Mengenal Ancaman Keamanan Siber Pada Cloud Computing
Perkembangan teknologi digital yang pesat membuat banyak bisnis yang beralih ke cloud computing. Pergeseran ini menjadi kebutuhan bisnis karena nilai keunggulannya yang kompetitif khususnya dalam hal fleksibilitas, efisiensi, juga inovasi. Cloud computing memungkinkan perusahaan untuk mengatur sumber daya komputasi dan penyimpanan sesuai dengan kebutuhannya. Di era big data seperti saat ini, cloud computing sangat dibutuhkan untuk menangani volume data yang terus berubah dan bertambah. Sayangnya, dibalik begitu banyak manfaat yang ditawarkan, ada banyak ancaman keamanan siber yang menyasar cloud computing. Lantas, bagaimana cybersecurity di era cloud computing? Simak ulasannya dibawah ini!
Inilah 10 Ancaman Keamanan di Cloud Computing
Ada banyak ancaman yang siap menyerang cloud computing mulai dari serangan DDoS hingga kebocoran data. Oleh sebab itu sebagai seorang pelaku bisnis di era digital, penting mengenali berbagai ancaman cybersecurity di era cloud computing, serta memahami bagaimana cara mengatasinya. Berikut adalah 10 diantaranya:
1. Data Breach
Pelanggaran data atau data breach sering terjadi saat muncul kesalahan konfigurasi, enkripsi yang tidak memadai, serta kontrol akses yang lemah. Namun data breach berbeda dari pelanggaran data pada umumnya karena pelanggaran data cloud ini tak hanya melibatkan pengguna, namun juga penyedia cloud.
Saat data disimpan atau ditransmisikan, penyerang akan berusaha mengeksploitasi celah untuk mengakses informasi yang sensitif. Hal ini jadi semakin berbahaya jika proses tersebut tidak dibarengi dengan protokol keamanan yang memadai.
Jika penyerang berhasil memanfaatkan celah kerentanan tersebut, kerugian finansial tentu tidak bisa diindahkan. Termasuk didalamnya kerusakan reputasi dan sanksi regulasi.
2. Insecure API
API berperan sebagai jembatan dari berbagai sistem perangkat lunak yang ada dalam layanan cloud untuk saling berinteraksi. Oleh sebab itu, API yang tidak diamankan dengan baik berisiko dimanfaatkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab untuk membuka akses ke layanan cloud tanpa ijin.
3. Account Hijacking
Pembajakan akun bisa terjadi saat penyerang mendapatkan akses tanpa ijin ke sebuah akun cloud dengan memanfaatkan kredensial yang dicuri atau kredensial yang lemah. Karena layanan cloud yang sifatnya terpusat, akun yang telah dibajak bisa melakukan berbagai hal yang merugikan seperti menyebarkan malware, memanipulasi data, atau melakukan aktivitas penipuan tanpa diketahui. Selain itu, penyerang juga bisa menggunakan akun tersebut untuk memberikan akses ke area cloud yang lebih sensitif sehingga dampak kerusakannya bisa memengaruhi beberapa sistem atau aplikasi di seluruh jaringan yang terdistribusi.
4. Misconfiguration
Kesalahan konfigurasi merupakan hal yang umum terjadi dan biasanya disebabkan oleh pengaturan izin akses yang tidak tepat atau kontrol kontrol keamanan yang lemah pada cloud resources. Kesalahan konfigurasi ini berdampak pada infrastruktur cloud dan data sensitif yang menjadi rentan sehingga dijadikan target bagi penyerang.
5. Insider Threat
Perlu diingat, tidak semua ancaman berasal dari luar. Ada kemungkinan ancaman terhadap keamanan siber justru muncul dari dalam. Insider threat bisa terjadi saat ada karyawan yang memiliki akses ke cloud resources secara sengaja atau tidak menyebabkan pelanggaran keamanan karena kesalahan dalam menangani data atau menyalahgunakan hak-hak istimewa.
