Howard Gardner merupakan salah seorang psikolog sekaligus ahli pendidikan terkemuka di zaman ini karena sumbangan pemikirannya mengenai daya intelegensi manusia. Ia mengusulkan beberapa jenis kategori baru dari intelegensi sebagaimana dirumuskannya dalam Multiple Intelligences (1993) dan The Frames of Mind (1983). Bagi Gardner, manusia tidak mungkin memiliki hanya sedikit jenis kecerdasan. Pembeda di antara manusia yang seorang dan yang lain tidak hanya terletak pada bentuk fisiknya melainkan juga pada kemampuan proses mentalnya. Gardner mengusulkan 8 jenis intelegensi yang mampu dikelola oleh manusia di antaranya ialah: Spatial-visual intelligence, musical intelligence, intrapersonal, interpersonal, body kinesthetic, natural intelligence, logical intelligence, linguistic intelligence.
Sebagaimana penyebutannya, kedelapan kecerdasan majemuk merupakan kecerdasan manusia atas: ruang dan gambaran visual, musical dan tempo, hubungan dalam diri dan di luar diri, ketubuhan, lingkungan dan alam, relasi logis dan fungsi, serta bahasa dan tanda. Bagi Gardner 8 intelegensi tersebut belum merupakan kategori yang final karena manusia dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya seiring dengan perkembangan zaman. 8 kategori kecerdasan majemuk yang dirumuskan Gardner tidak berfungsi untuk mengkategorikan kecerdasan yang ada saja. Kategori kecerdasan majemuk ini berfungsi untuk menyadarkan masyarakat bahwa manusia mampu memaksimalkan kemampuan psikisnya melalu berbagai ragam pendidikan yang bersangkutan dengan kondisi kognitif.
8 jenis kecerdasan majemuk rumusan Gardner tidak akan dapat berjalan bersamaan dalam suatu waktu. Kategori-kategori tersebut akan memunculkan dirinya dalam sikap manusia seturut dengan rangsang yang diterima. Dengan kata lain 8 kecerdasan majemuk akan mengemuka dalam kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah atau tawaran yang muncul, baik dari luar atau dalam diri seseorang tersebut. Karenanya, kesadaran mengenai kemampuan majemuk perlu ditingkatkan dalam berbagai jenjang dan proses pendidikan.
Sistem pendidikan kita tidak boleh lagi mempertimbangkan pembelajaran semata-mata sebagai proses duplikasi ilmu atau pembentukan karakter cakap kerja. Pendidikan yang terbaik adalah upaya menanam bibit peradaban yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian maka tidak ada kemampuan manusia yang dapat diabaikan apalagi dihambat dengan pertimbangan serapan pasar atau kontrak pra kerja. Namun terlepas dari sistem pendidikan yang kiranya terus berkembang, pengetahuan umum mengenai kecerdasan majemuk ini telah mudah diakses dan diupayakan secara mandiri. Sekolah merupakan satu upaya tersistem dari sekian usaha lainnya guna membentuk karakter manusia yang lebih unggul dibandingkan sebelumnya. Untuk mendukung usaha di dalam sekolah, orang tua, kawan, sanak saudara dan masyarakat secara umum perlu membuka kesempatan guna memunculkan lingkungan yang mendukung perkembangan kecerdasan majemuk.
Kematian dari kepakaran yang dirumuskan oleh Tom Nichols telah menjadi bukti bahwa manusia tidak lagi dibatasi oleh satu dua keahlian. Semua orang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan beragam tantangan sesuai dengan kemampuannya dalam pengolahan mental. Pemahaman kita atas kecerdasan majemuk tidak dirumuskan guna mengklasifikasi jenis-jenis manusia melainkan untuk meningkatkan kesadaran atas berbagai kekuatan super manusia.