Sistem operasi adalah suatu program yang mengontrol eksekusi program aplikasi dan berfungsi sebagai antarmuka antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer (Stalling, 2012). Layanan Sistem Operasi  (Stalling, 2012):

Berikut Fungsi Sistem Operasi di Berbagai Kegunaan:

1. Pembuatan Program

Sistem operasi menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti editor dan debugger, untuk membantu para pemogram dalam membuat program. Umumnya, layanan ini berbentuk program utilitas yang sebenarnya bukan bagian dari sistem operasi, namun dapat diakses melalui sistem operasi.

2. Eksekusi Program

Beberapa diperlukan task untuk melakukan eksekusi sebuah program. Instruksi dan data harus dimuatkan kedalam memori utama, perangkat I/O dan file harus diinisialisasi, dan sumber daya lainnya harus disiapkan. Sistem operasi menangani semua task tersebut untuk kepentingan pengguna.

3. Akses ke perangkat I/O

Setiap perangkat I/O masing-masing membutuhkan set instruksinya sendiri atau signal control untuk operasi. Sistem operasi menjaga detailnya sehingga pemogram dapat menganggapnya sebagai operasi pembacaan dan penulisan yang sederhana.

4. Akses terkontrol ke file 

Dalam hal file, kontrol harus mencakup perngertian yang tidak hanya sifat perangkat I/O saja (disk drive, tape drive), namun juga format file yang terdapat pada media penyimpanan. Seperti di atas, sistem operasi sangat menjaga detailnya. Lebih lanjut, dalam sistem yang memiliki beberapa pengguna yang simultan, sistem operasi menyediakan mekanisme proteksi untuk mengontrol akses ke file.

5. Deteksi error dan respons

Bermacam-macam error dapat terjadi pada saat sistem komputer bekerja. Error ini meliputi error hardware internal dan eksternal, misalnya memori error atau kegagalan atau kesalahan fungsi perangkat; dan bermacam-macam error software seperti overflow aritmetik, adanya usaha untuk mengakses lokasi memori yang terlarang, dan ketidakmampuan sistem operasi untuk memenuhi request sebuah aplikasi.

Pada semua kasus diatas, sistem operasi harus membuat respons yang dapat menghilangkan keadaan error dengan dampak yang sedikit terhadap aplikasi yang sedang berjalan. Respons dapat memiliki range mulai dengan mengakhiri program yang menyebabkan terjadinya error, mengulangi operasi, hingga hanya melaporkan error ke aplikasi.

6. Accounting

Sistem operasi yang baik akan mengumpulkan statistik pemakaian bermacam-macam sumber daya dan memonitor parameter kinerja, seperti waktu respons. Bagi semua sistem, informasi ini sangat berguna untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan dimasa mendatang dan mengubah sistem untuk meningkatkan kinerja. Pada sistem multiguna, informasi tersebut dapat digunakan untuk keperluan penagihan biaya pemakaian sistem.

Baca Juga : Asynchronous vs Synchronous Programming

6 fungsi dasar sistem operasi:

  1. Fungsi Sistem Operasi sebagai Kordinator, yang memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas yang kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar.
  2. Fungsi Sistem Operasi sebagai Pengawal, yang memegang kendali proses untuk melindungi file dan memberi batasan pada pembacaan, penulisan, eksekusi data dan program.
  3. Fungsi Sistem Operasi sebagai penjaga gerbang, yang akan mengawasi siapa saja yang dapat masuk kedalam sistem komputer.
  4. Fungsi Sistem Operasi sebagai pengoptimal, yang akan membuat scedule atas beberapa masukan pengguna, akses basis data, komputasi, keluaran, dan lain sebagainya untuk meningkatkan kinerja sistem.
  5. Fungsi Sistem Operasi sebagai akuntan, yang menjaga pewaktuan CPU tetap berada pada jalur yang benar, penggunaan memori, operasi I/O, penyimpanan pada disk dan lain sebagainya.
  6. Fungsi Sistem Operasi sebagai server, yang memberikan pelayanan yang diperlukan pengguna, seperti restrukturisasi direktori file.