(Cat. Wakil gubernur Jawa Timur Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. memberikan Seminar Kebangsaan kepada Civitas Academica Binus Malang dengan tema: IDENTITAS KEINDONESIAAN: Nasionalisme Dulu, Kini dan Nanti. Berikut gagasan yang ditangkap oleh mahasiswa CB dari materi yang dibawakan oleh para pemateri)

Perkembangan ekonomi dunia saat ini membutuhkan dukungan internet. Kini kebutuhan manusia beralih ke dunia digital yang bisa diakses dalam sentuhan jari saja. Maka dari itu semua layanan dialihkan dalam bentuk online seperti dalam bidang ekonomi, bidang pendidikan, pemerintahan, tempat perbelanjaan/ bisnis, bidang kesehatan, dan bidang manufakturing. Tidak dapat dipungkiri fenomena ekonomi bisnis offline kini perlahan digantikan oleh bisnis online. Realitas ini memiliki keuntungan lebih namun di sisi lain juga merugikan pihak lain yang masih berbisnis secara tradisional. Sebagai contoh toko konvensional sepatu, kini dapat diakses melalui marketplace yang canggih dengan berbagai layanan yang mendukung pilihan lainnya. Fakta ini juga berdampak pada penutupan gerai sepatu di pusat-pusat perbelanjaan karena dinilai kurang efisien dan memakan cost yang besar untuk sewa tempat dan lain sebagainya. fakta seperti ini harus dihadapi sebagai tantangan sekaligus peluang.
Demi mengoptimalisasi potensi demografi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur maka generasi milennial perlu mengambil peran dalam industri kreatif. Jawa Timur memiliki empat pilar strategi untuk membangun ekosistem start-up. Pertama, Talent Pool adalah tempat untuk mengembangkan potensi talenta secara profesional agar tercipta ekosistem start-up nantinya. Kedua, Venue Capital adalah kolaborasi dengan investor untuk akses permodalan. Ketiga, UKM Go-Digital adalah strategi untuk mendorong generasi millennial dapat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan daya saing. Terakhir, ekosistem fisik adalah strategi lokasi industri diantaranya Surabaya-Malang, KEK Singhasari, East Java Super Coridor pada 5 Bakorwil. Optimalisasi peran Bakorwil dengan mengatasi beberapa masalah ekonomi. Penguatan divisi yang mampu menanggapi kebutuhan milenial dan kelompok ekonomi kecil.
Masa pandemi ini banyak sektor yang dirugikan namun di sisi lain tidak sedikit yang memiliki keuntungan. Beberapa sektor yang mengalami kerugian seperti di bidang pariwisata, bidang konstruksi, bidang transportasi, bidang pertambangan, bidang keuangan, bidang otomotif, dan bidang usaha mikro hingga menengah. Sedangkan sektor yang memiliki keuntungan ada pada bidang jasa logistik, jasa komunikasi, bidang elektronik, kebutuhan pangan (makan dan minum), bidang kesehatan, dan produk tekstil. Di luar rugi dan untung tersebut sektor bidang pertanian berada di tengah keduanya. Beberapa upaya pemulihan pasca covid-19 dalam jangka pendek 2020 yaitu, membangun pariwisata dengan membuka kembali destinasi namun dengan penerapan protokol kesehatan, dalam bidang perdagangan yaitu melakukan misi dagang antar pulau, penguatan desain produk, peberlakuan standarisasi SNI, sertifikat halal, dan perlindungan protokol kesehatan, bidang akselari investasi mempromosikan investasi dan mendukung kemudahan perijinan JOSS, sektor keuangan melakukan penataan kembali kredit UKM, bidang kesehatan menerapkan rencana aksi pangan dan gizi, meningkatkan produksi tanaman semusim, sektor umum dengan melakukan pembelajaran daring, standarisasi produk UKM yang terdampak, bidang SDA membangun produktivitas daya saing antar tenaga kerja, dan bidang perlindungan sosial memberikan bantuan sosial terutama yang rentan terdampak covid-19.
Hal-hal yang sudah dijabarkan di atas tidak ada maknanya tanpa aksi nyata. Pemuda Indonesia khususnya mahasiswa yang menjadi aktor penggerak bangsa. Diharapkan dapat peduli dengan lingkungan sekitar. Hal yang perlu diperhatikan adalah bekerja sama sebagai duta dunia maya, membuat konten yang mampu menggerakkan anak bangsa melalui karya. Identitas keindonesiaan kini perlu disadari oleh setiap pribadi dengan menyadari sejarah dan meningkatkan rasa cinta atau nasionalisme sebagai motivator pergerakkan. Masa depan Indonesia ditentukan oleh aktualisasi nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam kehidupan rakyat Indonesia. Identitas keindonesiaan ditentukan oleh berbagai faktor seperti geografis, etnologi, sikap nasionalisme, dan lain sebagainya. Kesadaran untuk menjaga keanekaragaman ini perlu terus digaungkan dalam diri bangsa Indonesia.