Bagian pertama artikel ini telah menjelaskan mengenai beberapa tahap dalam siklus akuntansi, yaitu dari tahap 1 – 6. Adapun lanjutan penjabaran dari siklus akuntansi tersebut adalah sebagai berikut (Weygand, 2015):

  1. Laporan Keuangan

Setelah menyusun jurnal penyesuaian dan membuat neraca saldo penyesuaian, maka tahap berikutnya dari siklus akuntansi adalah menyusun laporan keuangan. Secara umum, laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai perbandingan pendapatan dan beban untuk kemudian ditarik kesimpulan apakah usaha bisnis tersebut menghasilkan laba bersih atau justru malah mengalami kerugian. Laporan neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi harta, kewajiban, dan modal yang dimiliki suatu usaha bisnis pada periode tertentu. Pada laporan neraca, besarnya harta harus sama dengan jumlah kewajiban dan modal. Laporan perubahan modal disusun untuk menunjukkan perubahan modal pemilik usaha bisnis sebagai akibat penambahan laba dan pembayaran dividen. Laporan arus kas mencerminkan arus kas usaha bisnis dari kegiatan operasional, investasi, dan pembiayaan. Pada laporan arus kas dapat diketahui perubahan kas sebagai akibat adanya arus kas masuk dan arus kas keluar dari ketiga aktivitas tersebut. Penyusunan laporan keuangan yang akurat membantu manajemen maupun pihak eksternal untuk menilai kinerja bisnis secara keseluruhan. Lebih lanjut lagi, penyusunan laporan keuangan yang tepat akan membantu pihak manajemen dalam melakukan perencanaan bisnis. Berdasarkan hal tersebut, maka penyusunan jurnal umum, jurnal penyesuaian, dan neraca saldo penyesuaian yang akurat turut mempengaruhi kualitas penyajian data di laporan keuangan.

  1. Jurnal Penutup & Posting ke Buku Besar (Akun Temporer & Akun Permanen)

Siklus akuntansi tidak hanya berakhir pada penyusunan laporan keuangan. Tahap berikutnya setelah membuat laporan keuangan adalah menyusun jurnal penutup. Jurnal penutup merupakan jurnal yang disusun di akhir periode untuk menutup akun temporer agar saldonya pada periode selanjutnya adalah 0 (Ma’aruf, 2021). Lebih lanjut dijelaskan bahwa akun temporer perlu ditutup untuk menghindari bias pada laporan keuangan dengan cara memindahkan saldo akun pendapatan, beban, dan modal ke akun ikhtisar laba rugi serta memindahkan saldo akun prive ke akun modal. Penyusunan jurnal penutupan juga tetap diikuti oleh pemindahan ayat jurnal penutup ke dalam buku besar. Hal tersebut dilakukan agar terdapat bukti bahwa saldo akun temporer sudah ditutup dan nilainya adalah 0 pada periode selanjutnya.

  1. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Tahap akhir pada siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan penyusunan jurnal penutup adalah untuk menutup saldo akun temporer agar saldonya menjadi 0 pada periode berikutnya. Selain saldo akun temporer, terdapat juga saldo akun permanen yang tidak dibuat menjadi 0 saldonya di akhir periode. Saldo akun permanen inilah yang nantinya dimasukkan ke dalam neraca saldo penutupan. Tujuan dari penyusunan neraca saldo penutupan adalah untuk memastikan nilai saldo debet dan kredit pada akun permanen memiliki nilai yang seimbang setelah melakukan proses penutupan buku besar (Erilia, 2021).

Selain Sembilan tahap siklus akuntansi di atas, terdapat juga beberapa tahap yang sifatnya opsional atau tidak wajib. Sebagai contoh, diantara tahap ketujuh dan kedelapan dalam siklus akuntansi di atas usaha bisnis dapat menyusun jurnal pembetulan. Tetapi penyusunan jurnal pembetulan hanya dilakukan apabila terdapat kesalahan dalam pencatatan ayat jurnal. Penting untuk membedakan antara jurnal pembetulan dan jurnal penyesuaian karena keduanya merupakan hal yang berbeda. Jurnal penyesuaian disusun untuk menyesuaikan akun – akun tertentu sebagai akibat dari transaksi bisnis agar di akhir periode diperoleh nilai saldo sesungguhnya. Sebaliknya, jurnal pembetulan disusun hanya jika terdapat kesalahan pencatatan pada ayat jurnal. Apabila tidak terdapat kesalahan pencatatan ayat jurnal maka jurnal pembetulan tidak perlu disusun.

Usaha bisnis juga memiliki opsi untuk menyusun jurnal pembalik diantara tahap kesembilan dan tahap kesatu pada siklus akuntansi di atas. Penyusunan jurnal pembalik sifatnya tidak wajib. Jurnal pembalik disusun pada awal periode akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan perkiraan riil baru (Maulida, 2019). Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan penyusunan jurnal pembalik hanyalah untuk sekedar menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya dan meminimalkan kesalahan pada proses pencatatan; itulah mengapa jurnal pembalik umumnya digunakan bagi usaha bisnis yang memiliki banyak jurnal dan sifatnya opsional. Selain jurnal pembalik, usaha bisnis juga dapat memilih untuk menyusun kertas kerja atau neraca lajur (worksheet) di antara tahap keempat sampai keenam pada siklus akuntansi di atas. Mengapa kertas kerja sifatnya opsional? Karena kertas kerja pada dasarnya bertujuan untuk membantu atau menyederhanakan proses akuntansi yang harus dilalui untuk menyusun laporan keuangan. Penyusunan kertas kerja dapat dilakukan setelah neraca saldo dibuat. Keputusan mengenai penggunaan kertas kerja pada siklus akuntansi tergantung pada preferensi usaha bisnis masing – masing dengan mempertimbangkan kompleksitas pencatatan akuntansi.

Demikian pemaparan saya mengenai siklus akuntansi bagi usaha bisnis. Semoga artikel saya bermanfaat menambah pengetahuan bagi usaha bisnis maupun calon wirausahawan yang hendak menerapkan sistem pencatatan akuntansi yang profesional di dalam aktivitas bisnisnya. Pencatatan keuangan yang rapi, akurat, sistematis, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan turut berkontribusi bagi peningkatkan kinerja bisnis dan sekaligus meningkatkan reputasi atau kepercayaan usaha bisnis tersebut. Good Corporate Governance dimulai dari proses pencatatan keuangan yang mengikuti siklus akuntansi.

Salam Sukses,

Ajeng Mira Herdina, S.E., M.M.

Sumber:

Erilia, E. 2021. Mengenal Apa Itu Neraca Saldo Setelah Penutupan dalam Akuntansi. https://tirto.id/mengenal-apa-itu-neraca-saldo-setelah-penutupan-dalam-akuntansi-gcem. Diakses pada 1 Mei 2021.

Ma’aruf, M. 2021. Jurnal Penutup: Pengertian, Contoh, dan Cara Membuatnya. https://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/contoh-jurnal-penutup-perusahaan-jasa-penjelasan-lengkap/. Diakses pada 1 Mei 2021.

Maulida, R. 2019. Serba – Serbi Jurnal Pembalik yang Perlu Anda Ketahui. https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/serba-serbi-jurnal-pembalik. Diakses pada 1 Mei 2021.

Weygand, J.J. 2015. Financial Accounting: IFRS Edition. 03. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. ISBN:9781118978085.