Teknologi telah menggeser pembelajaran konvensional perlahan-lahan menuju ke arah digital. Tidak heran jika saat ini banyak instansi-instansi yang melakukan berbagai inovasi guna mengembangkan materi maupun media berbasis digital. Dengan begitu, pemelajar dapat mengakses materi tanpa harus tatap muka dengan pengajar di kelas. Mereka bisa mengakses materi maupun media tersebut kapan pun. Hal itu tentu saja menguntungkan pemelajar yang barangkali memiliki pekerjaan paruh waktu.  

Muncul sebuah pertanyaan, apakah kemudahan yang ditawarkan teknologi mampu menentukan tingkat keberhasilan seorang pemelajar dalam memahami sebuah materi? Jawabannya belum tentu. Hal tersebut bergantung motivasi pemelajar itu sendiri. Secanggih apa pun model pembelajaran yang digunakan, motivasi pemelajar yang menjadi faktor utama keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pemelajar yang motivasinya tinggi akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan daripada pemelajar yang motivasinya rendah. Bakar (2014) berpendapat bahwa motivasi pemelajar ada hubungannya dengan waktu, energi, dan kemauan mereka dalam menyelesaikan tugas belajar.  

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang dalam melakukan sesuatu. Jika dihubungkan dengan dunia pendidikan di era yang serba digital, motivasi tentu menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang. Muhammad (2016) berpendapat bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil belajar peserta didik untuk belajar dengan penuh inisiatif, kreatif, dan terarah. Berdasarkan hal itu, teknologi berperan sebagai fasilitator, bukan menjadi penentu keberhasilan pemelajar. 

Jika dihubungkan dengan motivasi, teknologi yang menawarkan pengalaman belajar yang baru memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya bisa dilihat dari efisiensi waktu. Hanya dengan duduk dan membuka gawai, pemelajar dapat mengakses materi pembelajaran dari pengajar. Pemelajar yang bermotivasi tinggi tentu menggunakan kesempatan ini untuk mencari informasi yang sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, pemelajar yang bermotivasi rendah akan menundanya karena menganggap bahwa mereka memiliki banyak waktu.  

Jadi, teknologi dalam dunia pendidikan dan motivasi pemelajar adalah dua hal yang saling berhubungan. Teknologi yang menawarkan pengalaman belajar yang baru akan berhasil apabila diimbangi dengan motivasi pemelajar yang tinggi. Oleh karena itu, teknologi dalam pembelajaran yang digaungkan akhir-akhir ini hanyalah sebagai fasilitator dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Penentu keberhasilan itu sendiri berasal dari dalam diri pemelajar. 

Daftar rujukan: 

Bakar, R. (2014). The effect of learning motivation on student’s productive competencies in vocational high school, West Sumatra. International Journal of Asian Social Science, 4(6), 722-732. Retrieved from http://www.aessweb.com/pdf-files/ijass-2014-4(6)-   722-732.pdf 

Muhammand, M. (2016). Pengaruh motivasi dalam pembelajaran. Lantanida Journal, 4(2), 87-97. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/287678-pengaruh                      -motivasi-  dalam-pembelajaran-dc0dd462.pdf