Tekstur nyata umumnya berfokus pada tekstur kasar nyata, karena tekstur kasar nyata memiliki peran yang penting dalam desain. Beberapa peran tekstur nyata dalam desain di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tekstur nyata membantu memperoleh keindahan dengan permukaan yang kasar akan lebih mudah memperoleh keselarasan/harmoni. Permukaan yang kasar memiliki bukit-bukit atau relief, sehingga adanya sinar menimbulkan bayangan gelap-terang atau value yang kemudian menetralisir warna-warna yang ada dan secara otomatis susunan warna menjadi harmonis.
  2. Tekstur kasar nyata dapat difungsikan sebagai dominasi atau daya tarik, manakala sebagian besar susunan menggunakan tekstur halus. Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keindahan.
  3. Tekstur kasar nyata membantu memperoleh keindahan berpadu dengan kekuatan. Suatu permukaan dengan tekstur halus dapat dengan mudah digulung atau dilipat. Namun bila lipatan tersebut dibuka akan menimbulkan tekstur kasar dan sangat berguna bagi perancangan desain.
  4. Tekstur kasar nyata berguna untuk tujuan keindahan yang mengikuti fungsi. Dapat dijumpai pada desain-desain produk seperti kisi-kisi lubang kipas, lubang pengeras suara, pegangan kunci, dan lain-lain.

Tekstur kasar nyata dapat berwujud dalam tekstur alam dan tekstur buatan. Alam sangat kaya dengan tekstur nyata, misalnya batu, kayu, kulit binatang, dan sebagainya yang banyak dimanfaatkan oleh arsitek. Tekstur kasar nyata dapat dibuat dengan apa saja.

Jenis-jenis tekstur kasar nyata:

  1. Tekstur alami seadanya seperti kertas, kain, daun, pasir dan lain-lain yang dipotong, disobek atau digunakan seadanya tanpa ada upaya untuk menyembunyikan tekstur alami bahan tersebut.
  2. Tekstur alami terubah adalah bahan yang diubah sehingga tidak sama lagi dengan aslinya seperti kertas yang diremuk, dikusutkan, dicetak, dan lain-lain.
  3. Tekstur tersusun adalah bahan yang disusun sedemikian rupa dalam suatu pola membentuk permukaan baru seperti biji-bijian, pasir, serpihan kayu, dan lain-lain yang semuanya disusun membentuk permukaan baru.

 

Source:

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

`