Ruang tanpa bentuk di dalamnya sesungguhnya tidak bermakna apapun. Sifat, posisis, kedudukan, jarak, dan arah bentuk yang ada di dalam ruang itulah yang memberi makna sebuah ruang yaitu apakah ruang tersebut merupakan ruang nyata atau maya. Bentuk-bentuk gempal maya merupakan bentuk maya yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan dalam sehingga secara otomatis susunan bentuk-bentuk gempal maya akan menghasilkan ruang maya. Dengan menetapkan posisi/kedudukan bentuk dalam ruang, akan tercipta ruang nyata atau maya. Jika kedudukan dalam keadaan sejajar maka terciptalah ruang papar, dan jika kedudukan berada di muka terciptalah ruang maya. Menyusun bentuk-bentuk raut saling bertumpukan menunjukkan bentuk tersebut seolah berada di muka dan di belakang.
Unsur ukuran dan jarak pun turut menentukan ruang yang tercipta. Jarak yang dimaksud adalah jarak dari bentuk raut dan jarak dari antar bentuk raut yang disusun. Bentuk yang ukurannya semakin mengecil seolah jaraknya semakin jauh. Sementara bentuk yang ukurannya semakin membesar seolah jaraknya semakin dekat. Jarak ini turut membentuk terciptanya ruang maya. Bentuk yang diberi bayangan seolah mempunyai jarak sehingga membentuk ruang maya.
Dengan menetapkan arah bentuk raut akan turut menentukan jenis ruang yang dihasilkan. Misalnya, jika bentuk raut bidang sejajar (horizontal, vertikal, atau diagonal) hasilnya akan membentuk ruang dua dimensi. Sementara jika meletakkan bentuk raut bidang dalam bentuk miring akan membentuk perspektif sehingga terciptalah ruang maya. Bentuk-bentuk raut bidang menekuk, berpilin, bergelombang, dan lain-lain akan melahirkan ruang maya.
Selain itu warna dan tekstur juga membantu terbentuknya ruang maya. Warna-warna panas akan membantu memberi kesan mendekatkan bentuk raut, sementara warna-warna dingin akan memberi kesan jauhnya suatu bentuk raut. Tekstur kasar seolah ada di depan dan tekstur halus seolah berada di belakang.

 

Source:

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.