5 Perbedaan antara Psikolog dan PsikiaterPic by Freepik

Psikiater dan psikolog adalah dua pekerjaan yang berbeda namun banyak yang beranggapan bahwa keduanya sama. Seseorang yang mengalami gangguan mental akan disarankan menghubungi dua profesi profesional tersebut. Namun perlu diketahui, seorang psikiater boleh meresepkan obat sedangkan psikolog tidak diizinkan meresepkan obat untuk seseorang dengan gangguan mental.

Apakah yang membuat kedua profesi ini berbeda? Mari cari tahu perbedaan psikolog dan psikiater lainnya dalam artikel di bawah ini.

5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Psikolog dan psikiater nampak sama. Namun sebenarnya praktik diantara keduanya berbeda. Setidaknya ada lima hal yang membedakan profesi psikolog dan psikiater. Berikut adalah lima diantaranya:

1.     Definisi

Psikolog dan psikiater memang terkesan sama, namun keduanya memiliki definisi yang berbeda.

Psikolog merupakan profesi yang bertanggung jawab mengidentifikasi gejala kesehatan mental yang berawal dari faktor lingkungan, sosial dan budaya. Sederhananya, psikolog memiliki kemampuan untuk menangani dan mempelajari perilaku manusia dan membantu mengidentifikasi akar permasalahannya. Seorang psikolog akan melakukan pemeriksaan berdasar dari pola pikir seseorang yang mempengaruhi kinerja otak serta kesehatan emosionalnya.

Psikiater merupakan profesi yang bertugas memberikan diagnosis dan juga pengobatan pada pasien gangguan mental. Profesi ini awalnya adalah dokter yang mengambil spesialisasi dalam bidang kesehatan mental dan gangguan kejiwaan. Psikiater belajar tentang proses psikologis, faktor lingkungan dan anatomi otak yang mampu mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Psikiater juga disebut sebagai dokter spesialis kejiwaan karena keahliannya dalam merancang rencana pengobatan serta mengawasi para pasiennya dengan rutin.

Tak hanya itu, seorang psikiater juga memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk memahami kondisi kesehatan mental pasien dan cara mengelola gejala yang bisa saja muncul dengan tiba-tiba. Upaya yang dilakukan oleh psikiater ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien agar lebih baik.

Psikiater masih memiliki subspesialisasi lagi yaitu psikiatri anak dan remaja, psikiatri forensik, psikiatri adiksi, psikiatri geriatri, dan psikiatri psikosomatis.

2.     Latar belakang Pendidikan

Untuk menjadi seorang psikolog, seseorang harus menempuh pendidikan S1 Ilmu Psikologi. Jika ingin melakukan praktik dan konseling, maka diharuskan mengambil pendidikan S2 Psikologi profesi. Nah, pada pendidikan magister ini Psikologi Profesi masih dibagi menjadi beberapa peminatan diantaranya psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi industri dan organisasi, psikologi perkembangan, terapan psikologi sosial, terapan psikologi anak usia dini, terapan psikologi olahraga, terapan psikologi sumber daya manusia.

Dalam prakteknya ada beberapa jenis psikolog yaitu psikolog klinis yang fokus pada diagnosis serta pengobatan berbagai masalah psikologis, psikolog perkembangan yang mempelajari perkembangan manusia, psikolog pendidikan yang fokus pada masalah yang berhubungan dengan pendidikan, psikologi industri yang sering ditemui di ranah bisnis atau organisasi, serta psikolog konseling yang membantu seseorang mengatasi masalahnya sehari-hari.

Psikiater sendiri adalah seorang dokter umum yang kemudian mengambil spesialis kejiwaan. Program ini mengharuskannya menjalani residensi psikiatri selama empat tahun. Ciri khas utama seorang psikiater bisa diketahui dari gelar yang disematkan dibelakang namanya yaitu Sp. Kj.

