Era disrupsi tidak bisa dihindari oleh siapapun, era ini muncul karena ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang yang hidup ditengah hutan sekalipun tidak bisa menghindar dari pergeseran/perubahan. Berkurangnya lahan hutan dan perubahan iklim yang menjadi akibatnya, menjadikan mereka harus menyesuaikan diri. Di era disrupsi semua orang dipaksa beradaptasi dengan perubahan akibat teknologi, tentu termasuk aktivitas bisnis.

Perubahan lingkungan dan aktifitas manusia mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri. Memanfaatkan teknologi yang ada manusia berusaha mempermudah kehidupannya. Inilah yang harus ditangkap para entrepreneur, perubahan yang ada menjadi peluang usaha baru yang dulu mungkin belum ada. Ketika dulu orang membeli makanan harus kewarung dan mengantri menunggu dilayani, berkat bantuan teknologi hal itu tidak terjadi lagi. Mereka bisa memesan makanan hanya dengan aplikasi dan makanan akan diantar ketempatnya, tanpa perlu meninggalkan pekerjaan yang sedang dilakukannya.

Untuk memenuhi keinginan membeli makanan ini saja bisa muncul banyak ide bisnis baru. Jasa deliveri, jasa pembuatan aplikasi, penyediaan bungkus makanan dan beberapa jasa lain bisa muncul. Hal itu tentunya menjadi peluang bisnis yang bisa dikerjakan orang lain, dari sebelumnya hanya bisnis makanan, dengan bantuan teknologi bisa muncul banyak bisnis baru sebagai pendukung.

Peluang ini hanya bisa ditangkap oleh mereka yang mampu beradaptasi diera disrupsi. Para pesismistis hanya melihat dari sisi negative, dimana akan banyak jenis pekerjaan yang hilang akibat teknologi. Ketakutan mereka menutup pandangan akan munculnya banyak peluang baru akibat hilangnya satu pekerjaan. Entrepreneur harus optimis dan yakin, perubahan akan memunculkan peluang bisnis baru.

Salam Sukses-KL