Sebuah karya desain komunikasi visual sejatinya dirancang untuk dapat memenuhi fungsi komunikasi. Hasil dari proses komunikasi yang terjadi kemudian akan mendapatkan respon. Responnya pun beragam, baik dari segi aksi yang dilakukan oleh audiens, maupun apresiasi yang diberikan audiens. Terkait dengan apresiasi, apresiasi bagi karya diberikan oleh audiens dalam beragam bentuk. Salah satunya adalah lewat tinjauan karya.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “tinjauan” dapat dipahami sebagai “melihat”, “mempertimbangkan kembali”, “mempelajari dengan cermat”, dan lain-lain. Tinjauan karya dilakukan sebagai upaya mengapresiasi karya yang telah dirancang. Apresiasi karya desain dilakukan berkenaan dengan bagaimana pengamat dapat menikmati dan menilai secara kritis sebuah karya desain. Oleh karena prosesnya berkaitan dengan penilaian secara kritis, maka seringkali tinjauan desain dikaitkan sebagai sebuah kritik desain.

Menurut Edmund Burke Feldman, tinjauan atau kritik desain terbagi atas beberapa jenis yaitu:

  • Kritik Jurnalistik, yang berkaitan dengan pembahasan atau tinjauan karya desain yang ada di surat kabar (koran, majalah, dan lain-lain).
  • Kritik Pendidikan, yang berkaitan dengan pembahasan atau tinjauan karya mapun proses perancangan karya di lingkup akademik.
  • Kritik Keilmuan, yang berkaitan dengan pembahasan atau tinjauan karya secara cermat dan objektif berdasarkan khaidah keilmuan desain yang telah disepakati.
  • Kritik Populer, yang berkaitan dengan pembahasan atau tinjauan karya yang dilakukan oleh orang awam tanpa batas keilmuan yang ketat.

Dari beragam tinjauan karya tersebut terdapat tiga unsur atau aspek tinjau yang menjadi dasar bagi proses meninjau. Ketiga aspek tersebut terbagi atas:

  • Aspek Formalistik. Aspek formalistik atau aspek formal merupakan proses meninjau karya dari perspektif kualifikasi formal yang dimilikinya. Kualifikasi tersebut antara lain seperti ukuran, anatomi, garis, warna, dan sebagainya.
  • Aspek Ekspresifistik. Aspek ekspresifistik merupakan proses meninjau karya dari sudut pandang mengenai kemampuan karya dalam mengungkapkan suatu tema atau pesan.
  • Aspek Instrumentalistik. Aspek instrumentalistik merupakan proses meninjau karya dari perspektif bagaimana karya tersebut mencapai tujuannya. Beberapa tujuan tersebut seperti tujuan sosial-politik, moral, psikologis, dan lain-lain.

Proses melakukan sebuah tinjauan desain setidaknya dilakukan dalam empat tahap. Empat tahap ini dipaparkan oleh Feldman sebagai berikut:

Tahap Deskripsi

Tahap deskripsi merupakan tahapan dimana hal yang dilakukan adalah mengamati serta menguraikan beragam unsur atau elemen yang ada dalam sebuah karya tanap membuat penilaian atau kesimpulan.

Tahap Analisa Formal

Tahap analisa formal merupakan tahap yang dilakukan untuk membahas bagaimana elemen dasar karya tersebut terjalin dalam sebuah tata letak (layout). Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap deskripsi yang telah dilakukan sebelumnya.

Tahap Interpretasi

Tahap interpretasi merupakan tahap dimana proses yang dilakukan adalah menafsirkan maksud dari karya. Bagaimana cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan maksud, pesan, atau informasi dalam karya lewat pengaturan elemen dan prinsip desain. Tahap interpretasi dilakukan setelah tahap analisa formal telah dijabarkan seluruhnya dengan detail.

Tahap Evaluasi

Tahap terakhir dari rangkaian proses tinjauan adalah tahap evaluasi. Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah melakukan evaluasi karya secara lebih luas. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara membandingkan karya dengan karya yang telah ada, maupun melihat peran dan makna karya tersebut terhadap lingkungan sosial pada jamannya.