sistem operasi

Pengertian Sistem Operasi

Sistem operasi (OS) adalah perangkat lunak yang paling penting dalam sebuah komputer. Sistem operasi bertindak sebagai perantara antara pengguna dan perangkat keras komputer. Ia mengelola semua perangkat keras dan perangkat lunak di komputer, memungkinkan mereka bekerja bersama secara efisien dan efektif. Artikel ini akan membahas berbagai fungsi dasar dari sistem operasi, termasuk manajemen proses, manajemen memori, manajemen perangkat, sistem file, dan antarmuka pengguna.

Sistem operasi adalah suatu program yang mengontrol eksekusi program aplikasi dan berfungsi sebagai antarmuka antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer (Stalling, 2012).

Layanan Sistem Operasi (Stalling, 2012):

Fungsi Sistem Operasi di Berbagai Kegunaan:

  1. Pembuatan Program
    Sistem operasi menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti editor dan debugger untuk membantu para pemrogram dalam membuat program. Umumnya, layanan ini berbentuk program utilitas yang sebenarnya bukan bagian dari sistem operasi, namun dapat diakses melalui sistem operasi.

  2. Eksekusi Program
    Beberapa tugas diperlukan untuk melakukan eksekusi sebuah program. Instruksi dan data harus dimuat ke dalam memori utama, perangkat I/O dan file harus diinisialisasi, dan sumber daya lainnya harus disiapkan. Sistem operasi menangani semua tugas tersebut untuk kepentingan pengguna.

  3. Akses ke perangkat I/O
    Setiap perangkat I/O membutuhkan set instruksinya sendiri atau signal control untuk operasi. Sistem operasi menjaga detailnya sehingga pemrogram dapat menganggapnya sebagai operasi pembacaan dan penulisan yang sederhana.

  4. Akses terkontrol ke file
    Dalam hal file, kontrol harus mencakup pemahaman yang tidak hanya sifat perangkat I/O saja (disk drive, tape drive), namun juga format file yang terdapat pada media penyimpanan. Seperti dijelaskan sebelumnya, sistem operasi sangat menjaga detailnya. Lebih lanjut, dalam sistem yang memiliki beberapa pengguna simultan, sistem operasi menyediakan mekanisme proteksi untuk mengontrol akses ke file.

  5. Deteksi error dan respons
    Bermacam-macam error dapat terjadi saat sistem komputer bekerja. Error ini meliputi error hardware internal dan eksternal, misalnya error memori atau kegagalan fungsi perangkat; serta bermacam error software seperti overflow aritmetik, usaha untuk mengakses lokasi memori yang terlarang, dan ketidakmampuan sistem operasi memenuhi permintaan aplikasi. Dalam semua kasus tersebut, sistem operasi harus membuat respons yang dapat menghilangkan keadaan error dengan dampak yang minimal terhadap aplikasi yang sedang berjalan. Respons dapat bervariasi mulai dari mengakhiri program yang menyebabkan error, mengulangi operasi, hingga hanya melaporkan error ke aplikasi.

  6. Accounting
    Sistem operasi yang baik akan mengumpulkan statistik pemakaian berbagai sumber daya dan memantau parameter kinerja seperti waktu respons. Informasi ini berguna untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan di masa mendatang dan mengubah sistem guna meningkatkan kinerja. Pada sistem multiguna, informasi tersebut dapat digunakan untuk keperluan penagihan biaya pemakaian sistem.

Baca juga: Asynchronous vs Synchronous Programming

Enam fungsi dasar sistem operasi:

  • Sebagai Koordinator: Memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar.

  • Sebagai Pengawal: Mengendalikan proses untuk melindungi file dan memberi batasan pada pembacaan, penulisan, serta eksekusi data dan program.

  • Sebagai Penjaga Gerbang: Mengawasi siapa saja yang dapat mengakses sistem komputer.

  • Sebagai Pengoptimal: Membuat schedule atas masukan pengguna, akses basis data, komputasi, keluaran, dan lain-lain untuk meningkatkan kinerja sistem.

  • Sebagai Akuntan: Menjaga pewaktuan CPU tetap pada jalur yang benar, penggunaan memori, operasi I/O, penyimpanan pada disk, dan lain sebagainya.

  • Sebagai Server: Memberikan pelayanan yang diperlukan pengguna, seperti restrukturisasi direktori file.

