Penguatan adalah cara lain yang dilakukan oleh anak untuk bisa belajar bahasa. Pada pandangan ini, anak-anak akan belajar dengan dorongan positif untuk mengucapkan setiap ucapan yang serupa dengan struktur dan fungsi bahasa yang digunakan orang dewasa. Pada saat yang sama, orang dewasa akan mengoreksi ucapan mereka. Akan tetapi, orang dewasa kadang sama sekali tidak memperhatikan cara anak-anak tersebut mengatakan sesuatu selama perkataan mereka terpahami. Di sisi lain, orang tua mendorong anak-anak untuk berbicara, teapi mereka jarang mengoreksi sesuatu mereka katakan. Oleh karena itu, penguatan tidak muncul ketika anak-anak struktur kalimat yang lebih rumit yang mungkin digunakan oleh penutur dewasa.  

Pada usia satu atau dua tahun, anak-anak hidup dalam imajinasi mereka. Imajinasi mereka bisa tentang obyek, sifat, hubungan, dan hal itu berkembang selama bertahun-tahun yang akan datang. Semakin sederhana imajinasi mereka maka semakin mudah dalam mengungkapkan hal itu ke dalam bahasa. Sebaliknya, semakin kompleks imajinasi mereka maka memerlukan waktu yang lama untuk mengungkapkannya. Pertama tama, anak-anak cenderung untuk tidak menggunakan kata-kata berakhiran yang tidak memiliki makna. Kedua, anak-anak mengakuisisi bahasa yang sangat berbeda untuk mulai berbicara tentang ide-ide yang sama pada waktu yang sama. Berikut adalah contoh bahasa bayi di bawah lima tahun.  

NAMA DAN USIA  BUNYI  BENDA  KONTEKS  HASIL ANALISIS 
  1. Z (1,7 tahun). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. R (1 tahun). 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Za (3 tahun). 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Aq (2,6 tahun) 
  1. Ngeng..ngeng. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Bem..bem. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Buk, amut. 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Nubing diddy 
Mobil. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mobil. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Semut. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mobil daddy 

  1. menunjukkan gambar mobil yang ada di kaos kakinya kepada ibunya. 

 

 

 

 

  1. R menunjuk benda mobil kepada ibunya. 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Za melihat semut yang merambat di tembok dan mengatakannya pada ibunya. 

 

  1. Aq menyebut mobil daddy (panggilannya untuk ayahnya) dengan nubing diddy 
  1. Z yang memiliki skemata bahwa bunyi mobil adalah ngeng..ngeng, maka ketika ia menemukan gambar mobil ia akan menyebutnya ngeng..ngeng. Pada usia 1,7 tahun, Zidan tidak mengetahui bahwa benda yang bisa bergerak itu bernama mobil. Akan tetapi, ia membangun pengetahuan umumnya tentang mobil berdasarkan bunyi yang ia dengar. 

 

  1. R yang memiliki skemata bahwa bunyi mobil adalah bum..bum, maka ketika ia melihat sebuah mobil ia akan mengucapkan bem..bem. Pada usia 1 tahun Ray masih belum bisa mengucapkan kata “R” sehingga kata yang semula “brem..brem” menjadi bem-bem. Ia membangun pengetahuan umumnya berdasarkan bunyi yang ia dengar dari mobil, bukan melalui suara atau bentuk. 

 

  1. Za yang berusia tiga tahun mengatakan “semut” dengan “samut”. Pada usia tiga tahun, ia tidak mampu mengucapkan bunyi è secara sempurna. 

 

 

 

 

  1.  Aq yang berusia 2,6 tahun belum sempurna mengatakan bunyi “l” sehingga konsonan  di akhir kata menjadi “ng”. Anak baru bisa mengatakan bunyi “l” pada usia lima tahun.  

 

 

 Clark dan Clark. 1977. Psychology and Language. California: Harcourt Brace Jovanovich.