Peran Masyarakat Kota (Citizen) dalam Penerapan Smart City
Konsep kota cerdas (smart city) yang menjadi isu besar di kota-kota besar di seluruh dunia mendorong peran aktif dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kota menggunakan pendekatan citizen centric sehingga terjadi interaksi yang lebih dinamis dan erat antara warga dengan penyedia layanan, dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah. Smart city adalah juga tentang membangun kesadaran warga kota agar berperilaku smart dan peduli dengan kotanya (Udiyana, 2018). Interaksi dua arah ini akan terus berkembang dan berproses sehingga nantinya kota akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali serta tangguh dalam merespon perubahan dan tantangan yang baru dengan lebih cepat.
Pada dasarnya, smart city bukan hanya persoalan penerapan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan kota dan tidak hanya menitikberatkan kepada pemerintahan saja. Menumbuhkembangkan peran serta masyarakat merupakan upaya sadar untuk suatu proses berkelanjutan bagi masyarakat, walau tetap dipengaruhi oleh faktor tradisi yang telah ada pada masyarakat yang bersangkutan. Namun, smart city juga harus mendorong partisipasi lebih aktif masyarakat kota dalam setiap aspek pembangunan sebagai smart people. Berikut ini contoh kontribusi masyarakat dalam mewujudkan smart city.
- Menyampaikan aspirasi.
Masyarakat hendaknya dapat ikut andil dalam memberikan masukan-masukan penting yang nantinya dapat diterapkan untuk mewujudkan smart city. Misalnya, dengan melaporkan lembaga-lembaga yang kinerjanya kurang. Keluhan yang kita berikan nantinya akan memberi solusi untuk memperbaiki kota dan kontribusi yang kita berikan akan menciptakan perubahan untuk mewujudkan smart city.
- Memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dalam mewujudkan smart city harus seimbang antara penguasaan dan pemahaman teknologi. Masyarakat terbiasa akan penggunaan teknologi untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dan hal yang berurusan dengan layanan masyarakat juga harus berbasis teknologi, ketika sudah dibuat layanannya masyarakat juga harus bisa menggunakannya karena tujuan adanya teknologi adalah untuk memudahkan.
- Komitmen dari masyarakat.
Dalam menjalankannya dibuat sebuah aturan bersama sebagai bentuk komitmen untuk menata perilaku hidup. Misalnya, dari penjagaan infrastruktur atau lingkungan, karena masyarakat merupakan aktor utama pemanfaatan infrastruktur sehingga harus ada komitmen untuk merawat dan menjaganya.
Sumber:
Rahmadona, dkk., 2014, Smart City di Indonesia, http://smartcityindonesia.blogspot.com/
Tukimin Pramono, 2017, Menumbuh Kembangkan Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Smart City Melalui Penalaran Matematika, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Matematika, Sains dan Teknologi, Yogyakarta.
Comments :