Perbedaan Utama Sistem Operasi Desktop dan Mobile

Perbedaan utama antara sistem operasi desktop dan mobile terletak pada tujuan utama, antarmuka pengguna, fitur dan aplikasi, kemampuan multitasking, serta pengembangan dan dukungan.

Aspek Sistem Operasi Desktop Sistem Operasi Mobile
Tujuan Utama Dirancang untuk komputer desktop/laptop dengan fokus pada produktivitas dan aplikasi berat. Dirancang untuk perangkat seluler, fokus pada mobilitas dan efisiensi baterai.
Antarmuka Pengguna Kompleks dan dapat dikustomisasi dengan banyak pilihan. Sederhana dan terstruktur dengan navigasi gestur sentuh.
Fitur dan Aplikasi Lebih banyak fitur dan aplikasi kompleks untuk produktivitas tinggi. Aplikasi ringan fokus pada komunikasi, media sosial, hiburan.
Kemampuan Multitasking Kuat, mampu menjalankan banyak aplikasi bersamaan. Terbatas, banyak aplikasi latar belakang dibatasi untuk hemat baterai.
Pengembangan dan Dukungan Dukungan luas dari pihak ketiga dan komunitas pengembang. Dukungan terbatas, umumnya dikembangkan vendor perangkat keras dan toko aplikasi resmi.

Contoh Sistem Operasi

  • Desktop: Microsoft Windows, macOS, berbagai distribusi Linux.

  • Mobile: Android, iOS.

Sistem operasi desktop dan mobile dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbeda dengan fitur yang disesuaikan untuk perangkat dan pengguna. Desktop menekankan produktivitas dan fleksibilitas, sedangkan mobile fokus pada mobilitas dan efisiensi.

Perbaikan yang dilakukan:

  • Cetak miring pada istilah asing seperti OSsignal controlschedule.

  • Perbaikan tanda baca seperti koma, titik, dan pemisahan paragraf agar lebih jelas dan mudah dibaca.

  • Koreksi kesalahan pengetikan dan kalimat yang tidak runtut.

  • Penggunaan huruf kapital yang tepat pada awal kalimat dan subjudul.

  • Penambahan daftar berbentuk tabel untuk perbedaan desktop dan mobile demi kejelasan penyajian.

Jika ada bagian lain yang ingin diperbaiki atau tambahan, silakan informasikan kembali.Berikut adalah artikel yang sudah diperbaiki untuk informasi, tanda baca, dan penggunaan huruf cetak miring pada istilah asing:

Pengertian Sistem Operasi

Sistem operasi (OS) adalah perangkat lunak yang paling penting dalam sebuah komputer. Sistem operasi bertindak sebagai perantara antara pengguna dan perangkat keras komputer. Ia mengelola semua perangkat keras dan perangkat lunak di komputer, memungkinkan mereka bekerja bersama secara efisien dan efektif. Artikel ini akan membahas berbagai fungsi dasar dari sistem operasi, termasuk manajemen proses, manajemen memori, manajemen perangkat, sistem file, dan antarmuka pengguna.

Sistem operasi adalah suatu program yang mengontrol eksekusi program aplikasi dan berfungsi sebagai antarmuka antara pengguna komputer dengan perangkat keras komputer (Stalling, 2012).

Layanan Sistem Operasi (Stalling, 2012):

Fungsi Sistem Operasi di Berbagai Kegunaan:

  1. Pembuatan Program
    Sistem operasi menyediakan berbagai fasilitas dan layanan seperti editor dan debugger untuk membantu para pemrogram dalam membuat program. Umumnya, layanan ini berbentuk program utilitas yang sebenarnya bukan bagian dari sistem operasi, namun dapat diakses melalui sistem operasi.

  2. Eksekusi Program
    Beberapa tugas diperlukan untuk melakukan eksekusi sebuah program. Instruksi dan data harus dimuat ke dalam memori utama, perangkat I/O dan file harus diinisialisasi, dan sumber daya lainnya harus disiapkan. Sistem operasi menangani semua tugas tersebut untuk kepentingan pengguna.

  3. Akses ke perangkat I/O
    Setiap perangkat I/O membutuhkan set instruksinya sendiri atau signal control untuk operasi. Sistem operasi menjaga detailnya sehingga pemrogram dapat menganggapnya sebagai operasi pembacaan dan penulisan yang sederhana.

