Psikologi Komunikasi: Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan

Memahami seseorang ketika berkomunikasi membutuhkan sebuah ilmu. Ilmu ini dikenal dengan sebutan psikologi komunikasi. Ilmu ini digunakan untuk memahami komunikan ketika berkomunikasi dengan tidak abai pada aspek kejiwaan. Beberapa manfaat dari jenis komunikasi ini antara lain meminimalisir kesalahan persepsi dalam sebuah lingkup obrolan, membantu komunikator mengenali komunikannya, serta mengurangi hambatan yang muncul ketika berkomunikasi.

Lebih jelas tentang psikologi komunikasi bisa kita simak pada ulasan di bawah ini.

Baca Juga: Bagaimana Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia?

Pengertian Psikologi Komunikasi

Psikologi komunikasi adalah serangkaian proses mendapatkan informasi terkait dengan faktor psikologis dan lingkungan yang mampu menunjang ataupun menghambat sikap manusia. Pengertian disebut disampaikan oleh Gita Sekar Prihatin dalam bukunya Empati dan Komunikasi tahun 2017.

Menurut George A. Miller, ilmu ini tak hanya sebagai upaya untuk menjelaskan, tetapi meramalkan bahkan mampu mengendalikan peristiwa, baik mental ataupun perilaku ketika berkomunikasi.

Dalam arti lain, karena berasal dari dua kata, yakni ‘psikologi’ yang mempelajari ilmu tentang kejiwaan dan ‘komunikasi’ yang mempelajari bagaimana cara kita untuk berinteraksi, maka psikologi komunikasi diartikan sebagai proses untuk mengenali karakter serta sikap dari komunikan atau lawan bicara dengan tidak abai pada aspek kejiwaannya.

Ilmu ini terbilang ilmu yang sangat menarik karena dengan ini seorang komunikator mampu memahami situasi status sosial seseorang, serta mampu mengetahui bagaimana kondisi psikologis seseorang.

Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

Berbicara mengenai ruang lingkup psikologi komunikasi, jelas sangat luas. Oleh karena itu, dibutuhkan guru dan waktu untuk bisa mempelajarinya. Namun, sebagai gambaran garis besar, berikut beberapa ruang lingkup dari psikologi komunikasi:

1.       Persepsi Komunikasi

Persepsi komunikasi diartikan sebagai tahapan seseorang ataupun kelompok dalam memahami lingkungan sekitarnya lewat pancaindera. Dalam sebuah komunikasi, persepsi merupakan hal yang penting, bahkan ini bisa disebut sebagai inti dari komunikasi. Jadi, ketika seseorang tidak memiliki pemahaman persepsi komunikasi yang tepat, besar kemungkinan proses komunikasi akan berjalan tidak efektif.

2.       Emosi dalam Komunikasi

Psikologi komunikasi erat kaitannya dengan emosi. Ya, dalam proses komunikasi, emosi memegang peranan kuat yang mampu mempengaruhi diri sendiri dan orang lain. Emosi memengaruhi pikiran tentang bagaimana cara kita untuk merespons dan cara kita untuk berinteraksi. Nah, dampak dari emosi bisa positif, tetapi juga bisa negatif.

Emosi positif seperti kegembiraan mampu mempengaruhi bahasa tubuh, suara, dan ekspresi sehingga kita bisa nampak lebih menarik bagi orang lain. Hasilnya, komunikasi bisa lebih efektif, antusias, dan berjalan lebih lancar.

Di lain sisi, emosi negatif seperti kemarahan mampu menciptakan ketegangan secara interpersonal karena ketika itu seseorang cenderung bernada suara keras dan kasar.

3.       Motivasi dalam Berkomunikasi

Dengan berbicara atau berkomunikasi, kita bisa melihat apa yang jadi motivasi seseorang. Oleh karena itu, pernah disebutkan jika ingin melihat motivasi seseorang, maka biarkan orang tersebut bicara.

4.       Komunikasi Interpersonal

Ruang lingkup satu ini fokus pada sistem yang mengupas proses persepsi secara interpersonal. Dalam hal ini termasuk konsep diri, korelasi interpersonal, dan atraksi interpersonal.

5.       Pengaruh Media Komunikasi

Saat ini sangat banyak media komunikasi, mulai dari media cetak, media elektronik, hingga media online. Setiap media memiliki karakteristik dan target audience yang berbeda. oleh karena itu, dibutuhkan rangsangan yang berbeda untuk bisa memahami target audience. Sama halnya dengan berbicara secara langsung, media komunikasi juga bisa dijadikan sarana untuk berkomunikasi hingga membuat seseorang melakukan tindakan. Mulai dari kata-kata, warna, simbol, dan tata letak mampu menjadi cara untuk berkomunikasi dengan para target.

Tujuan Psikologi Komunikasi

Seseorang yang mempelajari psikologi komunikasi memiliki dua tujuan utama. Pertama, mengubah tingkah laku atau sikap seseorang. Perubahan sikap dan perilaku ini bisa dicapai dengan melihat respons seseorang terhadap masa lalu dan dijadikan sebagai prediksi untuk mengetahui responnya mendatang sebagai langkah untuk mengambil keputusan dalam menghadapi lawan bicara.

Tujuan yang kedua adalah pencapaian efektivitas komunikasi. Artinya, ketika seseorang memahami dengan baik psikologi komunikasi, mereka mampu menganalisis komponen lawan bicara saat berkomunikasi. Hal tersebut tentunya mampu membuat komunikasi lebih efektif.

Efektivitas dari sebuah komunikasi ditandai dengan lima hal, mulai dari penerimaan informasi dari komunikan terhadap rangsangan dari komunikator, pertumbuhan hubungan sosial yang baik, informasi yang ditujukan untuk kesenangan, hingga sikap serta tindakan yang terpengaruh dalam proses komunikasi.

Dari dua tujuan di atas, bisa disimpulkan bahwa tujuan psikologi komunikasi untuk memprediksi respon, tingkah laku, dan tindakan seseorang dalam berkomunikasi. Ilmu ini juga membuat kita mampu mencari tahu sikap apa yang tepat untuk menghadapi seseorang.

Itulah sedikit ulasan tentang psikologi komunikasi. Ilmu dengan cakupan yang luas ini membutuhkan banyak waktu untuk bisa mempelajarinya dengan baik. Namun, manfaatnya sangat terasa ketika kamu telah berada di dunia kerja.