terhadap akun seseorang di dunia maya
  5. Membagikan informasi pribadi yang sifatnya memalukan di media sosial
  6. Menyebarkan gosip atau rumor untuk merusak reputasi korban
  7. Mengucilkan seseorang dalam lingkup online

Dampak untuk Kesehatan Mental

Perilaku cyberbullying mampu mempengaruhi emosional hingga akhirnya berdampak pada kesehatan mental korban. Lebih jelasnya, berikut beberapa dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental para korbannya:

1.     Rasa Malu

Perilaku cyberbullying sangat sulit dilupakan karena perilaku ini terjadi di dunia maya. Informasi seperti pesan, teks, video atau materi lainnya yang berisi hal memalukan atau penghinaan bisa dengan mudah dibagikan pada banyak orang. Semakin banyak orang yang tahu akan membuat korban merasa malu dan terhina. Akibatnya korban akan merasa rendah diri dan mencoba menarik dirinya dari lingkup pergaulannya disekitarnya.

2.     Percobaan Bunuh Diri dan Self-Harm

Pada beberapa kasus, korban cyberbullying akan merespon perasaan depresi yang mereka dapatkan dengan melukai dirinya sendiri. Pada kasus yang lebih parah, korban bisa berpikiran hingga melakukan percobaan bunuh diri.

3.     Depresi dan Kecemasan

Perilaku cyberbullying yang terus menerus membuat peningkatan kecemasan hingga memicu stres dan depresi pada korban. Perasaan bahagia dan kepuasan akan berangsur menghilang dan digantikan dengan peningkatan perasaan khawatir dan perasaan dikucilkan.

4.     Kurangnya Rasa Percaya Diri

Tindakan cyberbullying umumnya menyerang kelemahan korban. Misalnya jika korban memiliki keterbatasan fisik, intimidasi akan menargetkan hal tersebut. Intimidasi ini berdampak pada harga diri yang membuatnya merasakan ragu terhadap diri mereka sendiri. Lambat laun korban akan mulai menarik diri untuk beraktivitas ataupun berinteraksi.

5.     Tidak Berdaya

Korban cyberbullying akan menjadi pribadi yang sangat rentan hingga tidak berdaya. Perasaan ini muncul ketika intimidasi dilakukan sepanjang hari. Penyerangan yang dilakukan melalui ponsel atau komputer membuat korban tak punya tempat untuk melarikan diri.

Cara Mengatasi Cyberbullying untuk Pelaku

Kurangnya pengetahuan terhadap perilaku cyberbullying membuat pelaku tidak menyadari apa yang dilakukannya. Pelaku mungkin beranggapan jika tindakannya hanyalah sebagai candaan. Padahal candaan harusnya membuat semua orang bahagia dengan tidak mengorbankan satu atau sebagian untuk disakiti.

Jika Anda menemukan perilaku ini di sekitar Anda, berikut cara mengatasi dan meredam perilaku cyberbullying bagi pelaku.

1. Mengidentifikasi Masalah dalam Diri Sendiri

Menurunnya kesehatan mental bisa menjadi salah satu pemicu seseorang melakukan cyberbullying. Oleh sebab itu, hal paling dasar untuk meredam tindakan perundungan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi pada dirinya sendiri. Jika kesulitan, konsultasikan masalah ini pada dokter ahli untuk mencari tahu faktor pemicunya.

2. Mengubah Diri Menjadi Lebih Baik

Perilaku cyberbullying bisa diredam dengan mengubah diri menjadi lebih baik. Konsultasikan dengan psikiater atau psikolog untuk mempelajari self love dan mulailah menjauhi siklus bullying.

3. Mulai Berinteraksi dengan Orang Lain

Tak jarang perilaku perundungan dipicu atas kurangnya perhatian dan kasih sayang atau perasaan kesepian. Jika hal ini adalah pemicunya, mulailah membangun interaksi sosial yang baik dengan orang disekitarmu. Misalnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi Anda. Atau bisa juga dengan rutin mengikuti kajian.

4. Mencoba Hobi Baru agar Tidak Bosan

Beberapa perilaku cyberbullying bermula dari rasa bosan. Jika ini pemicunya, alihkan rasa bosan kepada kegiatan yang lebih menyenangkan. Gunakan setiap waktu dan tenaga untuk mencoba hobi baru.

Selain beberapa hal di atas, cara meredam perilaku cyberbullying pada pelaku antara lain:

  1. Memahami jika tindakan yang dilakukannya berdampak pada kerusakan mental korban juga masa depan pelaku
  2. Menghentikan tindakan cyberbullying dan tidak mengulanginya lagi
  3. Membatasi penggunaan media sosial
  4. Meminta maaf serta mengakui kesalahan dan berniat untuk berubah
  5. Mengikuti prosedur hukum yang berlaku jika tindakan cyberbullying sudah menyebabkan pelanggaran hukum

Baca Juga:  Jurusan Digital Psychology di BINUS @Malang, Program Unik yang Memadukan Computer Science dan Psychology

Cara Mengatasi Cyberbullying untuk Korban

Selain pelaku, korban juga harus mampu melawan tindakan yang mampu merugikan ini. Bagi para korban, berikut cara mengatasi perlakuan cyberbullying:

1.     Menghentikan Interaksi dengan Pelaku

Jika pelaku cyberbullying adalah orang yang Anda kenal, langsung hentikan interaksi dengan pelakunya. Setelah itu blokir akun si pelaku. Hal yang sama juga dilakukan jika pelaku cyberbullying  menggunakan akun anonim. Segera hentikan interaksi dan blokir. Hal ini ditujukan agar Anda terhindar dari peningkatan rasa cemas yang berlebih.

2.     Menyimpan Bukti

Sebagai korban, Anda juga harus menyimpan semua bukti yang ada. Kumpulkan bukti sebanyak mungkin yang memberatkan pelaku. Anda bisa menyimpannya dalam bentuk screenshot atau tangkapan layar. Bukti ini bisa Anda gunakan jika dikemudian hari Anda perlu melaporkan kasus tersebut.

3.     Melaporkan ke Pihak Berwenang

Jika perilaku perundungan tidak berhenti dan bahkan kian menjadi, sebaiknya segera laporkan ke pihak berwenang untuk membantu Anda menangani kasus tersebut. Bawalah bukti yang ada dan laporkan pada pihak berwajib.

4.     Mendapatkan Dukungan Emosional

Terakhir dapatkan dukungan secara emosional dari orang tua, teman atau bisa juga dengan berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.

Perilaku cyberbullying adalah perilaku yang sangat meresahkan. Dibutuhkan upaya bersama untuk memberantas perilaku ini dan mewujudkan lingkungan online yang aman dan berempati.