  4. Akses terkontrol ke file
    Dalam hal file, kontrol harus mencakup pemahaman yang tidak hanya sifat perangkat I/O saja (disk drive, tape drive), namun juga format file yang terdapat pada media penyimpanan. Seperti dijelaskan sebelumnya, sistem operasi sangat menjaga detailnya. Lebih lanjut, dalam sistem yang memiliki beberapa pengguna simultan, sistem operasi menyediakan mekanisme proteksi untuk mengontrol akses ke file.

  5. Deteksi error dan respons
    Bermacam-macam error dapat terjadi saat sistem komputer bekerja. Error ini meliputi error hardware internal dan eksternal, misalnya error memori atau kegagalan fungsi perangkat; serta bermacam error software seperti overflow aritmetik, usaha untuk mengakses lokasi memori yang terlarang, dan ketidakmampuan sistem operasi memenuhi permintaan aplikasi. Dalam semua kasus tersebut, sistem operasi harus membuat respons yang dapat menghilangkan keadaan error dengan dampak yang minimal terhadap aplikasi yang sedang berjalan. Respons dapat bervariasi mulai dari mengakhiri program yang menyebabkan error, mengulangi operasi, hingga hanya melaporkan error ke aplikasi.

  6. Accounting
    Sistem operasi yang baik akan mengumpulkan statistik pemakaian berbagai sumber daya dan memantau parameter kinerja seperti waktu respons. Informasi ini berguna untuk mengantisipasi kebutuhan pengembangan di masa mendatang dan mengubah sistem guna meningkatkan kinerja. Pada sistem multiguna, informasi tersebut dapat digunakan untuk keperluan penagihan biaya pemakaian sistem.

Baca juga: Asynchronous vs Synchronous Programming

Enam fungsi dasar sistem operasi:

  • Sebagai Koordinator: Memberikan fasilitas sehingga segala aktivitas kompleks dapat dikerjakan dalam urutan yang benar.

  • Sebagai Pengawal: Mengendalikan proses untuk melindungi file dan memberi batasan pada pembacaan, penulisan, serta eksekusi data dan program.

  • Sebagai Penjaga Gerbang: Mengawasi siapa saja yang dapat mengakses sistem komputer.

  • Sebagai Pengoptimal: Membuat schedule atas masukan pengguna, akses basis data, komputasi, keluaran, dan lain-lain untuk meningkatkan kinerja sistem.

  • Sebagai Akuntan: Menjaga pewaktuan CPU tetap pada jalur yang benar, penggunaan memori, operasi I/O, penyimpanan pada disk, dan lain sebagainya.

  • Sebagai Server: Memberikan pelayanan yang diperlukan pengguna, seperti restrukturisasi direktori file.

Perbedaan Utama Sistem Operasi Desktop dan Mobile

Perbedaan utama antara sistem operasi desktop dan mobile terletak pada tujuan utama, antarmuka pengguna, fitur dan aplikasi, kemampuan multitasking, serta pengembangan dan dukungan.

Aspek Sistem Operasi Desktop Sistem Operasi Mobile
Tujuan Utama Dirancang untuk komputer desktop/laptop dengan fokus pada produktivitas dan aplikasi berat. Dirancang untuk perangkat seluler, fokus pada mobilitas dan efisiensi baterai.
Antarmuka Pengguna Kompleks dan dapat dikustomisasi dengan banyak pilihan. Sederhana dan terstruktur dengan navigasi gestur sentuh.
Fitur dan Aplikasi Lebih banyak fitur dan aplikasi kompleks untuk produktivitas tinggi. Aplikasi ringan fokus pada komunikasi, media sosial, hiburan.
Kemampuan Multitasking Kuat, mampu menjalankan banyak aplikasi bersamaan. Terbatas, banyak aplikasi latar belakang dibatasi untuk hemat baterai.
Pengembangan dan Dukungan Dukungan luas dari pihak ketiga dan komunitas pengembang. Dukungan terbatas, umumnya dikembangkan vendor perangkat keras dan toko aplikasi resmi.

Contoh Sistem Operasi

  • Desktop: Microsoft Windows, macOS, berbagai distribusi Linux.

  • Mobile: Android, iOS.

Sistem operasi desktop dan mobile dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbeda dengan fitur yang disesuaikan untuk perangkat dan pengguna. Desktop menekankan produktivitas dan fleksibilitas, sedangkan mobile fokus pada mobilitas dan efisiensi.