Gandhi dan Gerakan Pembebasan
Mengenal Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi merupakan seorang tokoh spiritual dan politikus India yang dikenal atas gerakan kemanusiaannya, terutama dalam upaya pembebasan India dari kuasa kolonial. Berikut beberapa ajaran yang dapat kita pelajari dari karya hidupnya. Gandhi juga merupakan seorang tokoh pergerakan nasional India yang memiliki pengaruh besar bagi arus gerakan perdamaian di dunia. Terdapat empat ajaran khususnya yang ditujukan bagi perlawanan penindasan menuju dunia yang damai dan stabil.
Mengapa Gandhi Menjadi Simbol Perlawanan?
Mengapa Gandhi bisa dianggap pahlawan dalam gerakan pembebasan? Jawabannya terletak pada pendekatan uniknya terhadap perjuangan melawan penindasan. Ketika banyak gerakan revolusioner mengandalkan kekerasan dan persenjataan, Gandhi percaya bahwa kekuatan moral lebih kuat dari kekuatan fisik.
Saat menghadapi undang-undang kolonial Inggris yang tidak adil di Afrika Selatan dan India, Gandhi menekankan pentingnya ketahanan moral. Dengan satyagraha, ia menganjurkan orang untuk tidak mematuhi hukum yang tidak etis, namun tetap bersikap damai. Pendekatan ini bukan hanya strategi politik, tetapi juga bentuk pembelajaran moral yang mengajarkan nilai keadilan, tanggung jawab, dan cinta kasih.
Apakah pendekatan ini efektif? Sangat. Keteguhan Gandhi membuktikan bahwa perubahan besar dapat dicapai tanpa melukai pihak lain.
Ia mengajukan konsep tindakan non-violence dalam perlawanan melawan kolonialisme. Yang dimaksud sebagai non-violence ialah gerakan perlawanan yang tidak menyertakan kekerasan di dalamnya. Hal ini diwujudkan misalnya dalam penggalangan kesadaran masyarakat tertindas dan mempraktekkan kebaikan terhadap sesama manusia tanpa pilah-pilih. Dengan demikian gerakan non-violence merupakan penyikapan masyarakat India untuk turut secara aktif melawan kejahatan yang disebarkan melalui teror kolonialisme.
Filosofi Gandhi dalam Gerakan Pembebasan
Ada dua prinsip utama yang menjadi inti dari metode Gandhi:
1. Ahimsa (Non-Kekerasan)
Ahimsa, atau prinsip non-kekerasan, adalah inti dari perjuangan Gandhi. Filosofi ini berasal dari tradisi spiritual India yang percaya bahwa kekerasan hanya akan melahirkan lebih banyak kekerasan. Non-kekerasan, di sisi lain, menciptakan landasan untuk dialog, empati, dan perubahan yang langgeng.
Tetapi, apakah non-kekerasan praktis dalam perlawanan politik? Gandhi membuktikan bahwa itu bisa sangat efektif. Bahkan, banyak pemimpin seperti Martin Luther King Jr. dan Nelson Mandela terinspirasi oleh pendekatannya.
2. Satyagraha (Keteguhan pada Kebenaran)
Satyagraha bukan hanya tindakan, tetapi juga filosofi hidup. Ide ini didasarkan pada keyakinan bahwa kebenaran selalu menang, dan perjuangan harus dilakukan dengan cara yang benar pula. Ini berarti menolak untuk tunduk pada penindasan, tetapi juga menolak untuk menjadi penindas.
Dalam konteks modern, prinsip satyagraha bisa diterapkan di berbagai bidang, termasuk pendidikan, lingkungan, dan advokasi hak asasi manusia.
Selain melawan penjajahan, Gandhi memiliki tujuan hidup ialah melawan kejahatan yang muncul dari beragam aspek. Bagi Gandhi, seluruh manusia ialah saudara terlepas dari latar belakang suku bangsanya. Bagi Gandhi masyarakat Inggris adalah saudara, namun demikian apabila sesama saudara saling menindas sebagaimana digambarkan dalam epos Hindu Mahabharata, maka kaum tertindas perlu melakukan perlawanan dengan langkah-langkah yang tetap menjunjung kemanusiaan.
Demikian pula sikap Gandhi terhadap tradisi yang terlahir di India. Dalam kebudayaan India terdapat kasta Paria yang terpinggirkan, di mana masyarakat dalam kelas sosial tersebut dianggap layak diperlakukan berbeda dengan kasta lainnya. Sebagai bagian dari penyebaran kemanusiaan, Gandhi mendorong penyelenggaraan kesehatan layak bagi masyarakat India dan menyerukan penghapusan kelas Dalit atau Parya sebagai bentuk otokritik terhadap warisan bangsa yang tidak menjunjung tinggi hak-tanggung jawab seluruh umat manusia.
Peran Gandhi dalam Kemerdekaan India
Dalam perjalanan menuju kemerdekaan India, Gandhi memainkan berbagai peran kunci, antara lain:
1. Salt March (1930): Melawan Ketidakadilan Ekonomi
Salt March, atau Dandi March, adalah salah satu aksi simbolis paling terkenal dalam sejarah India. Gandhi, bersama para pengikutnya, berjalan lebih dari 240 mil untuk memprotes pajak garam yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Inggris. Ini bukan sekedar aksi melawan pajak, tetapi pernyataan bahwa rakyat India memiliki hak atas sumber daya mereka sendiri.
Aksi ini bukan hanya menciptakan tekanan besar pada Inggris tetapi juga berhasil memobilisasi jutaan warga India lainnya. Salt March menegaskan bahwa tindakan damai bisa berdampak besar secara politis.
2. Kampanye Quit India (1942): Menyerukan Kemerdekaan Penuh
Pada tahun 1942, Gandhi memimpin kampanye “Quit India” yang menyerukan Inggris untuk segera meninggalkan tanah India. Melalui pidato-pidatonya yang penuh inspirasi, ia menyatukan berbagai kelompok masyarakat di India untuk bersatu menuju satu tujuan: kemerdekaan penuh.
Meskipun banyak pengikut Gandhi dipenjara, gerakan ini menunjukkan kepada Inggris bahwa India tidak akan mundur. Ini menjadi titik balik yang mempercepat proses pembebasan.
3. Upaya Menyatukan Berbagai Kelompok Sosial
Gandhi tidak hanya berjuang melawan penjajahan Inggris, tetapi juga melawan diskriminasi di dalam masyarakat India sendiri. Ia mengadvokasi isu kastaisme, mempromosikan hak perempuan, dan melibatkan semua lapisan masyarakat dalam gerakan kemerdekaan. Baginya, pembebasan sejati berarti kebebasan bagi semua, tanpa memandang latar belakang.
Menerapkan Nilai Gandhi dalam Hidup
Saat ini, konflik dan ketidakadilan masih ada di mana-mana. Namun, kita dapat memulai perubahan dari lingkungan sekitar kita dengan cara:
- Melibatkan diri dalam aktivisme damai di komunitas.
- Mengadvokasi keadilan sosial melalui media dan acara lokal.
- Mendukung pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini.
Dengan menerapkan filosofi Gandhi, kita tidak hanya menjadi pewaris sejarahnya, tetapi juga pencipta perubahan di zaman kita sendiri.
Comments :