3.     Diagnosis

Diagnosis yang dilakukan keduanya berbeda. Seorang psikolog akan mulai dari cerita kliennya. Setelah itu klien diminta melakukan tes untuk mengetahui kondisi emosional dan perilakunya. Tes yang dilakukan seperti kuesioner, neuropsikologi hingga tes IQ yang ditujukan untuk melihat perkembangan memori dan kognitif klien. Jika diketahui gangguan kesehatan mental semakin parah, psikolog akan memberikan rekomendasi untuk bertemu dengan psikiater.

Selanjutnya psikiater akan melakukan diagnosis dengan mempelajari gejala, obat-obatan yang dikonsumsi, riwayat gangguan kesehatan, hingga berdiskusi dengan pasien terkait dengan masalah yang dihadapinya.

Semua hal tersebut dilakukan untuk menentukan apakah pasien membutuhkan perawatan khusus karena kondisinya atau tidak. Misalnya untuk pasien skizofrenia yang membutuhkan obat-obatan karena adanya kimia yang tidak seimbang dalam otak.

Psikiater juga berkewajiban melakukan pemeriksaan laboratorium, fisik dan terapi stimulasi otak. Selain itu psikiater juga diperbolehkan meningkatkan dosis obat jika diperlukan.

4.     Jenis Gangguan Mental yang Terdiagnosis

Psikolog tidak berhak mendiagnosis gangguan mental dari kliennya. Tapi seorang psikolog bisa membantu mengurangi intensitas gejala dengan merekomendasikan pola hidup yang sehat. Psikolog juga mendampingi klien melakukan konseling yang berhubungan dengan gejala yang dialaminya karena suatu kejadian.

Psikiater diperbolehkan mengidentifikasi gangguan mental yang lebih kompleks seperti anxiety disorder, bipolar disorder, anorexia nervosa, atau skizofrenia.

5.     Pengobatan yang Diberikan

Karena psikiater merupakan dokter umum yang mengambil spesialisasi, maka psikiater diperbolehkan meresepkan obat-obatan. Sedangkan psikolog tidak diperbolehkan. Psikolog hanya diperbolehkan merekomendasikan latihan dan terapi seperti menulis jurnal, meditasi, dan olahraga.

Baca Juga: Cara Mengatasi Kasus Cyberbullying yang Sering Terjadi di Indonesia

Kesimpulan Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Dari ulasan diatas bisa diambil kesimpulan jika seseorang mengalami gangguan mental yang dampaknya mengganggu aktivitas sehari-hari dan diakibatkan faktor lingkungan atau sosial, maka dia harus mengunjungi psikolog. Psikolog akan membantunya menghilangkan gejala yang mampu mempengaruhi emosional, pikiran hingga perilaku.

Tapi jika gejala gangguan mental semakin parah dan bahkan berdampak pada gejala fisik, seseorang tersebut membutuhkan psikiater untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. Seorang psikiater akan melakukan diagnosis dan memberikan obat yang mampu meredakan gangguan kesehatan mental. Semua hal tersebut dilakukan untuk meredakan masalah kesehatan seperti kecemasan, depresi dan gangguan mental lainnya. Sederhananya:

  • Psikolog melakukan pemeriksaan kesehatan mental dengan melakukan diskusi dan observasi pada perilaku pasien
  • Psikolog memberikan rujukan untuk bertemu dengan psikiater jika ada indikasi perilaku pasien yang membahayakan.
  • Psikiater memberikan rekomendasi terapi serta obat yang sesuai kondisinya

Psikiater akan memberikan bantuan yang dibutuhkan ketika seseorang mengalami krisis emosional karena masalah atau karena kehilangan. Mereka juga berperan aktif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Anda juga harus mengunjungi psikiater ketika menemukan tanda-tanda seperti di bawah ini:

  • Masalah kesehatan mental yang kian parah
  • Tidak kunjung membaik
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

Gangguan kesehatan mental seringkali tidak disadari sehingga banyak orang yang mengabaikannya. Padahal sama halnya dengan gangguan kesehatan fisik, gangguan kesehatan mental juga harus diobati. Jika tidak, tentu saja gejala dan dampak yang ditimbulkan akan semakin parah.