Seorang aktor Amerika Serikat berdarah Yunani dan Cina Melayu bernama George Young berusaha mengenal sebagian karakter leluhurnya dengan menapaki beberapa kota di Cina seperti Jiangwan dan Nanxun. Perjalanan Young tersebut diabadikan oleh tim National Geographic dalam sebuah segmen berjudul Tracing Heritage. Di kota-kota yang ia kunjungi, Young menemukan jejak-jejak leluhurnya melalui pertemuannya dengan ibu-ibu pembuat misua, para peternak ulat sutra, para penjalin bambu, sinse, ahli rempah, seniman ukir kayu tradisional, serta pembuat tahu yang telah mewarisi resep keluarga selama lebih dari tiga generasi. Young tidak secara langsung menemukan rekam jejak leluhurnya di Cina. Namun ia menemukan satu pemahaman yang berharga mengenai karakter leluhurnya, ialah bahwa identitas warga di kota-kota tersebut ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan. Kebudayaan (heritage) sebuah bangsa dibentuk oleh aktivitas produktif warganya dalam rangka mensyukuri kesempatan hidup serta merayakan situasi yang menaungi mereka.
Melalui perjalanan panjangnya, Young menyaksikan bahwa identitas leluhurnya tersusun melalui proses pewarisan budaya masyarakat yang profesional. Ragam keprofesian masyarakat di kota-kota yang dikunjungi oleh Young menunjukkan bahwa setiap keahlian yang dimiliki oleh masyarakat mampu memproduksi nilai kebaikan, kebermanfaatan, sekaligus identitas sebuah bangsa. Selain rasio dan hati nurani, manusia dipercaya memiliki kemampuan mencipta sebagaimana penciptanya. Dalam mitos Cina, Dewi Nugua, istri dari Dewa Fu Hsi dapat menciptakan manusia yang pandai dan bermartabat dari tanah liat berwarna kuning. Kemampuan mencipta Dewi Nugua tersebut dipercaya menurun pada manusia yang hidup saat ini, misalnya ketika manusia dapat menciptakan puisi, memetakan kode-kode alam, atau membuat aturan hukum yang sesuai dengan suara hati nurani. Manusia dapat membentuk nilai dan kehormatannya berdasarkan apa yang ia kerjakan atau ia produksi.
Peran profesi dalam membentuk karakter bangsa tidak hanya terbangun di Cina. Beberapa bangsa lain seperti bangsa Yahudi, Inggris, Rusia, dan lain sebagainya mempercayai hal yang sama dalam membangun peradaban dan menjaga nilai yang mereka percayai. Keluarga Yahudi di Eropa kerap menggunakan predikat profesi keluarga sebagai nama belakang seperti Cooperman untuk anggota keluarga tukang tembaga, Einstein untuk keluarga tukang batu bangunan, Goldstein untuk keluarga pengrajin emas, Salzman untuk pedagang garam, dan Zuckerman untuk pedagang gula.
Setiap helai kembang tahu atau pot tembikar yang mewadahi bunga di sebuah restoran mewujud karena hadirnya sosok pencipta yang berperan untuk merencanakan dan membentuk benda-benda tersebut. Sang formalis dari sebuah benda atau konsep ialah para seniman, ilmuwan, pelaku bisnis, pekerja industri dan lain sebagainya. Indikasi yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalah penggunaan nalar dalam prosesnya untuk berkarya. Lebih lanjut lagi, F. Budi Hardiman dalam pengantar buku Filsafat untuk Para Profesional menyatakan bahwa sebuah profesi tidak hanya terkait dengan persoalan mata pencaharian semata melainkan lebih-lebih pada kehidupan yang baik. Namun bagaimana hubungan keprofesionalitasan dengan identitas sebuah bangsa?
Dalam memaknai profesi dan keprofesionalitasan maka kita tidak akan terlepas dari pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan kerja. Kerja adalah aktivitas manusia untuk mengolah dan memproduksi sesuatu. Dengan kata lain bekerja adalah gerak manusia yang membuatnya tetap ada pada fase yang dinamis. Sebelum memasuki tahap perdagangan dan pertukaran benda-benda, manusia bekerja untuk melengkapi kebutuhannya sendiri sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Kemudian pada tahap berikutnya manusia mulai bekerja atau melakukan aktivitas produktif karena tidak semua kebutuhannya terpenuhi dengan kemampuan keterampilannya sendiri.
Aktivitas kerja atau kegiatan produktif selanjutnya melahirkan profesi dan menjadikan manusia memiliki kekhususan dalam kemampuan mengolah suatu hal. Pada tahap ini profesi telah menunjukkan bahwa ia merupakan tanda kehidupan seorang manusia sekaligus penanda dimana ia berada dalam posisinya di antara sesamanya, ialah di dalam sebuah masyarakat.
Sama seperti Young, bangsa Indonesia memiliki kisah yang serupa dalam mencari warisan identitas leluhur. Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut menunjukkan bahwa bangsa kita bangga atas profesi yang dimiliki oleh leluhur berkebudayaan maritim. Halnya terjadi pula dengan usaha para seniman-budayawan untuk mengembangkan kembali profesi-profesi klasik di Indonesia seperti ahli herbal atau jamu dan ahli rajin (mpu) kekayaan alam seperti kayu, batu, dan logam. Dengan berusaha menjadi profesional maka kita sedang berada di setengah jalan untuk mengenal diri sendiri dan berupaya bermanfaat bagi orang lain. Usaha berkarya mempertemukan manusia dengan kesulitan hingga manusia mampu mengenali nilai yang tepat dan benar. Demikian selanjutnya karya yang dihadirkan di tengah masyarakat akan diuji dan bertahan jika memang berguna bagi masyarakat. Para profesional adalah mereka yang memaksimalkan keahlian guna merayakan kehidupan sekaligus menghasilkan peran bagi masyarakat. Para pekerja atau profesional adalah pilar – pilar pembentuk peradaban dan pelandas nilai-nilai kebaikan sebuah bangsa.