Desain komunikasi visual memanfaatkan beragam elemen visual sebagai “alat” untuk menyampaikan pesan. Elemen visual ini dalam dunia artistik dikenal sebagai dasar tata rupa. Dasar tata rupa sendiri terdiri atas bentuk, raut, ukuran, arah, tekstur, warna, value, ruang, dan lain-lain. Seluruh karya desain komunikasi visual menggunakan elemen-elemen ini untuk menyusun bentuk visual secara keseluruhan. Sehingga setiap elemen memiliki relasi dan harmonis secara kesatuan.

Adapun relasi antar elemen ini dapat diuraikan dalam detail berikut ini:

  1. Benda apapun selalu memiliki bentuk. Setiap bentuk dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan gempal (volume).
  2. Setiap bentuk (baik titik, garis, bidang, maupun gempal), memiliki raut, ukuran, arah, warna, value, dan tesktur.
  3. Setiap bentuk selalu meruang atau menempati ruang baik secara dua dimensi (dwimatra) maupun tiga dimensi (trimatra).
  4. Bentuk dalam ruang memiliki kedudukan, jumlah, jarak, sekaligus gerak.

Sementara itu alat yang digunakan untuk menata elemen desain adalah tangga rupa yang berwujud interval-interval tangga rupa. Interval adalah jarak antara atau tingkatan (biasa digunakan dalam musik). Dalam menata elemen-elemen ini digunakan metode tata visual atau prinsip desain seperti irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi, dan kesederhanaan. Kesatuan atas penerapan elemen serta prinsip tersebut menghasilkan karya desain komunikasi visual yang artistik baik secara dwimatra maupun trimatra.

Desain komunikasi visual sendiri dapat dianalogikan layaknya memasak. Dibutuhkan bahan, alat, dan metode yang tepat sehingga menghasilkan sajian yang lezat. Demikian dengan desain komunikasi visual. Diperlukan bahan, alat, dan metode untuk menghasilkan karya visual yang artistik. Berikut ini adalah tabel konsep dasar tata rupa dalam desain komunikasi visual:

 

 

Tujuan memahami konsep dasar tata rupa dalam desain komunikasi visual ini adalah agar tercipta karya desain komunikasi visual yang memiliki nilai keindahan. Penerapan bahan, alat, serta metode yang baik dan tepat dalam prosesnya akan menghasilkan karya desain komunikasi visual yang memiliki nilai artistik. Meskipun desain komunikasi visual berorientasi kepada proses dan fungsi, namun nilai artistik dalam hal ini estetika, pun menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Keberadaan nilai estetik dalam karya desain komunikasi visual menjadi nilai lebih bagi karya tersebut di mata audiens. Lebih jauh lagi, nilai estetik tersebut dapat memberikan positioning sekaligus menjadi pembeda dari karya lainnya.

 

Source:

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.