MANAJEMEN KAS DAN KEBERLANGSUNGAN HIDUP UMKM (Bagian Kedua)
Pada bagian pertama dari artikel ini telah dijelaskan mengenai definisi manajemen kas, alasan UMKM perlu menerapkan manajemen kas, motif memegang kas, dan komponen manajemen kas. Bagian kedua artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai aspek – aspek, model, serta strategi manajemen kas bagi UMKM. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kas adalah sebagai berikut (Wardana, 2019):
- Administrasi kas harian, yaitu UMKM perlu melakukan pencatatan rutin kas masuk dan kas keluar untuk mengetahui jumlah saldo akhir serta melakukan penyusunan laporan kas. Supaya dapat menerapkan aspek ini, maka UMKM perlu tertib dalam melakukan pencatatan atau pembukuan arus kas harian. Rekening bisnis dan rekening pribadi perlu dipisahkan untuk memudahkan pencatatan arus kas dan pada akhirnya dapat menunjukkan jumlah saldo akhir yang akurat.
- Anggaran kas, yaitu menyusun anggaran untuk memprediksi penerimaan dan pengeluaran kas di masa mendatang. Aspek ini erat berkaitan dengan komponen praktik peramalan kas yang telah dibahas di artikel sebelumnya. Penerapan aspek ini akan memberikan proyeksi mengenai estimasi penerimaan dan pengeluaran kas. Penyusunan anggaran kas merupakan bagian dari tahap preventif karena dengan penyusunan anggaran kas dapat diketahui kapan UMKM akan mengalami surplus kas atau defisit kas. Jika diprediksi UMKM tersebut akan mengalami kondisi surplus kas, maka praktik investasi surplus kas dapat diterapkan sehingga dapat diperoleh pemasukan tambahan dari kegiatan investasi. Sebaliknya, jika UMKM tersebut diprediksi akan mengalami kondisi kekurangan kas maka dapat dilakukan langkah antisipasi dengan cara melakukan pembiayaan untuk menutupi defisit kas.
- Safety Cash Balance, yaitu menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar agar tidak terjadi kekurangan kas. Aspek ini berhubungan dengan komponen praktik pengendalian kas di artikel sebelumnya. Arus kas masuk dan arus kas keluar perlu dikendalikan untuk menghindari kondisi defisit kas. Tiap usaha bisnis perlu berusaha agar dapat mencapai ketentuan saldo minimal untuk menjaga ketersediaan kas bagi kegiatan bisnisnya.
Supaya dapat menjalankan pengelolaan kas, maka terdapat dua model yang dapat digunakan dalam manajemen kas, yaitu (Wadiyo, 2020):
- Model persediaan (Baumol). Model kas ini mensyaratkan kebutuhan kas harus sama dengan penggunaan persediaan. Pendapat yang melatarbelakangi hal tersebut adalah apabila suatu usaha bisnis memiliki jumlah saldo kas yang tinggi, maka hal itu mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam investasi. Sebaliknya, jumlah saldo kas yang rendah berpotensi memunculkan risiko likuiditas.
- Model Miller-Or. Pada model manajemen kas ini dilakukan penentuan batas atas dan batas bawah dari saldo kas. Penerapan model manajemen kas ini sebaiknya hanya dilakukan pada penggunaan kas yang sifatnya tidak konstan.
Penentuan model manajemen kas yang akan digunakan tergantung pada kondisi usaha bisnis masing – masing dilihat dari segi jumlah dan sifat penggunaan kas.
Berdasarkan penjelasan di dua artikel ini, maka dapat dirumuskan beberapa strategi manajemen kas yang dapat diterapkan di UMKM untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Pelaku UMKM dapat menerapkan strategi manajemen kas dengan cara mempercepat penerimaan kas, contohnya menawarkan reward bagi konsumen yang melunasi piutang sebelum tanggal jatuh tempo. Pelaku UMKM juga dapat memperlambat pengeluaran kas dengan cara membayar tagihan pada saat jatuh tempo. Strategi manajemen kas ini perlu dilakukan dengan hati – hati agar tidak mencederai kepercayaan pihak pemberi pinjaman. Selain itu, strategi manajemen kas yang dapat dilakukan pelaku UMKM adalah dengan konsisten memelihara saldo kas optimal, yaitu saldo kas yang memenuhi kebutuhan operasional dan memenuhi motif memegang kas lainnya. Terakhir, pelaku UMKM sebaiknya mulai membiasakan diri melakukan pencatatan arus kas yang rapi dan detil. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi pembukuan yang banyak didapatkan di platform digital. Aplikasi pembukuan memudahkan proses pencatatan arus kas yang lebih baik. Tetapi, akan lebih baik apabila UMKM mulai berinvestasi pada aset sumber daya manusia agar bisa merekrut staff keuangan yang dapat menyusun laporan kas secara profesional.
Demikianlah pemaparan saya mengenai manajemen kas bagi UMKM. Pengelolaan kas yang baik turut mendukung perkembangan usaha bisnis dan pada akhirnya turut berkontribusi dalam mempertahankan keberlangsungan hidup suatu UMKM. Urat nadi UMKM perlu dijaga sehingga diperlukan manajemen kas yang mumpuni agar UMKM memiliki usia bisnis yang panjang dan pertumbuhan yang konsisten. Semoga artikel saya bermanfaat bagi pelaku UMKM maupun calon wirausahawan yang hendak mendalami konsep manajemen kas.
Salam sukses selalu,
Sumber:
Wadiyo. (2020). Manajemen Kas: Motif, Model, Sistem Pengumpulan dan Pembayaran [+Contoh Riil]. https://manajemenkeuangan.net/manajemen-kas-adalah/ [Oktober 1, 2020].
Wardana, R. (2019). Manajemen Kas: Pengertian, Tujuan dan Contohnya. https://lifepal.co.id/media/manajemen-kas/ [Oktober 1, 2020].
Comments :