5 Etika Profesi Desain Komunikasi Visual, Anak DKV Harus Tahu

Dalam setiap pekerjaan selalu ada etika dalam menjalankannya. Tak terkecuali dalam dunia desain grafis atau desain komunikasi visual. Persaingan dalam dunia bisnis, perkembangan teknologi, munculnya konsep teori baru, gaya hidup, dan banyaknya media baru membuat lingkup dari dunia desain ini kian luas. Untuk itu dibutuhkan etika dalam profesi desain komunikasi visual sebagai cara untuk mencapai hasil yang berkualitas di era seperti sekarang.

Mengapa diperlukan etika dalam desain? Etika desain diperlukan karena mampu memberikan dampak pada mereka yang melihat karya milikmu. Etika desain ini pun berlaku untuk semua desain, baik sebuah poster, marketing campaign, produk, dan apapun itu.

Intinya, etika desain ditujukan untuk menghindari kemunculan desain yang sifatnya merusak. Disebutkan pula oleh Smashing Magazine bahwa sebuah produk bisa menerapkan etika desain yang baik asal dibuat dengan maksud dan niat yang baik.

Nah, secara umum ada beberapa hal yang diutamakan dalam etika desain, yakni usaha yang diberikan, pengalaman yang didapat, serta hak asasi manusia. Lebih lengkapnya simak ulasan mengenai etika profesi desain komunikasi visual di bawah ini.

Baca Juga: Pengertian Desain Komunikasi Visual, Unsur, Ruang Lingkup, dan Fungsinya

Integritas

Dalam mengerjakan proyek desain, integritas adalah satu hal yang harus dijunjung tinggi. Seorang dengan integritas yang tinggi biasanya akan lebih sukses karena memiliki prinsip yang kuat untuk menjaga produktivitasnya.

Ya, seorang dengan integritas yang tinggi cenderung mengerjakan semua hal yang sudah jadi tanggung jawabnya meskipun tak terlihat oleh orang lain. Selain itu, mereka yang memiliki integritas tinggi akan selalu bekerja berdasarkan prinsip dan etika moral yang dipegang olehnya. Pastinya seorang yang memiliki integritas tinggi cenderung jujur dalam pekerjaannya.

Keberagaman dan Kesetaraan

Salah satu pertimbangan dalam desain yakni keserasian yang akan bermuara pada tampilan yang estetis. Keserasian ini erat kaitannya dengan keberagamaan dan kesetaraan. Dalam arti lain, sesama pembuat karya itu setara.

Tidak diperkenankan untuk saling menjatuhkan dan harus saling menghargai antar-partner yang seprofesi. Keberagaman dalam desain adalah hal yang lumrah sehingga seseorang tidak diperbolehkan untuk saling menjatuhkan.

Keaslian

Sebuah desain haruslah mentaati undang-undang hak cipta. Salah satunya tidak melakukan plagiat. Keaslian adalah salah satu hal yang diunggulkan dalam dunia desain komunikasi visual. Namun, bagaimana jika suatu desain tampak mirip? Apakah ada HAKI yang dilanggar di sini?

Menurut Bintan Titisari, kemiripan desain adalah hal yang wajar, tetapi tentu ada batasan seberapa jauh karya bisa diadopsi. Misal, jika hanya mengambil satu atau beberapa poin yang diluar ciri khas, maka tidaklah apa-apa. Namun, tentu yang terbaik adalah memiliki gaya sendiri.

Menurutnya, banyak pebisnis akan berpikir tentang keaslian karena tidak ingin membuat seseorang teringat akan brand lain ketika melihat brand yang dimilikinya. Imitating bisa dikatakan lumrah, tetapi ketika telah memiliki brand sendiri yang telah terkenal, tentu imitating menjadi hal yang aneh karena setiap orang pasti ingin memiliki identitas sendiri.

Keterlibatan Sosial dan Lingkungan

Ketika membuat sebuah karya atau project, diharapkan melibatkan sosial serta lingkungan. Hal ini disebabkan tujuan dari desain yang ditujukan untuk khalayak sehingga mereka adalah etika yang tepat. Dengan begitu, masyarakat akan memiliki ‘sense of belonging’ yang tentunya berdampak positif pada proyek yang kamu kerjakan.

Nah, untuk mewujudkan ini tentu diperlukan riset untuk digunakan sebagai materi suatu proyek. Dalam hal ini kamu bisa melakukan demo atau percobaan produk kepada kelompok kecil untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari proyek yang kamu kerjakan.

Karena melibatkan masyarakat secara umum, desain dari karya atau proyek sebisa mungkin tidak melenceng jauh dari adat, hukum, atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat tersebut. Tentu ini sebagai penghormatan kepada masyarakat sekitar dan cara terbaik agar proyekmu bisa lebih sukses.

Selain itu, belakangan ini isu lingkungan menjadi salah satu yang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, ketika mendesain suatu proyek, usahakan ramah lingkungan. Misal, jika menciptakan sebuah produk, pertimbangkan produk yang mampu digunakan kembali atau reuse.

Etika Profesional

Prinsip ini mengharuskan pelakunya untuk konsisten menjalankan pekerjaan atau project miliknya dengan kejujuran serta penuh akan moral dan etika. Pelaku etika profesional harus selalu adil, memikirkan kepentingan bersama, serta mementingkan profesi. Intinya, ketika melakukan pekerjaan, kita harus mengedepankan etika dan moral. Hindari perbuatan serampangan yang akan merugikan banyak pihak.

Di atas adalah lima etika profesi desain komunikasi visual yang harus diketahui oleh mereka yang masuk jurusan Desain Komunikasi Visual. Sudahkah kamu memahaminya? Agar lebih mudah memahaminya, berikut kami tuliskan ringkasan inti etika profesi dalam dunia desain komunikasi visual:

  1. Memiliki integritas yang tinggi dengan menjunjung moral dan kejujuran
  2. Tidak plagiat karya orang lain
  3. Saling menghargai khususnya dengan rekan seprofesi
  4. Melibatkan masyarakat secara umum
  5. Mengedepankan moral dan etika

Nah, etika desain tersebut akan berlaku bagi seluruh pelaku industri desain. Jadi, kamu harus selalu mengingat etika-etika di atas, ya!