SEKILAS TENTANG HEKSADESIMAL (Bagian 1)
Sistem bilangan heksadesimal yang disebut juga dengan bilangan basis-16 atau yang kadang-kadang disebut hex, merupakan sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol unik untuk mewakili nilai tertentu. Simbol-simbol itu mulai dari 0 sampai 9 kemudian dilanjutkan dengan A sampai F. Sistem bilangan heksadesimal berbeda dengan sistem angka yang kerap kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari yang dikenal dengan sebutan sistem desimal, atau basis-10, yang menggunakan 10 simbol, yaitu mulai dari 0 hingga 9 untuk mewakili suatu nilai tertentu. Kata heksadesimal adalah kombinasi dari heksa yang artinya 6 dan desimal yang artinya 10. Biner adalah basis-2, oktal adalah basis-8, dan desimal, tentu saja, basis-10. Nilai heksadesimal kadang-kadang ditulis dengan awalan 0x (0x2F7) atau dengan subscript (2F716), tetapi tidak mengubah nilainya. Dalam kedua contoh ini, kita dapat menggunakan salah satu dari dua bentuk penulisan tersebut dan hal itu tidak mengubah nilainya, yaitu 759 dalam nilai desimal.
Format bilangan heksadesimal biasanya digunakan untuk merepresentasikan sebagian besar kode kesalahan dan nilai lain di dalam komputer. Misalnya, kode kesalahan yang disebut kode STOP yang ditampilkan pada Blue Screen of Death yang selalu dalam format heksadesimal. Para programer kerap menggunakan angka heksadesimal karena nilainya lebih pendek daripada jika ditampilkan dalam format desimal dan juga jauh lebih pendek daripada dalam biner yang hanya menggunakan 0 dan 1. Sebagai contoh, nilai heksadesimal F4240 setara dengan 1.000.000 dalam desimal dan 1111 0100 0010 0100 0000 dalam biner. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa nilai angka heksa desimal lebih pendek jika dibandingkan angka desimal dan angka biner.
Selain itu, Hexadecimal juga digunakan sebagai kode warna HTML untuk mengekspresikan warna tertentu. Misalnya, seorang desainer web akan menggunakan nilai hex FF0000 untuk mendefinisikan warna merah. Ini dipecah menjadi FF, 00,00. Dua digit awal mendefinisikan jumlah warna merah, digit ke3 dan ke4 medefinisikan jumlah warna hijau, dan dua digit terakhir mendefinisikan jumlah warna biru yang harus digunakan. Hal itu dapat terlihat demikian RRGGBB dimana 255 merah, 0 hijau, dan 0 biru dalam contoh ini. Nilai heksadesimal dapat mencapai 255 nilai dan sejumlah nilai itu dapat diekspresikan dalam dua digit. Kemudian, pada kode warna HTML digunakan tiga set dari dua digit angka heksadesimal yang berarti bahwa ada lebih dari 16 juta atau (255 x 255 x 255) kemungkinan warna yang dapat diekspresikan dalam format heksadesimal. Dengan demikian, nilai tertentu yang diekspresikan dalam bentuk angka heksadesimal dapat menghemat lebih banyak ruang daripada diekspresikan dalam format lain seperti desimal, atau dalam bentuk nilai biner. Selain itu, nilai heksadesimal lebih mudah dibaca dari pada nilai biner.
Menghitung suatu nilai dalam format heksadesimal itu mudah selama kita ingat bahwa ada 16 karakter yang membentuk setiap set angka. Jika kita menengok cara menghitung suatu nilai dalam format desimal, kita semua tahu bahwa kita menghitung seperti ini: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, … kita akan menambahkan 1 setelah angka terakhir (yaitu 9) dari sistem angka tersebut sehingga setelah itu, kita mendapatkan angka 10 setelah angka 9. Namun dalam format heksadesimal untuk semua 16 angka, kita akan menghitung seperti ini: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9, A, B, C, D, E, F, 10,11,12,13 … tambahkan 1 setelah F atau sebelum memulai perhitungan 16 angka selanjutnya lagi. Berikut adalah beberapa contoh beberapa “transisi” rumit heksadesimal. …17, 18, 19, 1A, 1B… ; …1E, 1F, 20, 21, 22… ; …FD, FE, FF, 100, 101, 102…
Sumber: https://www.lifewire.com/what-is-hexadecimal-2625897
Comments :