Perusahaan  saat ini menghadapi perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan tidak pasti. Seiring dengan meningkatnya persaingan di berbagai industri menuntut perusahaan untuk semakin inovatif. Persaingan yang semakin ketat ini juga diakibatkan oleh tuntutan dari pelanggan yang semakin kompleks. Disamping itu adanya tekanan dari perusahaan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk ataupun jasa menjadi pertimbangan dalam pengembangan bisnis. Sehingga diperlukan sistem pengaturan pada proses manufaktur sehingga dihasilkan produk seperti yang diinginkan  konsumen. Perusahaan harus memahami bagaimana perencanaan, penjadwalan, persediaan dan pengaturan material berlangsung dengan baik. Disamping itu juga diperlukan sistem manufaktur secara terintegrasi. Sehingga didapatkan sistem produksi dan operasi yang efektif dan efisien. Maka dari itu penggunaaan sistem teknologi informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi organisasi. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan tantangan bagi perusahaan agar unggul di masa yang akan datang. Pemilihan dalam implementasi teknologi informasi yang tepat merupakan kunci utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Material Requirement Planning (MRP) yang kemudian berkembang menjadi Manufacturing Resource Planning (MRP II) yang kemudian menjadi sistem ERP adalah beberapa teknologi yang mendukung perusahaan untuk dapat menghasilkan peningkatan kinerja di industri tersebut. Akan tetapi beberapa perusahaan juga gagal dalam menerapkan sistem ini dikarenakan sistem tersebut tidak dilakukan modifikasi sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Sebelum era teknologi informasi timbul, proses manufaktur dilakukan secara manual. Pada saat era teknologi informasi mulai timbul, maka perusahaan terfokus pada Material Requirement Planning (MRP) dan juga Master Production Schedule (MPS). MRP dimulai sebagai sistem untuk merencanakan kebutuhan bahan baku dalam lingkungan manufaktur. Yang kemudian berkembang menjadi perencanaan sumber daya manufaktur (MRP II) yang menggunakan sistem MRP sebagai dasar dan menambahkan penjadwalan dan kegiatan perencanaan kapasitas. Pada tahun 1990-an MRP II diperluas lebih lanjut menjadi perencanaan sumber daya perusahaan (ERP)  yaitu dengan menggabungkan semua sistem MRP II.

ERP mengintegrasikan fungsi manajemen dan bisnis utama dan menyediakan pandangan yang menjadi tujuan utama perusahaan pada area keuangan, sumber daya manusia, manufaktur, supply chain dan lain-lain. Software ERP dapat dibangun dengan baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan, Sehingga dapat dilakukan berbagai modifikasi yang disesuaikan dengan proses bisnis dari perusahaan. Beberapa software yang bisa dipakai misalnya SAP, Oracle dan lain-lain, dapat dipergunakan oleh perusahaan selama hal ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan yang benar-benar mengimplementasikan ERP akan dihadapkan dengan keputusan serius apakah akan benar-benar menginvestasikan atau membelanjakan sumber daya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jika keputusan perusahaan adalah mendukung implementasi ERP maka langkah selanjutnya adalah memilih pilihan yang paling sesuai dengan perusahaan sekaligus memastikan sistem tersebut sesuai dengan tujuan dari perusahaan. ERP harus dilihat sebagai pondasi bagi perusahaan untuk memanfaatkan teknologi baru dalam mendukung proses bisnis di perusahaan. Penerapan ERP yang sukses merupakan keberhasilan perusahaan dalam mengintegrasikan seluruh proses dan fungsi bisnis yang ada.