Perlu kita ketahui bahwa kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir. Hal tersebut harus kita pahami bersama dan kita terapkan ketika menulis karena sangat diperlukan. Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam tulis ilmiah. Ciri-ciri ragam tulis ilmiah yaitu menerapkan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang tertulis dalam Pedoman Umum EJaan Bahasa Indonesia (PUEBI).  

Aturan dalam kaidah ejaan bahasa Indonesia disusun untuk menjaga tulisan kita dapat dipahami dengan baik oleh para pembaca. Sebab, ragam lisan dan ragam tulis memiliki perbedaan. Ragam tulis menggunakan ejaan sebagai pengganti intonasi dan tinggi rendah suara yang memengaruhi makna yang ada pada ragam lisan. Oleh sebab itu, jangan sampai rancu ketika menulis. Jangan sampai memakai aturan ragam lisan ketika menyusun sebuah tulisan. 

Selain menjaga makna tulisan, ada peran lain yang dimiliki oleh PUEBI. Aturan ejaan disusun sedemikian rupa supaya tulisan yang disusun terlihat rapi. Tanpa adanya titik, koma, dan aturan ejaan lainnya, bisa dipastikan tulisan akan susah dibaca. Aturan penggunaan huruf kapital misalnya dibuat supaya pembaca paham bahwa ada pembeda dalam penulisan setiap kata. Cotohnya, penulisan kata yang berhubungan dengan agama ditulis dengan huruf kapital. Jelas, aturan tersebut mendandakan bahwa negara kita adalah  negara beragama sebagaimana dalam Pancasila. Negara kita menghormati setiap unsur dalam hal agama, baik nama nabi, kitab suci, dan lain sebagainya. 

Cek: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf