Ketika mendengar kata “estetik”, kita umumnya akan membayangkan sesuatu yang dihasilkan atau erat kaitannya dengan dunia seni. Penggunaan kata estetik dapat juga ditemukan dalam Creative Problem Solving Process (CPS), khususnya dalam penetapan creative thinking skills yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah secara kreatif. Aesthetic thinking merupakan salah satu creative thinking skills yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanner Christensen di dalam Buku yang berjudul The Creativity Challenge mendeskripsikan aesthetic thinking sebagai kemampuan berpikir kreatif yang menantang seseorang untuk membayangkan apa yang terjadi ketika satu bagian, fitur, atau atribut pada suatu objek dihilangkan atau ditambahkan dengan bagian, fitur, atau atribut baru.

Aesthetic thinking merupakan kemampuan berpikir kreatif yang cukup penting dimiliki oleh seorang wirausaha. Kemampuan ini membuat seorang wirausaha membayangkan bagaimana fungsi dari produk yang akan dihasilkan olehnya apabila bagian, fitur, atau atribut tertentu dari produk dihilangkan atau ditambahkan dengan bagian, fitur, atau atribut baru. Sebagai contoh, Anda menghasilkan sebuah sikat gigi. Terdapat dua atribut utama di dalam suatu sikat gigi yaitu gagang sikat dan bagian sikat itu sendiri. Apabila gagang sikat dihilangkan, apakah sikat gigi Anda masih dapat berfungsi dan bermanfaat? Apakah ketika bagian sikat dihilangkan apakah gagang yang tersisa masih dapat berfungsi dan bermanfaat? Selain menghilangkan, Anda juga dapat membayangkan bagaimana jika sikat tersebut memperoleh atribut tambahan seperti bagian pembersih lidah di belakang bagian sikat, atau apakah menambahkan karet pada bagian gagang akan menurunkan kemungkinan sikat untuk terselip ketika digunakan?

Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa aesthetic thinking memiliki peran yang cukup besar dalam pengembangan produk. Aesthetic thinking juga sangat umum digunakan pada metode atau teknik berpikir kreatif SCAMPER, khususnya pada elemen combine, adapt, modify, dan eliminate. Menggunakan aesthetic thinking, Anda dapat membayangkan bagaimana fungsi tambahan yang akan diperoleh pada produk yang Anda miliki ketika fitur atau atribut dari produk dikombinasikan dengan fitur atau atribut lain. Anda dapat membayangkan bagaimana bentuk adaptasi atau modifikasi yang perlu dilakukan agar produk Anda dapat menghasilkan nilai manfaat tambahan. Terakhir, Anda dapat membayangkan apakah mengeliminasi satu atau lebih atribut tertentu pada produk yang Anda miliki akan membuat produk menjadi lebih efektif atau tidak?

Reference

Christensen, T. (2015). The creativity challenge: Design, experiment, test, innovate, build, create, inspire, and unleash your genius. Simon a