Misalnya saat mereka mengunggah file yang sudah terinfeksi malware atau membagikan kredensial login. Hal-hal tersebut mampu membuka celah bagi para penyerang untuk memasuki sistem tanpa ijin.
6. Malware Injection
Tindakan ini dilakukan dengan cara memasukkan malware ke layanan cloud untuk mencuri data, merusak sistem, atau membajak sumber daya. Penyerang memanfaatkan kerentanan dalam aplikasi atau konfigurasi cloud untuk menyebarkan malware dan melakukan pencurian data yang tidak sah.
7. Denial-of-Service (DoS)
Tujuan utama serangan ini untuk melumpuhkan layanan dengan membanjiri server dengan banyak lalu lintas yang berlebihan. Serangan ini membuat pengguna sah sulit mendapatkan akses terhadap layanan yang diinginkannya. Jika hal ini tidak lekas ditangani, tak hanya berdampak pada downtime, serangan ini juga akan merusak reputasi bisnis dan menyebabkan kerugian finansial yang berkepanjangan.
8. Serangan Phishing Melalui AI
Algoritma AI dimanfaatkan untuk menganalisis data pengguna, termasuk media sosial untuk mengetahui perilaku daring seseorang. Setelah itu, data akan digunakan untuk menyusun pesan yang dipersonalisasi sesuai dengan target. Dengan ini pesan phishing akan lebih sulit dideteksi.
9. Ransomware-as-a-Service (RaaS)
Saat ini, RaaS adalah bentuk kejahatan siber yang paling mengkhawatirkan. RaaS merupakan model bisnis ilegal yang memungkinkan siapapun untuk melancarkan serangan hanya dengan membayar biaya langganan atau bagi hasil dari tebusan. Model layanan ini mirip dengan SaaS, namun RaaS menawarkan malware ransomware sebagai produk yang dikomersialkan pada para pelaku kejahatan siber. RaaS juga menawarkan panduan pemula, layanan pelanggan 24 jam, serta dashboard pengguna. Dengan beberapa hal tersebut, RaaS tentu menjadi salah satu ancaman dalam ekosistem keamanan siber global saat ini.
10. Serangan Sistem Desentralisasi Penyimpanan
Sistem desentralisasi penyimpanan sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan keamanan dengan cara melindungi kebocoran data, meningkatkan privasi, dan memastikan integritas data. Sistem ini membuat penyerang tidak mungkin mencuri keseluruhan data sekaligus karena data tidak terpusat menjadi satu melainkan tersebar. Meski begitu, sistem ini juga memiliki kelemahan sehingga saat ada celah seringkali dimanfaatkan oleh para penyerang.
Baca Juga: Inilah Fungsi Firewall dalam Menangkal Ancaman Siber
Ada banyak ancaman cyber security di era cloud computing. Berkaitan dengan hal tersebut, besar kemungkinan seiring perkembangan teknologi, jenis-jenis ancaman juga akan semakin banyak. Hal ini membuat kita sebagai pengguna harus sadar bahwa menggunakan teknologi canggih juga memiliki risiko sehingga memerlukan strategi keamanan yang benar-benar matang.
Di lain sisi, kebutuhan ahli di bidang cyber security juga semakin meningkat. Oleh sebab itu, jika kamu berminat di bidang cyber security, kamu bisa mengambil peluang menjadi seorang profesional di bidang cyber security dengan kuliah di Jurusan Computer Science BINUS @Malang. Jurusan Computer Science BINUS @Malang akan membekalimu dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mencakup pengembangan perangkat lunak, big data, jaringan komputer, kecerdasan buatan, dan lain sebagainya. Jurusan Computer Science BINUS @Malang juga menyiapkan berbagai macam fasilitas berteknologi modern yang akan memberikan pengalaman belajar yang maksimal bagi para BINUSIAN.
Yuk daftar di BINUS @Malang!
Comments :