Salah satu penyebab sebuah tulisan membuat pembaca jenuh adalah penulis memiliki kosa kata yang terbatas. Biasanya, penulis sering mengulang kata, padahal tulisan tersebut dapat disusun menggunakan kata lain yang serupa.  

Misalnya,  

Hari ini ibu pergi ke pasar, lalu pergi rumah sakit menjenguk bibi yang sakit, lalu ke kantor menemui ayah, lalu ke sekolah menjemput adik.  

Tulisan tersebut lebih baik jika:  

Hari ini ibu pergi ke pasar, kemudian pergi ke rumah sakit menjenguk bibi, setelah itu ke kantor menemui ayah, dan selanjutnya ke sekolah menjemput adik.  

Contoh lain dari kutipan karya sastra berikut,  

Anak lelaki berbaju kumal itu tertegun heran melihat seseorang tertidur di bale-bale bambu di serambi rumah reyotnya. Tak kalah kumal dengan baju yang dikenakan anak lelaki itu.  

Padahal bisa lebih variatif jika diganti seperti berikut,  

Anak lelaki berbaju kumal itu tertegun heran melihat seseorang tertidur di bale-bale bambu di serambi rumah reyotnya. Tak kalah lusuh dengan baju yang sedang ia kenakan.  

Variasi kosa kata dalam contoh-contoh tersebut berhubungan dengan pentingnya  pemahaman piranti kohesi dan koherensi dalam sebuah tulisan. Pemanfaatan kohesi dan koherensi yang baik memberikan dampak  besar terhadap hasil tulisan kita. Oleh sebab itu, mari kita pelajari lagi apa saja piranti kohesi dan koherensi supaya tulisan kita bisa dipahami dan diterima pembaca dengan baik.  

Sumber Rujukan  

Alamsyah, I.2014. Seratus Satu Dosa Penulis Pemula. Depok: Asma Nadia Publishing