Selesainya pembangunan mega proyek Sirkuit Internasional Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, menjadi simbol ekonomi baru di wilayah Indonesia Timur. Sedianya sirkuit ini bakal dijadikan magnet untuk menarik wisatawan mancanegara yang singgah usai menyaksikan event balap dunia, baik World Superbike (WSBK), MotoGP maupun Formula 1.

Sirkuit ini dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau dikenal dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). ITDC merupakan bagian dari InJourney, yaitu sebuah holding BUMN pariwisata dan pendukung yang resmi beroperasi dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2021 tanggal 6 Oktober 2021. Event balap internasional World Superbike (WSBK) yang dihelat tahun ini di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021 dinilai menjadi momentum untuk kebangkitan perekonomian di NTB, dan utamanya Indonesia Timur.

Dikutip dari idntimes.com (https://www.idntimes.com/business/economy/ananta-fitri/jokowi-yakin-sirkuit-mandalika-bisa-jadi-titik-perekonomian-baru/), melalui peresmian Sirkuit Mandalika, Presiden Jokowi berharap keberadaan sirkuit di Kabupaten Lombok Tengah ini bisa menjadi titik-titik ekonomi baru untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat. “Dengan perhelatan-perhelatan besar setiap tahun di Sirkuit Mandalika, kita harapkan memunculkan titik-titik ekonomi baru di NTB,” ujar Jokowi usai meresmikan Sirkuit Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.
Pengamat Pariwisata Universitas Andalas Sari Lenggogeni (dikutip dari CNN Indonesia) menyebut Jokowi boleh saja punya ide dan mimpi besar, tapi jangan di atas angin dulu karena realitanya bisa jadi tak seindah bayangan. Dia menilai masih banyak PR yang mesti diselesaikan pemerintah dalam mewujudkan titik ekonomi baru. Apabila pemerintah membidik pariwisata premium untuk kelas atas dan bergeser dari mass tourism menjadi niche tourism, maka kualitas wisata yang diberikan harus sesuai dengan promosi.

Mereka yang berada di kelas ekonomi atas, imbuh Sari, sudah melek dengan isu pariwisata hijau, sehingga pemerintah harus mampu mewujudkan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Goal (SDG). Dengan kata lain, pemerintah harus menyediakan kendaraan hijau, hotel kelas dunia yang ramah lingkungan, setelah itu pemerintah harus mendorong inklusivitas seperti memastikan keterlibatan masyarakat lokal dan keterwakilan perempuan (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211118080343-92-722757/boleh-kok-jokowi-mimpi-ciptakan-ekonomi-baru-dari-sirkuit-mandalika).

Pembangunan di wilayah Indonesia Timur merupakan upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memangkas kesenjangan pembangunan antara wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Keberadaan Sirkut Mandalika ini akan menjadi mercusuar pemerataan ekonomi yang akan disusul dengan pembangunan di wilayah sekitarnya. Meskipun masih terdapat berbagai aspek yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan oleh pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Muhammad Rif’at Adiakarti Farid dalam artikelnya berjudul ‘Pemerataan Pembangunan Sosial-Ekonomi antara Indonesia Timur-Barat sebagai Upaya Mempererat Kebhinekaan’ bahwa kesenjangan wilayah merupakan hal yang wajar dalam sebuah pembangunan. Masalah pokok yang harus dipecahkan adalah adanya konsepsi kuat untuk jangka waktu yang panjang dilandasi keadilan sosial, serta adanya sistem ekonomi politik negara yang tidak memihak terlalu kuat pada wilayah tertentu. Jalan yang ditempuh di antaranya bagaimana memberi kemandirian sekaligus dukungan kepada sebuah wilayah sehingga memiliki daya saing (Instructional Development Journal 2 (1):6, 2019)